Report

Berdakwah Melalui Film, Muhammadiyah Tidak Anti Seni

1 Mins read

IBTimes.ID – Seni dan budaya bukan sesuatu yang dilarang. Oleh karena itu, Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah, Sukriyanto AR menyampaikan bahwa Muhammadiyah ingin berdakwah melalui seni secara keseluruhan.

Sukri menjelaskan, sebenarnya dakwah melalui media seni dan budaya sudah dilakukan oleh Muhammadiyah. Akan tetapi belum mencakup keseluruhan, masih ada yang tertinggal seperti film. Dakwah melalui film oleh LSBOPP Muhammadiyah baru dimulai pada kepemimpinan periode 2015-2020.

Secara lebih khusus, Sukri menyebut bahwa film pertama yang ingin digarap adalah film tentang kepahlawanan, dimulai dengan tokoh Jendral Sudirman. Akan tetapi pada saat itu terhalang dengan besaran biaya produksi, keinginan tersebut belum terwujud.

Di acara Ngopi/Ngobrol Bareng MPI Muhammadiyah Jawa Barat pada Jumat (17/9), Sukriyanto menuturkan, karena belum berhasil memproduksi film tentang Jendral Sudirman, maka produksi film pertama LSBO PP Muhammadiyah adalah film “Meniti 20 Hari” yang menceritakan tetang Pak AR Fachruddin.

“Lalu yang kedua itu film tentang 9 Putri Sejati. Waktu itu saya berpikir peran perempuan itu luar biasa. Karena Kiai Dahlan itu punya pendirian kalau ingin Indonesia maju, maka yang maju bukan hanya laki-laki, tapi juga perempuannya,” ucapnya dilansir dari Muhammadiyah.or.id.

Selain sebagai metode dakwah, film di mata LSBO juga sebagai usaha mengenalkan tokoh-tokoh Muhammadiyah, termasuk tokoh perempuannya. Menurutnya, jika dibandingkan dengan RA. Kartini, peran perempuan ‘Aisyiyah lebih besar. Jika RA. Kartini baru memiliki satu Taman Kanak-kanak (TK), ‘Aisyiyah sudah memiliki ribuan.

Kemudian film ketiga yang berhasil diproduksi oleh LSBO PP Muhammadiyah adalah “Jejak Langkah 2 Ulama”. Sukriyanto berpikir, bahwa film juga sebagai media pemersatu. Melalui film Jejak Langkah 2 Ulama, Syukri bermaksud menyatukan dua kekuatan besar organisasi Islam di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul ‘Ulama.

Baca Juga  Peluncuran Jurnal, Maarif Institute Bahas Pendidikan di Masa Pandemi

“Lalu film keempat itu adalah film anak-anak dalam masa pandemi ini, judulnya Cita-cita Ku Setnggi Balon,” sambungnya.

Sementara itu, saat ini LSBO PP Muhammadiyah juga sedang menggagas film yang akan menceritakan tokoh Muhammadiyah dari Sunda yang bernama Ir. Juanda. Menurutnya, sosok Ir. Juanda adalah teladan bagus yang bisa dicontoh. Beliau rela melepas jabatan dengan gaji yang besar, dan memilih berjuang di Muhammadiyah.

(Yusuf)

Avatar
1447 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Anak Ideologis itu Amal Jariyah

1 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al Hadar menyebut anak ideologis lebih baik daripada anak biologis. Alasannya, karena perjuangan dengan…
Report

Alissa Wahid: Gus Dur Teladan Kesetaraan dan Keadilan

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid memberikan tausiyah pada peringatan Haul Gus Dur ke-15 yang bertempat di Laboratorium Agama UIN…
Report

Alissa Wahid: Empat Faktor Penyebab Meningkatnya Kasus Intoleransi di Indonesia

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid menyampaikan bahwa ada empat faktor utama yang menyebabkan tren peningkatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds