Perspektif

Ash-Shaff Ayat 4, Ayat Muhammadiyah

3 Mins read

Sebelum membahas Ash-Shaff ayat 4, kita sering mendengar Persyarikatan Muhammadiyah identik dengan surat Ali Imran ayat 104. Di mana ayat tersebut menjadi landasan KH. Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah satu abad yang lalu. Sehingga, Muhammadiyah merupakan organisasi yang orang sebut mempunyai gerakan amar ma’ruf nahi munkar, sebagaimana bunyi dari ayat tersebut.

Selain Ali Imran ayat 104, ayat yang sering dikaitkan dengan gerakan Muhammadiyah adalah surat Al Ma’un, surat yang dijadikan KH. Ahmad Dahlan sebagai contoh bagi murid-muridnya kala itu, agar tidak hanya dibaca dan dihafal, tetapi juga dipraktikkan dengan menyantuni anak yatim dan fakir miskin. Dari situlah, lahir Teologi Al Ma’un sebagai ciri dakwah Muhammadiyah sebagai pemikiran berkenaan dengan pelayanan terhadap masyarakat mencakup pada layanan sosial, kesehatan, dan pendidikan.

Ash-Shaff Ayat 4

Terdapat Surat Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekitar setahun yang lalu tentang anjuran untuk salat Idul Fitri di rumah saja. Dalam maklumat tersebut, terdapat makna dari Surat Ash Shaff ayat 4, dimana Muhammadiyah mengajak seluruh elemen dari tingkatan Pusat hingga Ranting, bersama-sama waspada dengan tidak mengadakan salat ‘id kala itu. Surat Ash-Shaff ayat 4 yang berbunyi,

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalanNya dalam barisan seperti bangunan yang tersusun kokoh.”

Nampaknya memang pas jika dikaitkan dengan peran Muhammadiyah selama ini, baik didalam negeri ataupun luar negeri. Muhammadiyah mampu melembagakan amal kebaikan sebagai jalan jihad fisabilillah dengan baik, profesional, dan mampu dipertanggungjawabkan. Semuanya tidak akan bisa diraih jika tidak ada barisan yang kokoh dari para kader, warga, anggota, simpatisan, hingga Pimpinan di Muhammadiyah.

Baca Juga  Pemuda Negarawan: Mitos atau Realitas?

Muhammadiyah Mengklaim Ayat Al Quran?

Melihat banyaknya ayat yang dijadikan rujukan Muhammadiyah dalam bergerak, sering Muhammadiyah di identikan dengan sebuah ayat dalam Alquran. Mulai dari ayat 104 surat Ali Imran, ataupun surat Al Ma’un, namun bukan berarti Muhammadiyah mengklaim salah satu ayat atau surat di Al Qur’an.

Namun, apa yang menjadi sikap, gerakan, serta kebijakan Muhammadiyah diberbagai aspek, berdasarkan pada ayat-ayat dalam Al Qur’an. Seperti ayat 4 pada surat Ash Shaff ini, menjadi dalil yang pas dan sesuai dengan apa yang diperbuat Persyarikatan, baik bagi bangsa, ataupun negara lain. Semisal Muhammadiyah dalam menyikapi konflik yang ada di Palestina, meski banyak nyinyiran, tetapi komitmen Muhammadiyah dalam berta’awun tidak setengah-setengah.

Untuk donasi Palestina saja, sudah 23.1 Milyar Rupiah. Dulu ketika di Rohingya terjadi konflik, 21 miliar rupiah digelontorkan Muhammadiyah bagi saudara-saudara kita disana. “Kenapa tidak membantu di Indonesia saja? Banyak tuh yang miskin.” Masih ada saja yang kurang informasi sehingga mengatakan seperti itu, padahal sedari awal Muhammadiyah berkomitmen dalam penanganan dan pencegahan Covid-19.

Sekurang-kurangnya 350,2 miliar rupiah diberikan kepada masyarakat di Indonesia selama pandemi, belum lagi sebelumnya. Ditambah lagi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) diberbagai tempat memberikan manfaat banyak bagi masyarakat. Semuanya dilakukan Muhammadiyah dalam rangka berta’awun bagi negeri. Muhammadiyah mampu mengorganisir kebaikan dengan baik sebagaimana surat Ash Shaff ayat 4 tadi, sehingga semuanya bergerak dalam rangka berta’awun bagi sesama.

 وَتَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡبِرِّ وَالتَّقۡوٰى‌ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡاِثۡمِ وَالۡعُدۡوَانِ‌ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعِقَابِ…

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya”. (QS. Al Maidah: 2)

Baca Juga  Kuntowijoyo (1): Iman dan Kemajuan

Kalaupun dalam konteks membantu Palestina, sebagaimana amanat konstitusi, yakni kemerdekaan ialah hak segala bangsa, serta penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, maka yang dilakukan Muhammadiyah dengan membantu Palestina merupakan sikap yang tepat dan konstitusional. Hal ini memiliki nilai sebagaimana yang dimuat dalam surat Ash Shaff ayat 4. Demikianlah kaum muslimin, semakin bertambah kokoh dengan saling tolong menolong di antara mereka. Sebagaimana sabda Nabi Rasulullah SAW:

 الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan yang sebagiannya menguatkan bagian lainnya.” [HR. Al-Bukhari (no. 481, 2446, 6026), Muslim (no. 2585) dan at-Tirmidzi (no. 1928)]

Berjihad dalam Barisan yang Teratur

Kembali kepada surat Ash-Shaff ayat 4, ayat yang dimana Allah menyukai orang yang berjihad dalam barisan yang teratur. Berjihad dalam artian membela diri dan kehormatan Islam, dan kesemuanya tersusun secara sistematis (struktural) sehingga menjadi suatu barisan yang kuat.

Mengingat kalimat yang berbunyi “Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir” (Ali bin Abu Thalib r.a.), maka suatu kebaikan perlu untuk diatur. Dalam hal ini, Muhammadiyah sudah seabad lebih melakukan hal semacam ini. Segala gerakan Muhammadiyah, terstruktur secara rapi bagai sebuah barisan, karena Muhammadiyah sebagai organisasi yang terkenal dengan amal usahanya.

Nah! Amal Usaha Muhammadiyah itu ada karena adanya persatuan dan kesatuan serta kebersamaan warga Muhammadiyah dalam berjihad dijalan Allah. Ada yang berjihad dibidang pendidikan melalui sekolah-sekolah Muhammadiyah, adapula yang berjuang melalui kesehatan dan sosial. Semuanya dilakukan dengan rasa kebersamaan dan dengan rasa yang sama, yakni berjihad dijalan Allah swt. Maka surat Ash Shaff ayat 4, tepat rasanya jika dikaitkan dengan Persyarikatan Muhammadiyah.

Baca Juga  Laron Politik: Catatan Kritis Buya Syafii

Dari Muhammadiyah hingga organisasi otonom yang ada, semuanya bergerak secara berjamaah, tersusun rapi bagai sebuah barisan yang kokoh dan kuat. Sehingga gerakan Muhammadiyah mampu menyentuh berbagai sektor, dari kota hingga pelosok desa, bukan hanya di Indonesia saja tetapi hingga berbagai negara. Semua tidak akan mampu terwujud jika tanpa koordinasi yang baik dan terorganisir dengan rapi, semoga Allah swt mencintai Muhammadiyah sebagaimana yang tercantum pada ayat tersebut.

Editor: Nabhan

Hendra Hari Wahyudi
97 posts

About author
Anggota Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2027
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds