Arab Spring atau yang dikenal dengan kebangkitan Timur Tengah adalah gelombang protes dan pemberontakan pro-demokrasi yang terjadi pada tahun 2010 dan 2011 di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Para demonstrasi menentang beberapa rezim otoriter yang berada di kawasan itu. Protes Tunisia dan Mesir menggulingkan pemerintah mereka secara berurutan, sehingga memicu upaya serupa di beberapa negara kawasan Arab lainnya.
Gerakan protes ini tidak memberikan keberhasilan di setiap negaranya dan para demonstrasi mengeluhkan atas kekerasan oleh pasukan keamanan negara masing-masing.
Revolusi Melati Tunisia dan Krisis Tunisia (18 Desember 2010-14 Januari 2011)
Revolusi Melati di tunisia adalah sebuah gerakan perlawanan masyarakat yang dimaksudkan untuk meenggulingkan pemerintahan otoriter di Tunisia. Hal ini menjadi cikal bakal fenomena Arab Spring di kawasan Timur Tengah.
Demonstrasi ini dipicu oleh pembakaran diri yang dilakukan oleh Mohamed Bouazizi, ia seorang pedagang kaki lima berusia 26 tahun yang memprotes pejabat setempat. Pemerintah Tunisia dengan cepat menghentikan protes massa serta kerusuhan dengan menggunakan kekerasan kepada demonstran.
Unjuk rasa demonstran segera memenuhi pasukan keamanan negara itu dan memaksa Presiden Zine Al Abidine Ben Ali mundur. Ia melarikan diri pada tanggal 14 Januari 2011.
Pada Oktober 2011, rakyat Tunisia berpartisispasi dalam pemilihan anggota dewan. Seorang presiden dan perdana menteri dipilih secara demokratis dan mulai menjabat pada Desember 2011.
Tunisa menjadi negara pertama yang melakukan protes Arab Spring yang menjalani pemindahan kekuasaan secara damai.
Revolusi Mesir 2011 (25 Januari-11 Februari)Â
Demonstrasi besar-besaran yang terjadi di seluruh wilayah Mesir ini menuntut agar Presiden Hosni Mubarak melepaskan jabatannya setalah 30 tahun menjabat. Terinspirasi dari penggulingan Ben Ali di Tunisia, protes serupa segera direncanakan kalangan anak muda Mesir melalui media sosial.
Kalangan anak muda membawa massa besar-besaran di seluruh Mesir pada tanggal 25 Januari. Demonstran melakukan protes sepanjang jalanan di Mesir sampai Presiden Hosni Mubarak mundur dari jabatan presiden.
Berakhirnya revolusi mesir 2011 ditandai dengan mundurnya Presiden Hosni Mubarak dari jabatan presiden dan menyerahkan kekuasaan pada Dewan Perwira Militer.
Yaman
Revolusi Yaman atau pertama kali dikenal dengan pemberontakan Yaman terjadi setelah revolusi Tunisia dan revolusi Mesir. Tempat protes pertama muncul pada akhir Januari 2011. Pemerintahan Presiden Ali Abdullah Saleh goyah ketika sejumlah pemimpin suku dan militer paling kuat di negara itu bersekutu dengan para demonstran yang menyerukan agar mundur dari jabatan presiden.
Negoisasi melengserkan Saleh gagal. Para pendukung dan oposisi bentrok di Sanaa. Saleh menandatangani perjanjian yang dimediasi secara internasional pada November 2011. Tanda tangani ini berisi seruan pemindahan kekuasaan secara bertahap kepada wakil presiden, Abd Rabbuh Mansur Hadi.
Sesuai kesepakatan, Hadi mengambil tanggungjawab pemerintahan dan secara resmi menjabat sebagai presiden setelah menjadi calon tunggal dalam pemilihan presiden Februari 2012.
Tetapi karena tidak mampu memperbaiki kondisi, pemerintahan Abd Rabbuh Mansur Hadi menghadapi konfrontasi dan pembrontokan bersenjata. Di tahun 2014, terjadilah perang saudara.
Bahrain
Protes Massa menuntut reformasi di Bahrain pada bulan Februaru 2011 dipimpin oleh aktivis hak asasi manusia. Protes ditumpas oleh pasukan keamanan Bahrain. Sebagai buntut dari protes, banyak dari pemimpn protes dituduh dan dihukum karena aktivitas anti-pemerintah dan dipenjarakan.
Pada november 2011 penyelidikan independen terhadap pemberontakan menyimpulkan bahwa pemerintah telah menggunakan kekerasan dan penyiksaan berlebihan terhadap demonstrasi.
Syiria
Konflik Syiria berawal pada 11 Maret 2011 ketika kelompok remaja menggambar slogan anti pemerintahan di kota Daraa. Slogan tersebut berisi ajakan untuk menggulingkan rezim Bashar Al-Assad.
Pemerintah Suriah menanggapi dengan tindakan brutal terhadap demonstrasi serta menarik kecaman dari pemimpin Internasional dan lembaga Hak Asasi Manusia.
Dewan kepemimpinan untuk oposisi Suriah dibentuk di Istanbul pada bulan Agustus dan milisi oposisi mulai melancarkn serangan terhadap pasukan pemerintahan. Kedatangan delegasi perdamaian dari Liga Arab pada Desember 2011 tidak banyak mengurangi kekerasan.
Libya
Gerakan demokratisasi ini menyebabkan konflik yang berujung pada perang saudara antara pasukan pemerintah Libya di bawah piminan Muammar Al-Qaddafi dengan golongan pergerakan National Transitional COunci.
Di Libya, protes pada rezim Muammar Al-Qaddafi pada Februaru 2011 dengan cepat meningkat menjadi pemberontakan bersenjata. Gerakan perlawanan ini dibalas Qaddafi dengan tindakan represif.
Qaddafi memerintahkan kekuatan militer Libya untuk meredam demonstrasi dengan penggunaan senjata api. Pada gerakannya, perang saudara di Libya dicampuri oleh negara-negara Barat yang terhubung dengan NATO.
Pada 19 Maret 2011, pasukan NTC dan NATO melakukan penyerangan terhadap Qaddafi di Tripoli. Pasukan NTC yang didukung oleh NATO berhasil melumpuhkan pasukan Qaddafi di Sirte, dengan luka tembak di kepala Muammar Al-Qaddafi.
Editor: Yahya FR