Tarikh

Menilik Kembali Ketegangan Politik antar Islam Abad 10 M

6 Mins read

Ketegangan Politik Islam – Kawasan Laut Tengah telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kubangan sejarah dan peradaban Islam dunia. Sangat nyata bahwa Laut Tengah menjadi jalur dalam perjalanan para saudagar-saudagar Muslim yang hendak melaksanakan tujuan keagamaan dan perdagangan. Tidak lain munculnya berbagai dinasti-dinasti Islam di wilayah itu.

Misalnya Afrika Utara ada beberapa dinasti-dinasti Islam, seperti Idrisiyah, Rustamiyah, Aghlabiyah, Fatimiyah, Murabithun, dan Muwahiddun. Ketika kita lirik di Eropa ada peradaban Islam yang juga bersentuhan dengan kawasan Laut Tengah yakni Spanyol.

Dengan periode awal sebagai jalan pembuka Islam dengan Thariq ibn Ziyad, Tharif ibn Malik, dan Musa ibn Nusair dan terus maju dan berkembang menjadi dinasti ketika Abdurrahman I telah masuk ke Spanyol atas pembantaian keturunan Umayah I di Damaskus oleh Abbasiyah.

Peradaban Islam di Afrika Utara dan Spanyol bermula dari serangkaian penaklukan bangsa Arab pada abad ke-7 dan 8 M. Antara serangkaian penaklukkan tersebut dan pertengahan abad ke-13, sejarah wilayah ini sejalan dengan periode kekhalifahan dalam sejarah perkembangan Timur Tengah dan merupakan varian dari tipe peradaban Islam Timur Tengah.

Pada abad ke-12 dan 13 M, beberapa pemerintahan Muslim di Afrika Utara mulai membentuk sebuah konfigurasi institusional yang menyerupai imperium Saljuk di Iraq dan di Iran serta imperium Mamluk di Mesir dan Syiria.

Pada abad ke-16, sebagian besar wilayah Afrika Utara (kecuali Maroko), sebagaimana beberapa pemerintahan bangsa Arab di Timur Tengah, jatuh ke tangan Usmani yang mengantarkan institusi Usmani ke Aljazair dan membantu mengkonsolidasikan bentuk-bentuk masyarakat Islam bangsa Afrika Utara.

Pada abad ke-18 dan 19 M, beberapa masyarakat tersebut dihancurkan oleh kompetisi ekonomi bangsa Eropa dan akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan pemerintahan kolonial (Lapidus, 1999).

Islam di Afrika Utara

Afrika Utara yang merupakan daerah penting bagi penyebaran agama Islam di daratan Eropa, meskipun begitu kekuasaan Islam tidak berjalan mulus. Ketika pertama kali Islam masuk daerah ini, guncangan politik akibat pemberontakan orang Barbar dan Romawi muncul silih berganti.

Saat pasukan Kristen ingin kembali menguasai Andalusia, para pengungsi berdarah Arab yang dikenal Maghribi Barbar berimigrasi menuju Afrika Utara. Mereka membentuk perkampungan Andalusia di Tunisia.

Sebagian masyarakat petani Spanyol memperkenalkan irigasi, penggilingan, perkebunan dan kebun anggur (Vita Ery, 2019). Secara geografis, Afrika Utara merupakan wilayah bergurun. Afrika Utara berada di Timur Laut benua Afrika yang terletak di lembah sungai Nil.

Dalam terminologi Arab, daerah Ifriqiyah atau Afrika Utara yaitu wilayah Libya, Tunisia, Aljazair, dan Maroko. Seluruh wilayah tersebut oleh orang-orang Arab dikenal dengan sebutan al-Maghribi. (Mustaghfirin, 2019).

Kekuasaan atas wilayah-wilayah di Afrika Utara tidak lepas dari munculnya dinasti-dinasti Islam yang membawa misi teologis sekaligus permainan politik dan kenegaraan (Khoiriyah, 2012).

Baca Juga  Harato Pusako Tinggi, Harato Pusako Randah: Hukum Kewarisan dalam Adat Minangkabau

Hubungan beberapa wilayah-wilayah yang kemudian membentuk dinasti-dinasti Islam di Afrika Utara, telah memberikan sebuah kemajuan tersendiri bagi Afrika dan wilayah sekitaran Laut Tengah.

Misalnya Tunisia yang menjadi kota penting di Laut Tengah. Kota yang menjadi pusat Fatimiyah awal sebelum pindah ke Mesir ini, telah menjadi kota maju.

Tunisia menghasilkan tekstil, keramik, gelas, dan lainnya. Ketika masa Rustamiyah, imam dipilih dan menjalani asketik dalam menafsirkan hukum dan semangat dalam keagamaan.

***

Masa rezim Idrisiyah dengan pembagian pemerintahan lokal, kemudian rezim-rezim lainnya yang saling kerjasama.

Namun, ketika mereka mempunyai tujuan masing-masing dalam kekuasaan dan politik, sehingga hubungan mereka terpecah dan mereka saling konflik politik untuk saling merebut kekuasaan.

Pada periode ini rezim silih berganti baik Rustamiyah, Idrisiyah, Aghlabiyah, Fatimiyah, menggunakan agama Islam untuk melegitimasi elite politik mereka dan untuk menyatukan masyarakat kesukuan Barbar.

Islam telah menjadi basis solidaritas politik di tengah warga yang terpecah belah. Peran agama dalam pembentukkan negara-negara (dinasti) tersebut adalah berbeda pada satu kasus ke kasus lainnya.

Ketika Islamisasi digabungkan dengan pembentukan negara, elite keagamaan abad ke-8 memisahkan dari elite negara, dan memberlakukan nilai-nilai Islam di atas kepentingan negara.

Namun, ketika di bawah kekuasaan Aghlabiyah, Sunni berkembang serta madzhab Maliki.

Namun, ketika abad 11-12 M, aliran mistisme dan sufisme mulai muncul, misalnya adanya gerakan Murabithun dan Muwahiddun yang membentang kekuasaannya dari Afrika Utara dan Spanyol.

Islam di Spanyol

Islam di Spanyol (Periode Dependen 711-756 M). Islam masuk ke Spanyol (Andalusia) pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), salah seorang khalifah Dinasti Umayah I yang berpusat di Damaskus, Syiria. Islam masuk ke Spanyol melalui Afrika Utara, saat itu telah menjadi salah satu propinsi Dinasti Umayah. (Karim, 2019). Islam masuk Spanyol dalam dua gelombang:

Pertama, pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik (710-712 M).

Kedua, masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717 M). Di gelombang pertama ada tiga pahlawan dalam menyebarkan Islam, mereka adalah Tharif bin Malik; sebagai pasukan perintis dan penyelidik.

Dia berangkat diutus Musa bin Nusair pada 710 M, dengan jumlah pasukan sebanyak 500 orang. Mereka berhasil menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan benua Eropa yakni Selat Giblartar/Jiblartar. Di antara pasukan Tharif adalah tentara berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian.

Islam di Spanyol (Periode Independen 756-1031 M/masa Umayah II di Spanyol). Berdirinya Dinasti Umayah II, Abdurrahman al-Dakhil berhasil mengalahkan pasukan Amir Yusuf bin Abdurrahman dan sekaligus menyatakan proklamasi tentang berdirinya Dinasti Umayah II di Spanyol.( Syafuri, 2005).

Baca Juga  Akhirnya Walikota Ijinkan Lapangan untuk Salat Idulfitri, Mu'ti: Terima Kasih

Dinasti Umayah II merupakan kelanjutan dari Dinasti Umayah I di Damaskus. Yang mana kelanjutan ini dibawa oleh al-Dakhil yang merupakan masih keturunan dari Umayah I. Tragedi penumpasan seluruh keturunan Umayah I oleh Abbasiah yang kemudian menyebabkan al-Dakhil ini satu-satunya yang lolos hingga ke Spanyol (Syauqi, 2016).

Di Spanyol kemudian ia bertemu dengan kerabatnya di Bustami Tahriat, Ceuta, Afrika Utara, setelah selama lima tahun menjadi buronan dari Dinasti Abbasiah.

Ketegangan Politik Antar Islam Abad 10 M

Dalam beberapa peristiwa dalam politik Islam di Afrika Utara maupun Spanyol, tidak lepas dari nuansa ketegangan tidak lain karean faktor teologis. Misalnya masa kerajaan Islam di Afrika Utara, seperti Idrisiyah, Aghlabiyah, Rustamiyah, Fatimiyah bahkan Murabithun, Muwahiddun sendiri bahwa di antara beberapa dinasti Islam di Afrika tersebut memiliki aliran teologi yang berbeda, yang kemudian membuat mereka juga melakukan ekspansi kemana-mana yang pada akhirnya tujuannya mereka juga pada ekspansi ekonomi dan kekuasaan.

Misalnya Dinasti Idrisyah yang merupakan dinasti yang pertama kali menganut paham Syiah dalam sejarah kerajaan Islam. Namun, kekuasaan juga terus bergulir dengan kemudian munculnya Aghlabiyah yang mana dinasti ini beraliran Sunni.

Dan yang paling puncaknya, yakni pada masa Fatimiyah, dinasti ini yang menganut Syiah paling keras. Bahkan ketika menguasai daratan Afrika, dari kekuasaan Tunisia pindah ke Mesir, membawa misi yang maju dalam perkembangan.

Namun, mereka mempunyai kebijakan yang keras ketika persinggungan dengan kaum Sunni.

Ini terbukti bahwa ketegangan politik itu tidak lain faktor utamanya ialah karena paham-paham teologis yang mereka bawa dan berkembang hingga berdiri sebuah dinasti, dari situlah kemudian tujuan mereka selain menyebarkan paham mereka sekaligus menguasai suatu wilayah dengan masa itu.

Misalnya dinasti Rustamiyah, yang ternyata membawa paham Kharijiyah yang bahkan dianut oleh suku Barbar di Afrika Utara yang gerakannya radikal, equalitarian dan religio-politis. Yang ini merupakan bentuk protes terhadap dominasi tuan-tuan Arab yang ada di Afrika Utara.

Namun, ketika Fatimiyah muncul dengan aliran Syi’ahnya, Rutamiyah dan alirannya hilang. Ini menandai bahwa kekuasaan politik negara juga ada peran agama yang menyelimuti mereka. Contohnya yang paling mudah ialah kekuasaan ketika masa Fatimiyah.

Di Jerussalem, Fatimiyah berkuasa atas wilayah ibadah mereka. Bahkan Nasrani, Yahudi juga tidak diperkenankan untuk ibadah. Ini tragedi yang membuat tegang yang hingga berlanjut pada ekspansi-ekspansi wilayah dan kekuasaan.

***

Misalnya masa Murabithun dan Muwahiddun, dinasti kecil ini sudah sampai Andalusia dan bahkan mempunyai kekuasaan yang cukup lama di sana. Di masa Murabithun dan Muwahiddun, gerakan dua dinasti ini juga tertandai dengan ketegangan akan ajaran yang mereka bawa.

Baca Juga  Sketsa Singkat Gejolak Demokrasi dan Konstitusi Islam di Pakistan

Murabithun yang terkesan dengan sufistiknya, sedangkan Muwahiddun dengan puritannya. Tujuan awal mereka hanya mengajarkan Islam, akan tetapi kemudian alih tujuan dengan ikut berkuasa dalam sebuah sistem negara. Muwahiddun yang dulunya tidak mau untuk berkuasa, namun setelah mereka mendapat suara banyak, mereka maju untuk memimpin negara.

Ketika di Spanyol, konflik politik dan ketegangan lebih kepada internalnya sendiri dan juga ada gesekan antara Fatimiyah kembali dengan Andalusia, tidak lain karena aliran yang Fatimiyah usung yakni Syi’ah.

Namun, dalam kasus lain misalnya, terhapusnya jabatan khalifah dan bahkan berakhir jabatan khalifah pada 1013 M. Setelah itu, Spanyol terpecah dengan negara-negara kecil. Babak baru Spanyol yang dikenal dengan Muluk al-Thawaif. Setelah itu, ketika jatuhnya al-Mansur, Umayah di Spanyol menjadi boneka orang Barbar. Konflik-konflik politik pada Muluk al-Thawaif menjadi penyebab mundurnya pemerintahan Islam Spanyol.

Seperti yang telah penulis sampaikan pada ketegangan politik di Spanyol ialah tidak lain ada ketegangan baik di internal dinasti maupun di eksternal dinasti. Misalnya di internal karena banyaknya penghianat dari istana yang kemudian menyerangbalik ke pemerintahan Spanyol.

Sehingga masa al-Nashir, membalikkan serangan dan mampu merebut kembali kekuasaan. Apalagi ketika Spanyol bersinggungan dengan Fatimiyah yang memiliki pengaruh besar dalam perubahan misi Islam. Pada abad 10 M, Afrika Utara mempunyai pengaruh besar dalam perpolitikan Islam yang mempunyai paham Syi’ah yakni Dinasti Fatimiyah.

Syiah selain gerakannya sebagai keagamaan, tapi juga mempunyai pengaruh sampai ranah perpolitikan. Yang ini kemudian membuat saling tegang antara satu wilayah ke wilayah lain.

***

Karena selain mereka menguasai wilayah kekuasaan, tapi mereka juga mempunyai tujuan yakni aliran paham mereka. Ini terbukti sejak peralihan dinasti Idrisyah, Aghalbiyah, Rustamiyah, Fatimiyah bahkan Murabithun dan Muwahiddun, mereka semua tidak lain ada misi teologis, selain kemudian mereka mendirikan kekuasaan politik. Inilah yang sebenarnya membuat mereka dalam dunia Islam sendiri menjadi tegang, karena faktor aliran atau paham teologis dari masing-masing dinasti.

Solusinya, dalam menyampaikan paham keagamaan, sampaikan dengan cara yang baik dan benar, tanpa ada tujuan ke arah politik. Sehingga akan nampak jelas dan pasti bahwa aliran tersebut akan tumbuh dan berkembang bukan karena faktor politik.

Misalnya pada masa dinasti-dinasti Islam di kawasan Laut Tengah tadi, mereka membawa misi teologis, namun pada akhirnya mereka mempunyai tujuan politik hingga berdirilah dinasti-dinasti yang menghiasi dunia Islam kala itu. Pada akhirnya, mereka juga saling konflik, tegang satu sama lain, bahkan ada tumpah darah.

Editor: Yahya FR

Ahmad Zainuri
24 posts

About author
Ahmad Zainuri, lahir di Jember, 19 Desember 1997. Suka nulis, sejak SMA dan hingga kuliah. Hobi, sepak bola, menulis, makan. Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
Articles
Related posts
Tarikh

Ahli Dzimmah: Kelompok Non-Muslim yang Mendapat Perlindungan di Masa Khalifah Umar bin Khattab

2 Mins read
Pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab, Islam mengalami kejayaan yang berkilau. Khalifah Umar memainkan peran penting dalam proses memperluas penyebaran Islam….
Tarikh

Memahami Asal Usul Sholat dalam Islam

5 Mins read
Menyambut Isra Mi’raj bulan ini, saya sempatkan menulis sejarah singkat sholat dalam Islam, khususnya dari bacaan kitab Tarikh Al-Sholat fi Al-Islam, karya…
Tarikh

Menelusuri Dinamika Sastra dalam Sejarah Islam

3 Mins read
Dinamika sastra dalam sejarah Islam memang harus diakui telah memberikan inspirasi di kalangan pemikir, seniman, maupun ulama’. Estetika dari setiap karya pun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *