Report

Abdul Mu’ti: Sinergi PTM dan Persyarikatan: Ideologi, Politik dan Pelayanan Sosial

1 Mins read

IBTimes.ID – Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan “Leadership Training” untuk Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Angkatan ke-4 di Yogyakarta. PTM merupakan amal usaha Muhammadiyah. Secara ideologis, AUM merupakan institusionalisasi, aktualisasi, universalisasi dan obyektivikasi amal shalah.

Adalah Abdul Mu’ti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah) dalam satu sesi menyampaikan materi pentingnya PTM untuk bersinergi dengan Persyarikatan Muhammadiyah. Menurut Mu’ti ada tigal hal yang perlu disinergikan.

Pertama,Sinergi Ideologi. Peneguhan manhaj gerakan Muhammadiyah menjadi masalah tersendiri mengingat posisi PTM sebagai Amal Usaha Muhammadiyah. Sinergi ideologi menjadi penting karena anggota PTM adalah kaum terdidik yang memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi. Mahasiswa PTM juga sangat beragam baik dari segi sosial, ekonomi maupun ideologi.

Perguruan tinggi sebagai institusi akademik yang membangun budaya ilmiah, sehingga pemikiran apapun dapat masuk di PTM baik mahasiswa maupun para dosennya. Hal ini menjadi masalah mengingat intensitas pertemuan mahasiswa dan dosen terbatas, sehingga pertukaran intelektual kurang. Dosen kurang melakukan dialog intelektual dengan mahasiswa.

Meskipun demikian, Mu’ti juga mengatakan Muhammadiyah juga mendapatkan pemikiran-pemikiran maju sangat diperlukan dari perguruan tinggi. Akan tetapi pemikiran-pemikiran itu, harus tetap inline dan inheren dengan Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah. Keterbukaan memang perlu tetapi tetap dalam konteks manhaji.

Kedua,Sinergi Pelayanan Sosial.Muhammadiyah memiliki kekuatan dari segi pelayanan sosial. Muhammadiyah menonjol dalam bidang pelayanan seperti respons terhadap kebencanaan. Tetapi karena justru kita kuat pelayanan sosial, seakan-akan Muhammadiyah hanya sebagai gerakan sosial. Akhirnya Muhammadiyah kurang dimensi dakwahnya (pengajian).

Selain itu, karena Muhammadiyah terlalu berorientasi institusi, menjadikan kurang responsif terhadap persoalan sosial. Selama ini pelayanan sosial lebih bersifat santunan dan bersifat charity, bersifat berkelanjutan. Artinya pelayanan sosial Muhammadiyah masih karitatif. Akan bisa lebih maksimal jika terjadi sinergi antara semangat pelayanan, semangat bisnis dan pengembagan gagasan-gagasan baru melalui PTM.

Baca Juga  I Gusti Ngurah Sudiana: Potret Kerukunan Beragama di Bali

Ketiga,Sinergi Politik. Muhammadiyah perlumemperkuat peran-peran kebangsaan, misalnya PPM kekurangan resource persondengan gagasan-gagasan untuk memberi pemikiran kepada negara. PTM perlu menyediakan orang-orang yang pendapatnya quotable atau influencerdi ruang publik. Selain itu, distribusi kader-kader yang mengisi ruang publik di berbagai level harus dimainakn PTM sebagai gudang intelektual. Pengerahan opini publik lewat berbagai media juga penting ditopang oleh SDM dari PTM.

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Report

Hamim Ilyas: Islam Rahmatan Lil Alamin Tidak Sebatas Jargon

1 Mins read
IBTimes.ID – Hamim Ilyas Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, Islam Rahmatan Lil Alamin harusnya tidak sebatas jargon belaka,…
Report

Najib Burhani: Kelompok Ekstremis Mengincar Anak Muda di Media Sosial

2 Mins read
IBTimes.ID – Ahmad Najib Burhani Cendekiawan Muda Muhammadiyah menyampaikan, kelompok ekstremis kian mengincar anak muda lewat internet di media sosial. Hal ini…
Report

Robert W. Hefner: Muhammadiyah is the Most Organized Islamic Entity in the World

2 Mins read
Muhammadiyah as an organization that was established long before Indonesia’s independence has excellent educational, health, and social movements. This has received an…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *