Rasulullah SAW memberikan contoh kepada umatnya dalam segala hal, sekecil apapun. Tujuannya agar diikuti oleh umat Islam. Mulai dari bangun tidur, beraktivitas, hingga akan tidur lagi. Misalnya, untuk hal bersin, Rasulullah SAW (dalam Hadits Riwayat al-Hakim) menganjurkan supaya mengucapkan “Alhamdulillahirabbil’alamin” (segala puji bagi Allah Dzat yang memelihara sekalian alam).Orang yang mendengar suara bersin hendaknya mendoakan dengan kalimat, “Yarhamukallah” (semoga Allah merahmatimu). Orang yang bersin pun mendoakan kembali dengan kalimat, “Yaghfirullah lanaa wa lakum” (semoga Allah mengampuni kita semua).
Itulah sekutip isi buku hasil reproduksi dari Al-Adab Al-Nabawiyyah fi Al-A’mal Al-Yaumiyyah karya Kiai Ahmad Badawi al-Mataramy, ulama besar dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1962-1965 dan periode 1965-1968. Atas inisiatif Asep Shalahudin—pensyarah kitab—maka karya Ahmad Badawi ini ditata dan disusun ulang menjadi lebih rapi disertai dengan keterangan penjelasan secukupnya. Dengan penyajian materi hadits yang telah disesuaikan dengan standar penulisan hadist pada umumnya dengan mencantumkan sanad sampai pada mukharrij-nya.
Berisi tentang 100 hadits etika kehidupan sehari-hari Rasulullah, buku dengan tebal 132 halaman ini menampilkan kembali, bagaimana adab-adab aktivitas keseharian mulai dari ketika akan tidur dan setelah bangun tidur, akan dan setelah buang hajat, bagaimana adab dalam berpenampilan, etika seorang Muslim yang akan dan setelah makan, adab-adab dalam berwudhu, shalat, mengucapkan salam, bermajelis, bahkan dalam berbicara dan mendengarkan. Segala akivitas keseharian umum umat Islam sudah diberikan contoh, tidak lain adalah demi memuliakan manusia itu sendiri.
Dengan mengetahui hadits-hadits yang dianjurkan oleh Rasulullah, ternyata di dalamnya tidak lain adalah untuk menjaga setiap Muslim agar terus menjaga amal ma’ruf nahi munkar. Segala pertimbangan pasti sudah dicermati betul oleh Rasulullah SAW demi kebaikan umatnya. Lihatlah dalam urusan rutin seperti meminta izin dari sebuah acara (urusan), persahabatan, berilmu, berikut larangan-larangan agar umat Muslim tidak memiliki akhlak dan tindakan tercela sudah dicontohkan dalam hadits Rasulullah.
Konon, Kiai Ahmad Badawi menyusun Hadits Mi’ah menggunakan metode ‘kulakan.’ Yaitu, metode yang sebenarnya tidak disengaja, tetapi hanya untuk memenuhi permintaan jamaah. Setiap kali ada pertanyaan dari jamaah, Kiai Badawi lantas mencarikan hadits-hadits tersebut merujuk pada khazanah kitab-kitab klasik. Satu persatu hadits disampaikan kepada jamaah lalu terkumpul sampai berjumlah 100 hadits. Kumpulan hadits etika kehidupan sehari-hari Rasulullah kemudian menjadi bahan pelajaran bagi siswa-siswi Madrasah Muallimin dan Mu’alimat Muhammadiyah Yogyakarta yang masyhur disebut dengan kitab Hadits Mi’ah. (Redaksi)
Editor: Arif