Perspektif

Minat dan Bakat dalam Bekerja, Apa Penting?

2 Mins read

Minat merupakan suatu dorongan atau keinginan dalam diri seseorang terhadap hal tertentu. Salah satu contoh dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ketika seseorang melihat suatu kelompok sedang bermain bola basket, ia pun turut merasakan ketertarikan untuk bermain meski ia belum pernah bermain sebelumnya. Minat tidak bersifat statis, yang berarti dapat berubah tergantung faktor yang mempengaruhi orang tersebut. Ada beberapa faktor yang membuat seseorang memiliki minat yang dinamis, di antaranya yaitu faktor dorongan motif sosial dan emosional.

Motif Sosial dan Emosional

Faktor dorongan merupakan keinginan yang muncul dari diri sendiri. Contohnya, saat seseorang sedang merasa jenuh dalam belajar, maka ia akan berinisiatif mengusir rasa jenuhnya dengan pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikiran. Kemudian ada faktor motif sosial, di mana seseorang berminat melakukan sesuatu karena dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Seperti saat seseorang ingin belajar bermain golf agar diakui dan dipuji oleh teman–temannya. Lalu yang terakhir adalah faktor emosional, yaitu faktor yang mempengaruhi seseorang melalui emosi dari dalam dirinya. Contohnya, saat seseorang bermain piano, ia merasakan euforia yang memuncak yang membuatnya ingin terus bermain piano.

S.C. Utami Munandar (1985) mengatakan bahwa bakat adalah,“sebuah kemampuan bawaan dari seseorang yang mana sebagai potensi yang masih perlu untuk dikembangkan lebih lanjut dan dilatih agar dapat mencapai impian yang ingin diwujudkan.” Maka dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan bawaan dari suatu individu yang telah dimiliki sejak lahir dan potensinya perlu dikembangkan lebih lanjut agar bakat tersebut dapat disadari oleh individu itu sendiri. Bakat juga memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya adalah faktor genetik, kepribadian, dan lingkungan.

Baca Juga  Partai Pendidikan, Why Not?

Faktor genetik berpengaruh pada gen seseorang yang umumnya berasal dari keturunan. Contohnya, mendiang Kobe Bryant mewarisi bakat bermain basketnya kepada anaknya, mendiang Gianna Bryant. Kemudian yang kedua adalah faktor kepribadian yang mempengaruhi sikap, cara berperilaku, dan cara bergaul dari seseorang. Dan yang terakhir adalah faktor lingkungan yang dipengaruhi oleh lingkungan orang itu sendiri. Seperti pengaruh dari lingkungan keluarga sebagai lingkungan terdekat, hingga lingkungan pertemanan hingga lingkungan masyarakat dari seseorang sebagai lingkungan terjauh.

Minat dan Bakat dalam Pekerjaan

Lantas apa hubungannya dengan pekerjaan? Dalam bekerja, minat dan bakat cukup berpengaruh. Jika seseorang memiliki minat dan bakat terhadap suatu pekerjaan, maka ia tidak akan merasakan sensasi sedang bekerja karena ia sangat senang melakukan pekerjaan itu sehingga dapat diselesaikan dengan lancar dan tanpa tekanan.

Kemudian, jika seseorang bekerja sesuai bidang yang dikuasainya, maka uang tidak lagi menjadi tujuan utamanya dalam bekerja, karena kegiatan dalam pekerjaan tersebut sudah menjadi tujuan utamanya untuk bekerja. Seseorang yang bekerja sesuai minat dan bakatnya juga tidak akan merasa keberatan jika ia mendapatkan pekerjaan yang menuntutnya untuk lembur atau bekerja hingga melewati batas waktu kerja.

Hal ini karena seseorang yang mengerjakan sesuatu sesuai dengan minat dan bakatnya cenderung lupa waktu jika tengah melakukan pekerjaan tersebut sehingga bekerja lembur tidak akan menjadi masalah baginya. Dan jika pekerjaan tersebut dapat terselesaikan dengan baik, maka ia akan mendapatkan kepuasan tersendiri yang akan membuatnya kembali semangat untuk mengerjakan pekerjaan itu lagi di waktu selanjutnya.

Related posts
Perspektif

Secara Historis, Petani itu Orang Kaya: Membaca Ulang Zakat Pertanian

3 Mins read
Ketika membaca penjelasan Profesor Yusuf Al-Qaradawi (rahimahullah) tentang zakat profesi, saya menemukan satu hal menarik dari argumen beliau tentang wajibnya zakat profesi….
Perspektif

Apa Saja Tantangan Mengajarkan Studi Islam di Kampus?

4 Mins read
Salah satu yang menjadi persoalan kampus Islam dalam pengembangan kapasitas akademik mahasiswa ialah pada mata kuliah Islamic Studies. Pasalnya baik dosen maupun…
Perspektif

Bank Syariah Tak Sama dengan Bank Konvensional

3 Mins read
Di masyarakat umum, masih banyak yang beranggapan bahwa Bank Syari’ah tidak memiliki perbedaan nyata dengan Bank Konvensional. Mereka percaya bahwa perbedaan hanya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *