Report

Syamsul Anwar: Jadikan Agama sebagai Penyelesai Masalah

1 Mins read

IBTimes.ID – Indonesia tengah menghadapi banyak persoalan yang kompleks. Persoalan pandemi tidak hanya persoalan kesehatan, tetapi membawa dampak serius ke aspek lain seperti ekonomi, sosial, pendidikan, dan budaya. Selain itu, ada juga persoalan perenial seperti korupsi yang tak kunjung selesai, hukum tebang pilih, sengketa tanah, dan lain-lain.

Hal ini disampaikan oleh Prof. Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam sambutannya pada Opening Ceremony Musyawarah Nasional Tarjih Muhammadiyah XXXI. Ia menyampaikan sambutan secara daring dari Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.

Ia menyebut ada masalah-masalah sosial yang sering dilupakan oleh umat Islam, seperti pemuliaan terhadap orang-orang tak berdaya seperti kaum senior, orang sakit, dan difabel. Maka, dalam rangka menyelesaikan persoalan ini, salah satu modal sosial yang tidak boleh dilupakan adalah agama.

“Hal ini bukan saja karna bangsa kita adalah bangsa yang relijius. Namun juga karena kita memiliki falsafah Pancasila. Dimana sila pertamanya adalah ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’,” ujarnya.

Menurut Ustaz Syamsul Anwar, agama merupakan kumpulan nilai-nilai dan asas-asas yang harus dipahami, dijabarkan, dan diinterpretasi dari waktu ke waktu untuk dapat menuruti kebutuhan masyarakat yang berkembang cepat.

“Apa yang kita rumuskan saat ini, mungkin beberapa waktu kedepan, sudah terasa kurang, bahkan kehilangan relevansi, karena perubahan-perubahan yang cepat di dalam masyarakat,” imbuhnya.

Oleh karena itu agama harus selalu direinterpretasi untuk dapat menemukan relevansinya kembali dalam konteks yang terus berubah. Karenanya ia sepakat jika beragama dimaknai sebagai proses pencarian jalan Tuhan yang tidak pernah berhenti. Maka sudah semestinya, proses ini dilakukan dengan sungguh-sungguh guna menemukan jalan ilahi tersebut.

Permasalahan yang besar lagi kompleks yang menimpa bangsa ini, menurut Ustaz Syamsul bisa dicarikan jalan keluarnya atau bisa diselesaikan dengan baik, asal bangsa ini tidak melupakan agama. Sebab agama memiliki potensi yang besar untuk memecahkan semua masalah keumatan dan kebangsaan.

Baca Juga  Tiga Syarat Percepatan Digitalisasi Muhammadiyah

“Dalam proses pencarian jalan ilahi ini perlu pandangan yang bijaksana, sikap yang seimbang, dan tengahan. Karenanya pemahaman yang moderat menjadi suatu keniscayaan,” imbuhnya.

Tema-tema yang akan dibahas dalam Munas ini adalah Fikih Zakat Kontemporer, Fikih Difabel, Fikih Agraria, Risalah Akhlak Islam Filosofis, Eutanasia, Physician Assisted Suicide dan Palliative Care, Kriteria Waktu Subuh, dan Pengembangan Hukum HPT.

Rangkaian kegiatan Munas juga disertai dengan Rapat Kerja Nasional Majelis Tarjih dan Tajdid yang telah dilaksanakan pada Sabtu (28/11).

Reporter: Yusuf

Avatar
1352 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

UAH: Musik Tidak Selalu Haram

1 Mins read
IBTimes.ID – Ustadz Adi Hidayat (UAH), Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menyebutkan bahwa musik tidak selalu haram. Islam itu tidak anti…
Report

Savic Ali: Muhammadiyah Lebih Menderita karena Salafi Ketimbang NU

2 Mins read
IBTimes.ID – Memasuki era reformasi, Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Lahirnya ruang keterbukaan yang melebar dan lapangan yang terbuka luas, nampaknya menjadi…
Report

Haedar Nashir: dari Sosiolog Menjadi Begawan Moderasi

2 Mins read
IBTimes.ID – Perjalanannya sebagai seorang mahasiswa S2 dan S3 Sosiologi Universitas Gadjah Mada hingga beliau menulis pidato Guru Besar Sosiologi di Universitas…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *