Mendengar nama Nabi Isa a.s., ingatan mungkin akan langsung mengarah kepada agama Kristen. Banyak yang menganggap bahwa ia beragama Kristen. Padahal, agama Kristen lahir jauh setelah Nabi Isa meninggal.
Yesus dan Isa merupakan orang yang sama. Namun, ada beberapa yang menganggap berbeda. Sebenarnya, perbedaan hanya terletak pada wilayah dialek.
Isa, aslinya berasal dari bahasa Ibrani, yakni kata Iesuua (baca: Yesua), sedangkan bahasa Arabnya menjadi Isa. Ketika masuk ke dunia Barat, mereka menyebutnya dengan Yesus.
Nabi Isa lahir di Betlehem, dekat dengan Pakistan, provinsi Yudea, jajahannya Romawi. Kelahirannya monumental, karena tidak memiliki bapak.
Pada masa kelahirannya, terdapat ramalan bahwa sebentar lagi akan lahir raja di atas raja yang juga menaklukkan semua raja. Sang gubernur pun khawatir dan membuat kebijakan bahwasanya anak umur 2 tahun ke bawah harus dibunuh.
Dalam keadaan tersebut, Isa selamat karena dibawa ibunya, Maryam, ke Mesir.
Kisah Dakwah Isa
Isa dibaiat pada usia 30 tahun. Kemudian, ia melanjutkan perjalanan dakwahnya secara efektif selama 3 tahun. Di tahun yang ketiga, ia mengalami hukuman penyaliban.
Lalu muncul pertanyaan dari sahabat Isa, yang mempertanyakan mengapa pada zaman kepemimpinan Yahya, keadaan aman dan tertib, tetapi mengapa sekarang kacau?
Isa pun menjawab, “Dahulu ketika imamnya Yahya, umatnya bagus-bagus seperti saya, sementara sekarang ketika aku menjadi imam, umatnya rusak seperti kalian.”
Dalam rentang waktu 3 tahun tersebut, Isa didukung oleh murid-muridnya yang dalam Al-Qur’an disebut hawariyyun. Mereka berjumlah 12, dan dikader sendiri oleh Nabi Isa. Dari 12 orang tersebut, terdapat salah satu dari muridnya yang berkhianat.
Yudas, Apakah Pengkhianat Nabi Isa?
Duduk perkara mengenai kisah Yudas Iskariot yang dianggap berkhianat ini, sebenarnya berawal dari ketakutan para muridnya terhadap keselamatan Nabi Isa.
Seperti halnya para nabi sebelumnya, kemunculannya sebagai nabi pun tidak lepas dari pengejaran-pengejaran, termasuk oleh pemerintah. Agar Nabi Isa aman, para hawariyyun ini kemudian mengaku sebagai Nabi Isa tiap kali ditemui.
Saat itu, tertangkaplah Yudas dan disiksalah ia, hingga tak kuat lagi ia menahan sakit akhirnya mengaku nahwa dia bukan Nabi Isa. Yudas pun merasa telah mengkhianati Isa karena sudah berbohong, ia menyesal. Kemudian pergi ke mana pun, ia mengaku sebagai Nabi Isa. Yudas juga lah yang paling mirip wajahnya dengan Isa. Hingga ia tertangkap dan disalib.
“Dalam Al-Qur’an, wajah Yudas ini redaksinya memakai kata ‘diserupakan’. Selama ini kita mungkin bertanya-tanya, bagaimana caranya diserupakan, apakah tiba-tiba diubah oleh Allah atau bagaimana. Memang dalam cerita ini, Yudas yang paling mirip dengan Nabi Isa”, jelas Fahruddin Faiz dalam Ngaji Filsafat yang diunggah oleh kanal YouTube MJS Channel tanggal 19 Juli 2020.
Ia menambahkan pula bahwa di dalam Al-Qur’an Nabi Isa lebih paling banyak disebut daripada Nabi Muhammad. “Paling banyak disebut adalah Nabi Musa, setelahnya adalah Nabi Isa”, pungkasnya.
Reporter: Lely N