Sahabat pembaca yang dirahmati Alloh Subhanallah Wa Ta’ala. Secara syar’i ada beberapa hal yang diteladankan Rasulullah untuk menyambutkan kelahiran bayi kita, yaitu:
Mengusap/Membersihkan Mulutnya pada bagian Langit-Langit dengan Buah Kurma
Tidak kalah penting, bagi bayi yang baru lahir, agar dibersihkan mulutnya.
اَلْحَدٍثَ اَبِى مُوْسَ ر ض قَالَ؛ وَلَدَلِى غُلَامً فَاَتَيْتُ بِهِ اَلنَّبِى صلم فَاَسْمَاهُ اِبْرَهِيْمَ فَحَنَكَهُ بِتَمْرَةِ وَدَعَالَهُ بِاَلْبَرَكَةِ. الحدرواه البحاري
Hadis Abu Musa Ra. Berkata: “Telah lahir anakku, lalu aku bawa kepada Nabi Saw, maka diberinya nama Ibrahim lalu diusap langit-langit mulutnya dengan kurma dan didoakan dengan barakah … seterusnya hadits.(HR Bukhari)
Mendoakan Anak Agar Hidupnya Terhindar dari Godaan/Gangguan Syaithan
Setelah orang tuanya tahu bahwa anaknya telah lahir dengan selamat, segeralah ia mendoalan untuk anaknya itu seperti Rasulullah pernah medoakan cucunya Hasan Husain dengan doa berikut ini:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَآمَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَآمَّةٍ
Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah dari segala setan, kesusahan, dan pandangan yang jahat.”
Dalilnya:
حَدَّثَناَ عُثْمَانَ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَناَ جَرِيْرٌ عَنْ مَنْصُوْرٍعَنِ الْمِنْهَالِ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُيَيْرً عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ النَّبِىَّ صلى الله عليه و سلم قَالَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَ الْحُسَيْنَ وَ يقول إِنَّ أَبَا كُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيْلَ وَ إِسْحَاقَ أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَامَّةِ مِنْ كل شيطان وَهَمَّاةٍ وَ مِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ (رواه البخارى)
Artinya: Ibnu Abbas berkata: “Adalah Rasulullah saw memohon perlindungan bagi Hasan dan Husein seraya bersabda: “Sesungguhnya Nabi Ibrahim memohon perlindungan bagi Ismail dan Ishaq: “Aku berlindung dengan firman Allah yang sempurna dari segala syetan, gangguan dari jenis binatang dan serangga yang mematikan dan penggoda yang jahat”. (HR. Al-Bukhari).
Termasuk bagi yang tilik bayi/jagong bayi, diharapkan juga mendoakan bayi yang baru dilahirkan itu. Minimal dengan ucapan selamat atas kelahiran bayi tersebut, atau seprti ucapan di bawah ini!
Ucapan Selamat Bagi Orang yang Dikaruniai Kelahiran Anak
بَارَكَ اللهُ لَكَ فِي الْمَوْهُوْبِ لَكَ، وَشَكَرْتَ الْوَاهِبَ، وَبَلَغَ أَشُدَّهُ، وَرُزِقْتَ بِرَّهُ. وَيَرُدُّ عَلَيْهِ
145. “Semoga Allah memberkahimu dalam anak yang diberikan kepadamu. Kamu pun bersyukur kepada Sang Pemberi, dan dia dapat mencapai dewasa, serta kamu dikaruniai kebaikannya.”
فَيَقُوْلُ: بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ، وَجَزَاكَ اللهُ خَيْرًا، وَرَزَقَكَ اللهُ مِثْلَهُ، وَأَجْزَلَ ثَوَابَكَ
Sedang orang yang diberi ucapan selamat membalas dengan mengucapkan: “Semoga Allah juga memberkahimu dan melimpahkan kebahagiaan untukmu. Semoga Allah membalasmu dengan sebaik-baik balasan, mengaruniakan kepadamu sepertinya dan melipat gandakan pahalamu.” (Shahih Al-Adzkar lin Nawawi, oleh Salim Al-Hilali 2/713.
Memberi Nama yang Baik
Berilah nama yang bagus pada hari lahirnya atau pada hari ketujuh, kemudian cukurlah rambutnya seluruhnya. Dan pada hari ke tujuh itu sembelihlah dua ekor kambing untuk bayi laki-laki dan 1 ekor kambing untuk bayi perempuan (‘aqiqah)
اَلْحَدِثُ اَبِى الدرده ر ض قَالَ؛ قَالَ رَسُوْلُ الله صلم اَنْتُمْ تَدْعُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَتِ بِاَسْمَأُكُمْ وًاَسْمَاءِ اَبَاءَ كُمً فَاَحْسَنُوْ اَسْمَأٍكُ
Karena hadits yang dari Abi Dardah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Kamu akan dipanggil kelak di hari kiamat, nama-namamu dan nama orang tuamu, maka baguskan nama-namamu!” (HR Abu Dawud, Darimi. Dan Ibnu Qayyim bahwa sanadnya bagus)
Pada dasarkan nama itu mengandung doa atau harapan dari orang tua. Misalnya Abdulkarim, dengan nama itu orang tua berharap kelak anaknya menjadi orang yang yang berkahlak mulia. Nama juga merupakan tanda, misalnya berkaitan dengan peristiwa/ waktu tertentu. Misalnya : Lailulfajir, berarti anak itu lahir pada waktu malam menjelang pagi.
Beberapa pedoman singkat memberi nama yang baik:
- Dua atau tiga (suku) kata: Abdullah, Tamim Addahri.
- Memeiliki makna yang dalam,
- Mengandung unsur asma’ul husna, agar kelak memiliki sifat mulia seperti namanya: Abu Salam, Abdul aziz.
- Nama itu sudah diapakai oleh orang yang terbukti mulia akhlaqnya: misalnya nama para nabi dan Rasul serta para pahlawan: Ibrahim, Abu Qasim
Telah tsabit dari hadits Mughiroh bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda:
أنهم كانوا يسمون بأسماء أنبيائهم والصالحين (رواه مسلم).
“Sesungguhnya mereka memberikan nama (pada anak-anak mereka) dengan nama-nama para nabi dan orang-orang saleh” (HR. Muslim).
Mencukur Rambut Kepala
Cukurlah rambut bayi itu semuanya
لِحَدِثِ اِبْنُ عُمَرْقَالَ ؛ رَاَىْ رَسُوْلله صلم صَبِيَا فَدْحَلَقَ بَعْضَ شِعْرُ رَأْسَهُ وَتَرَكَ بَغْضَهُ فناهُمْ عَنْ ذَلِكَ وَقَالَ؛ اُحْلُقُوهُ كُلُّهُ اَوْ تَرَكَوهُ كُلُّهُ
Hadits dari Umar ra yang berkata bahwa Rasulullah saw melihat seorang anak yang dicukur sebagian rambut kepalanya dan ditinggal sebagiannya (tidak dicukur), maka Rasulullah bersabda: “Cukurlah semuanya atau tinggalkan (tidak dicukur semuanya) (Hr Abu Dawud, Buhari, Muslim
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallâhu ‘anhumâ bahwa beliau berkata,
ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﻬَﻰ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻘَﺰَﻉِ
“Sesungguhnya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam melarang dari Qaza’.” Ditanyakan kepada Nâfi’ yang meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, “Apa Qaza’ itu?” Nâfi’ menjawab, “Sebagian kepala anak kecil digundul, dan sebagian yang lainnya ditinggalkan.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim. Lafazh hadits milik Muslim)
Qaza’ adalah tindakan mencukur rambut anak kecil pada beberapa titik (secara acak) setelah kelahiran dan membiarkannya di beberapa titik lainnya sehingga tidak beraturan seperti gumpalan awan.
Mengadakan ‘Aqiqah Pada Hari Ketujuh Kelahiran Anak
Aqiqah adalah acara (seremonial) tasyakuran atas kelahiran seorang anak yang dilaksanakan pada hari ketujuh. Pada acara tersebutkan atas nama bayi itu dipotongkan kambing, dicukur rambutnya, dan diberi nama yang baik. Acara tasyakuran ‘aqiqah ini hukumnya sunah. Rasulullah bersabda:
مَنْ اَحَبَ مِنْكُمْ اَنْ يُنَسَكَ عَن وَلِدِهِ فَلْيَفْعَلْ عَنِ الْغُلَامِ شَتَانِ مُكَافَ اَتَانِ وَعَنِ الْجَرِيْةِ شَتٌ
Barang siapa di antara kamu ingin beribadah untuk anaknya, maka hendaklah ia sembelihkan dua kambing yang sama umurnya untuk seorang bayi laki-laki, dan seekor kambing untuk bayi perempuan (HR Ahmad)
Pengajaran pertama yang dibrikan Rasulullah adalah membuat keteladanan berderma, yang diujudkan dalambentuk ‘aqiqah.
Samurah bin Jundub, nabi bersabda:
كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّيكُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تَذْ بَحُ عَنْهُ يَوْمَسَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى
“Setiap bayi tergadai dengan ‘aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama” [HR Abu Dawud, no. 2838)
الِحَدِيْثِ عَأِسَةِ قَالَتْ؛ قَالَ رَسُولُ الله صلعم عَقِيْقَةُ الْغُلَامُ شَاتَانِ مَكَافَءَتَانِ وَعَنِ الْجَارِيَةٌ شَأْتٌ
Hadist dari ‘Aisyah ra yang berkata bahwa Rasulullah saw bersabda ; aqiqah bagi anak laki-laki 2 ekor kambing yang sepadan dan bagi anak perempuan 1 ekor.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَمْرَهُمْ أَنْ يُعَقَّ عَنْ اَلْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ, وَعَنْ اَلْجَارِيَةِ شَاةٌ
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan mereka agar beraqiqah dua ekor kambing yang sepadan (umur dan besarnya) untuk bayi laki-laki dan seekor kambing untuk bayi perempuan. (HR Abu Daud)
Editor: Yusuf