Perspektif

Pak Amien, dari Nasionalis-Religius Menuju Sektarian-Ekslusif?

2 Mins read

PAN yang DIanggap Calon Partai Gemilang

Daniel S Lev pernah memuji PAN sebagai partai reformasi yang punya masa depan gemilang, karena dihuni orang-orang Islam modernis yang religius—paduan nasionalis, teknokrat, dan orang-orang yang tercerahkan atau meminjam istilah Dr Ali Syariati ‘roushnfikr’.

Ditawari menggawangi Partai Persatuan Pembanguan (PPP), Pak Amien tegas menolak, “Ibarat celana ia kekecilan”. Beliau hendak mengatakan bahwa negara ini bukan hanya terdiri dari satu golongan manhaj atau ideologi, tetapi banyak ragam dalam arti plural. Pak Amien ingin berdiri di semua golongan. Membangun negeri tak bisa sendirian tapi harus tegak bersama.

‘Membangun negeri boeat semoea’ kata Ir Soekarno lugas, ketika menyampaikan konsepnya tentang Indonesia Raya.  Aku titipkan negara ini padamu —kata salah satu tokoh Taipan kepada Pak Amien Rais saat pertemuan para tokoh etnis Tionghoa di Surabaya.

Partai Amanat Nasional adalah cermin bahwa Pak Amien Rais menunjukkan sikap nasionalisme berdasar keragaman. Sebut saja Goenawan Muhammad, Albert Hasibuan, Abdillah Thoha, Faisal Bashri, hingga Alfen Lee adalah jaminan mutu.

***

Tageline ‘suksesi dan KKN’ terbukti ampuh melawan kedigdayaan Orde Baru. Rezim Soeharto tumbang berikut semua kroninya. Dwi fungsi ABRI luluh-lantak, bahkan UUD 45 pun di amandemen. Konstelasi politik dan demokrasi berubah haluan.

Pak Amien memainkan peran siginifikan dalam reformasi politik dan demokrasi. Sebelum reformasi di korupsi para pengasong kekuasaan. Dua kali kesempatan menjadi RI 1 ditolak halus. Sebab konstitusi dan etika politik harus dikedepankan, agar tidak semua meraih kekuasaan dengan cara yang tidak halal. Sikap yang kemudian terdengar klise, di tengah riuh demokrasi transaksional.

Beberapa orang menyebut bahwa pak Amien kurang beruntung dalam urusan kekuasan, William Lidle dan Greg Barton seperti janjian. Ketika bicara tentang kegagalan orang-orang kampus yang masuk dunia politik. Banyak pelajaran di dapat. Dunia politik memang tak cocok untuk ‘orang-orang baik’.

Baca Juga  Kecantikan Sejati: Petuah dalam Syair Bidasari

Ali bin Abi Thalib ra, Abu Musa al Asyari ra, Mr Natsir, Mr Kasman, Habibie, Gus Dur adalah orang-orang baik yang dikalahkan, tapi Pak Amien beda. Pak Amien telah mi’raj. Orientasi politiknya bukan mendapat kekuasaan setinggi-tingginya dengan dukungan sebanyak-banyaknya atau kursi se-empuk-empuknya, tapi ‘melawan kezaliman dan ketidak adilan’.

Adalah politik jalan terjal yang tidak popular, bahkan mungkin ditertawakan. Sebab tidak menjanjikan hidup mewah, atau status sosial tinggi, seperti politisi kebanyakan, di mana uang menjadi segalanya.

Pak Amien Melawan Kezaliman

Pak Amien tetap berdiri kokoh ‘melawan kezaliman dan ketidakadilan itu substansi politiknya. Mungkin ini terdengar klise dan sayup-sayup ditengah riuh politik kekuasaan ananiyah. Sebab itu, beliau tidak sedang membela Muhammad Rizieq Syihab atau enam pengikutnya yang ditembak mati, tapi melawan ‘kezaliman dan ketidak adilan’ yang dilakukan rezim pongah. Itulah sejatinya.

Sangat keliru jika di usia senjanya antum mengira Pak Amien menginginkan kekuasaan? Ingin menjadi presiden atau anggota parlemen? Beliau tidak pernah mengalami dis-orientasi politik. Tapi istikamah di jalan kebenaran yang diyakini yaitu ‘melawan kezaliman dan ketidak adilan’.

‘Melawan kezaliman dan ketidak adilan’ bukan sektarian eksklusif, tapi universal otentik yang diamini semua agama, manhaj, idelogi politik di manapun. Itulah substansi politik universal adiluhung yang melintas batas.  

Tageline ini tidak untuk mendapat kekuasaan atau dukungan, tapi terus mengedepan, tidak berbanding lurus dengan sejumput kekuasaan. Tidak pula lekang karena panas atau lapuk karena hujan. Beliau adalah Kresna masines dalam perang Bharata Yudha. Muazin reformasi yang tak pernah berhenti bersuara dan hadir di saat negara oleng hilang haluan.

Editor: Yahya FR

Ustadz Nurbani Yusuf
6 posts

About author
Pengasuh Komunitas Padhang Makhsyar
Articles
Related posts
Perspektif

Kurikulum Merdeka adalah Kunci Kemajuan Pendidikan Masa Kini

4 Mins read
Hari Pendidikan Nasional Tanggal 2 Mei (HARDIKNAS) merupakan momentum bagi setiap insan pendidikan untuk memperingati kelahiran pelopor Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara….
Perspektif

Tunisia dan Indonesia: Jauh Secara Jarak tapi Dekat Secara Kebudayaan

2 Mins read
“Tunisia dan Indonesia Jauh secara Jarak tetapi dekat secara Kebudayaan”, tetapi sebaliknya “Tunisia dan Eropa itu jaraknya dekat, tapi jauh secara Kebudayaan”…
Perspektif

Gelombang Protes dari Dunia Kampus Menguat, Akankah Terjadi 'American Spring'?

4 Mins read
Pada tahun 2010-2011 terjadi demonstrasi besar-besaran di sejumlah negara Arab. Protes tersebut menuntut pemerintahan segera diganti karena dianggap tidak lagi ‘pro-rakyat’. Protes…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *