Perspektif

Kualitas Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Masih Perlu Diperbaiki

2 Mins read

IBTimes.ID. Berdasarkan hasil akreditasi Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sekalipun jumlah sekolah terus bertambah, tetapi kualitas lembaga pendidikan persyarikatan ini masih perlu diperbaiki. Padahal, sejarah telah mencatat bahwa konstribusi terbesar Muhammadiyah bagi bangsa ini salah satunya adalah bidang pendidikan. Oleh karena itu, perlu digagas langkah-langkah strategis dalam memperbaiki kualitas sekolah-sekolah Muhammadiyah.

Kontribusi Muhammadiyah untuk Bangsa

Perjalanan bangsa ini tidak dapat dilepaskan dari Persyarikatan Muhammadiyah. Kontribusi nyata Persyarikatan Muhammadiyah terhadap bangsa ini salah satunya yang terbesar adalah penyelenggaraan pendidikan.

Sejarawan Taufik Abdullah menegaskan bahwa jasa besar yang disumbangkan Muhammadiyah pada bangsa ini adalah “gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa.” Bahkan, sebelum organisasi Muhammadiyah didirikan secara formal, KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah dan madrasah. Konsep sekolah dan madrasah yang didirikan merupakan pembaruan di bidang Pendidikan. Yaitu, konsep pendidikan holistik yang memadukan pengetahuan umum dan keagamaan.

Perkembangan lembaga pendidikan Muhammadiyah semakin pesat. Hal ini karena sekolah-sekolah Muhammadiyah dikelola dengan manajemen yang modern, tertata rapi dan ditangani secara profesional. Tidak hanya sekolah atau madrasah, perkembangan perguruan tinggi Muhammadiyah juga semakin pesat. Seiring dengan perkembangan zaman, sekolah Muhammadiyah tidak terlepas dari berbagai tantangan dan dinamika zaman.       

Hasil Akreditasi                                             

Berdasarkan data yang dihimpun dari website resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah  tercatat: 30.125 TK PAUD/TPQ, 2.766 SD/MI, 1.826 SMP/MTs, 1.407 SMA/SMK/MA, 360 Pondok Pesantren, 163 Universitas/PT dan 50 SLB (www.muhammadiyah.or.id).

Untuk mengukur kualitas lembaga pendidikan Muhammadiyah, hasil akreditasi yang dihimpun dari Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah dapat menjadi tolak ukur. Akreditasi yang bersumber dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah untuk jenjang SD berakreditasi A berjumlah 35 %, B (47%), C (9 %). Tidak terakreditasi (7%) dan sekolah baru (2%). Jenjang SMP akreditasi A berjumlah 53 %, B (535), C (13 %), tidak terakreditasi (2,5 %) dan sekolah baru (1,5 %).

Baca Juga  Apa Problem Pendidikan di Indonesia?

Jenjang SMA akreditasi A berjumlah 32 %, B (50%), C (14 %), tidak terakreditasi (2 %) dan sekolah baru (2 %). Jenjang SMK akreditasi A berjumlah 27 %, B (57 %), C (14 %). Tidak terakreditasi (0,5 %) dan sekolah baru (1,5%). Sedangkan SLB akreditasi A berjumlah 19 %, B (61 %), C (3 %), tidak terakreditasi (11 %) dan SLB baru (6 %).

***

Data mutu sekolah indeks baik yang dirilis dari Kemdikbud RI mengenai data mutu sekolah indeks baik yang dirilis Mei 2019 lalu dari Dapodik Kemdikbud RI menunjukkan SD Muhammadiyah yang dikategorikan bermutu baik berjumlah 553 sekolah atau 43.4 %  yang dikategorikan bermutu baik (dari Jumlah total 44.893 SD yang dinilai bermutu baik seluruh Indonesia; menempati urutan pertama dan melampaui SD Negeri yang hanya mencapai 40.786 atau 30.9 %. 

Untuk sekolah dasar, sekolah Muhammadiyah masih menjadi trend setter dan membanggakan. Namun, dalam konteks SMP, SMA dan SMK masih jauh dari harapan. SMP menunjukkan 22, 8 % dibandingkan negeri 29, 4 %, SMA 23, 3 % dari 29, 1 % dan jenjang SMK 17, 1 % dari 18,3 %.

Berdasarkan data yang dihimpun dari data Dapodik Kemdikbud RI Tahun 2018 menunjukkan sekolah Muhammadiyah yang jumlah siswanya kurang dari 50 siswa, jenjang SD Muhammadiyah sebanyak 95 sekolah. Untuk jenjang SMP sebanyak 157 sekolah. Untuk jenjang SMA sebanyak 58 sekolah dan SMK 39 sekolah.

Editor: Arif

Abdullah Mukti
10 posts

About author
Anggota Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah
Articles
Related posts
Perspektif

Gelombang Protes dari Dunia Kampus Menguat, Akankah Terjadi 'American Spring'?

4 Mins read
Pada tahun 2010-2011 terjadi demonstrasi besar-besaran di sejumlah negara Arab. Protes tersebut menuntut pemerintahan segera diganti karena dianggap tidak lagi ‘pro-rakyat’. Protes…
Perspektif

Buat Akademisi, Stop Nyinyir Terhadap Artis!

3 Mins read
Sebagai seorang akademisi, saya cukup miris, heran, dan sekaligus terusik dengan sebagian rekan akademisi lain yang memandang rendah profesi artis. Ungkapan-ungkapan sinis…
Perspektif

Begini Kira-Kira Jika Buya Hamka Berbicara tentang Bola

3 Mins read
Kita harus menang! Tetapi di manakah letak kemenangan itu? Yaitu di balik perjuangan dan kepayahan. Di balik keringat, darah, dan air mata….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *