Akhlak

Etika Masyarakat Dilihat dari Teori Etika Ibnu Bajjah

2 Mins read

Kita awali dari pembicaraan tentang Etika. Bahwa etika bisa diartikan secara sederhana, yaitu sistem prinsip-prinsip sebuah moral, yang mana ini bisa mempengaruhi orang dalam membuat atau mengambil keputusan dalam menjalani hidup mereka.

Mengenai etika kaitannya pasti dengan setiap individu maupun dengan masyarakat luas. Jika dilihat di zaman sekarang, ada orang yang etikanya baik, akhlaknya juga baik. Pastilah dia akan dikagumi orang. Dengan tingkah laku yang baik itu orang akan menilai sendiri bahwa orang itu memang baik akhlaknya.

Dari penjelasan sedikit di atas, saya akan menjelaskan sedikit mengenai etika masyarakat zaman sekarang, kalau dipandang dari teori etika yang dijelaskan oleh Ibnu Bajjah.

Biografi Ibnu Bajjah

Ibnu Bajjah dilahirkan di Saragosta pada abad ke-11 M. Sejauh yang dapat diketahui di catatan sejarah, Ibnu Bajjah hidup di Serville, Granada, dan Fas. Ia menulis beberapa karya yang membicarakan logika di Kota Serville pada tahun 1128 M.

Ibnu Bajjah meninggal di Fas pada tahun 1138 M. Ia meninggal dalam usia yang lumayan masih muda. Ada riwayat yang mengatakan bahwa ia meninggal karena diracuni. Alasannya, ada seorang dokter yang iri terhadap kecerdasan, ilmu, dan ketenarannya.

Orang-orang Barat banyak yang menyebut Ibnu Bajjah itu dengan nama Abu Bakar Muhammad bin Yahya, yang terkenal dengan sebutan Ibnus-Shaigh. Waktu itu bertepatan pada abad pertengahan orang-orang Eropa menamainya dengan “Avempace”, sebagaimana mereka semua menyebut Nama-nama Ibnu Sina, Ibnu Gaberal, Ibnu Thufail, dan juga Ibnu Rusyd, itu dengan masing-masing sebutan Avicenna, Avicebron, Abubacer, dan Averroes

Teori Etika

Ibnu Bajjah beranggapan bahwa sebagian dari akhlak manusia itu sama saja dengan akhlak. Misalnyna sifat berani dari singa, sifat sombong dari merak, sifat malu, sifat patuh dan lain sebagainya. Berbeda halnya jika dibandingkan dengan sifat manusia. Manusia disertai akal yang menyelimutinya untuk selalu berpikir sebelum bertindak. Maka, sifat manusia itu harus bisa mengontrol dirinya sehingga bisa terhindar dari sifat hewani tersebut.

Baca Juga  Mulai dari Indonesia, Inilah Enam Kunci Kebangkitan Kedua Umat Islam

Dalam kehidupan masyarakat modern, kebanyakan tidak mendahulukan berpikir terlebih dulu. Padahal manusia diberikan akal untuk berpikir. Namun sifat egois, sifat yang mirip dengan sifat hewani itu malah menguasai dirinya.

Jadi di teori etika dari Ibnu Bajjah ini dijelaskan bahwa manusia itu harus bisa mengendalikan sifat-sifat yang mirip dengan sifat hewani tersebut. Manusia yang diberikan kelebihan berupa akal akan tetap merugi karena dia mendahulukan sifat hewani.

Ibnu Bajjah membagi perbuatan manusia itu menjadi dua bagian. Pertama, ia menyebutkan ada perbuatan yang timbul dari motif naluri. Kedua, perbuatan yang timbul dari pemikirannya yang bersih dan tinggi, dan bagian itu disebutnya dengan sebutan “perbuatan-perbuatan manusia”.

Ia menjelaskan bahwa perbedaan kedua bagian tersebut bisa dilihat dari motifnya, tidak dari perbuatan itu sendiri. Misalnya, batu. Jika batu itu diambil dan dilemparkan ke orang, dengan alasan untuk melukai orang yang dilempari batu tersebut, itu berarti manusia itu sendiri masih dikuasai oleh sifat hewani. Motifnya adalah memuaskan diri karena sedang emosi.

Beda lagi ketika misalnya ada sebuah batu itu ada di tengah jalan raya. Seseorang mengambil batu itu agar tidak mengganggu pengendara yang sedang melintas di jalan tersebut. Itu baru dikatakan sebagai orang yang bisa berpikir, jika disebut itu adalah orang yang beretika baik.

Menurutnya, orang yang dalam melakukan sesuatu didasari dengan pemikiran dan ditujukan untuk kebaikan bisa disebut sebagai orang langit. Orang-orang seperti ini berhak dibicarakan dalam buku Ibnu Bajjah.

Akhlak yang bagus selalu didasari dengan pemikiran yang matang. Tidak didasari dengan sifat hewani yang tanpa landasan pemikiran.

Editor: Yusuf

Ihwanun Nafi’
11 posts

About author
Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Akhlak

Mentalitas Orang yang Beriman

3 Mins read
Hampir semua orang ingin menjadi pribadi yang merdeka dan berdaulat. Mereka ingin memegang kendali penuh atas diri, tanpa intervensi dan ketakutan atas…
Akhlak

Solusi Islam untuk Atasi FOPO

2 Mins read
Pernahkan kalian merasa khawatir atau muncul perasaan takut karena kehilangan atau ketinggalan sesuatu yang penting dan menyenangkan yang sedang tren? Jika iya,…
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds