Perspektif

Cocokologi Setan Merah

3 Mins read

Diri ini merasa tertantang untuk membuat sebuah tulisan terkait sepak bola setelah melihat tulisan Khoirul Huda yang menulis ‘The Beauty of Serie A dan Kedigjayaan (semu) Juventus’. Meskipun setelah Huda menulis itu, ternyata Juventus harus menelan kekalahan di Liga Champion melawan Lyon dan memecat Sarri sebagai pelatih, sungguh nasib dirimu nak. Bagaimanapun juga, saya juga menyukai Juventus ketika masih ada Pavel Nedved, pemain berambut blonde panjang terurai, yang wajahnya (tidak) mirip dengan saya.

Tulisan ini bukan untuk membantah tulisan Huda, karena tanpa dibantah pun, kedigjayaan Juventus hanya sebatas semu belaka. Saya membuat tulisan ini tentang Manchester United (MU), yang beberapa tahun ini sangat suram. Sebagai pendukung setianya, tentu hati ini menjerit-jerit ketika ada pendukung ‘liperpul’, sebuah klub bal-balan yang tiga puluh tahun puasa gelar dan sembilan kali mengganti pelatih, berbahagia setelah klubnya mengangkat Piala Liga Inggris (Premier League), meskipun perayaannya tidak meriah (hahahahahahahahahahaha).

Setan Merah (julukan MU), sudah tujuh tahun puasa gelar Liga Inggris. Selama itulah saya harus menelan ludah berkali-kali, memperkuat ketahanan jantung, mempertebal mental, dan kekuatan ketahanan gendang telinga atas suara-suara sumbar.

Selama tujuh tahun puasa gelar, pergantian pelatih sudah berkali-kali dilakukan mulai dari David Moyes, Ryan Giggs, Louis van Gaal, Jose Mourinho, hingga Ole Gunnar Solskjaer, masih belum bisa mengangkat piala ke-21nya. Pemain-pemainnya sudah banyak yang datang-pergi.

Harapan Baru Setan Merah

Sebenarnya pada tahun ini, Setan Merah ‘cukup’ bagus performanya. Pemain-pemain muda sudah menjanjikan bermainnya. Pemain baru seperti Bruno Miguel Borges Fernandes sudah sangat nyaman bermainnya. Pemain dengan gaya loncat indahnya itu sudah menjadi harapan baru setan merah. Hal ini terlihat dari performanya yang mendapatkan pemain terbaik Liga Inggris edisi Bulan Juni.

Baca Juga  Pentingnya Selektif dalam Memilih Guru Agama

Performa apik Setan Merah mulai meningkat setelah tim ini diambil alih kepelatihannya oleh Ole Gunnar Solskjaer. Mantan pemain Setan Merah ini dapat mengangkat kembali keganasan MU. Peningkatan yang signifikan pada musim 2019/2020 adalah ketika orang-orang menganggap MU akan berdiam diri di papan bawah, ternyata bisa nongkrong sambil ngopi di papan atas di posisi ketiga, yang musim sebelumnya hanya di posisi enam. Memang bagi klub macam ‘Liperpul’ atau ‘Man Siti’, posisi ketiga sangat diremehin. Tapi pernah gak sih lu nyangka kalau di awal musim MU yang mainnya amburadul di akhir bisa main bagus dan harus ngegeser Leicester dan ‘Celsi’.

Selain tangan dingin Ole Solskjaer, pemain-pemain muda bertalenta sudah bisa diandalkan, sebut saja seperti Marcus Rashford, pemain dan aktivis kemanusiaan yang kemarin dapat penghargaan dari High Sheriff Manchester dan Gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari University of Manchester, begitu lihai bermain bersama Martial dan Pogba. Pemain-pemain senior seperti Juan Mata dan Matic bisa menjadi pelengkap pemain muda tersebut.

Otewe Gelar ke-21

Musim 2019/2020 sudah berakhir, yang diakhiri dengan pengangkatan piala oleh klub bal-balan ‘Liperpul’. Pada bulan September, musim baru akan dimulai. Musim 2020/2021 akan diselenggarakan. Walaupun Setan Merah harus berakhir di posisi ketiga pada musim 2019/2020, tapi Setan Merah bisa menunjukkan performa yang apik.

Pemain baru sudah mulai direkrut oleh Setan Merah untuk memperkuat skuat pemainnya. Sampai tulisan ini ditulis, yang sudah fix datang ke Old Trafford adalah Donny van de Beek. Pemain anyar yang masih berusia 23 tahun ini, berhasil direkrut oleh MU yang didatangkan langsung dari AFC Ajax.

Cocokologi ‘Van”

Jika saya melakukan cocoklogi yang berkembang di Setan Merah, biasanya MU akan meraih gelar Piala Liga Inggris jika pemainnya ada yang bernama ‘van’. Kok bisa? Mari kita bahas sejarahnya. Dulu MU punya penjaga gawang bernama Raimond van der Gouw yang bermain di MU pada tahun 1996-2002. Selain van der Gouw, kita mengenal Ruud van Nistelrooy, pemain yang berposisi striker pada tahun 2001-2006. Pada tahun 2005-2011, Setan Merah juga memiliki penjaga gawang bernama ‘van’, yaitu Edwin van der Sar. Dari nama-nama tersebut di atas, dimulai dari Raimond van der Gouw sampai Edwin van der Sar (1996-2011), sudah TIGA BELAS KALI mengangkat Piala Liga Inggris.

Baca Juga  Pulangkan Eks-ISIS!

Pemain ‘van’ yang terakhir adalah Robin van Persie, meskipun namanya memiliki kesamaan dengan tokoh One Piece, Robin van Persie akhirnya bisa mengangkat Piala Liga Inggris setelah dia harus menunggu selama delapan tahun (2004-2012) di Klub bal-balan Arsenal. Setelah pindah ke Setan Merah, van Persie bisa merasakan mengangkat Piala Liga Inggris dan menggenapkan piala Setan Merah menjadi 20 sesuai dengan nomor punggung van Persie di MU.

Demi menjawab kesombongan ‘Liperpul’, Solskjaer merekrut ‘van’ baru untuk bisa mengganjilkan gelar Liga Inggris ke-21. Donny van de Beek jika sesuai dengan cocoklogi ‘van’ maka dapat dipastikan pada musim 2020-2021 Setan Merah akan mendapatkan Juara Liga Inggris, Juara Liga Champion, dan Juara FA Cup.

Pokoknya musim 2020-2021, Setan Merah harus Treble, seperti Musim 1998-1999. Yang harus digaribawahi oleh para Haters Setan Merah, cocoklogi ‘van’ hanya berlaku untuk pemain, tidak berlaku untuk pelatih seperti van Ga(g)al. Salam satu rumput!

Editor: Yahya FR

Avatar
1 posts

About author
Penggagas Anti Haters MU (AHMU)
Articles
Related posts
Perspektif

Tunisia dan Indonesia: Jauh Secara Jarak tapi Dekat Secara Kebudayaan

2 Mins read
“Tunisia dan Indonesia Jauh secara Jarak tetapi dekat secara Kebudayaan”, tetapi sebaliknya “Tunisia dan Eropa itu jaraknya dekat, tapi jauh secara Kebudayaan”…
Perspektif

Gelombang Protes dari Dunia Kampus Menguat, Akankah Terjadi 'American Spring'?

4 Mins read
Pada tahun 2010-2011 terjadi demonstrasi besar-besaran di sejumlah negara Arab. Protes tersebut menuntut pemerintahan segera diganti karena dianggap tidak lagi ‘pro-rakyat’. Protes…
Perspektif

Buat Akademisi, Stop Nyinyir Terhadap Artis!

3 Mins read
Sebagai seorang akademisi, saya cukup miris, heran, dan sekaligus terusik dengan sebagian rekan akademisi lain yang memandang rendah profesi artis. Ungkapan-ungkapan sinis…