Report

Semangat Keilmuan dan Keterbukaan Membawa Islam Menjadi Peradaban yang Maju

1 Mins read

IBTimes.ID – Syamsul Anwar Ketua PP Muhammadiyah menyampaikan, semangat keilmuan dan keterbukaan telah menghantarkan Islam menjadi peradaban yang maju. Pada abad pertengahan penekanan kuat diberikan kepada pencarian ilmu pengetahuan. Di abad inilah Islam mencapai peradaban yang maju.

Hal ini disampaikan oleh Syamsul Anwar dalam Seminar Integrasi Keilmuan dalam Hisab, Rukyat, dan Kalender Global Unikatif pada Jumat (02/06/23).

Syamsul Anwar menyebut, ada lima faktor yang membuat Islam menjadi peradaban maju dan terdepan. Di antaranya;

Pertama, Islam menjadikan ilmu sebagai suatu nilai yang tinggi dalam hidup manusia. Penghormatan terhadap ilmu ini kemudian memobilisasi para ulama untuk melakukan riset dan pengembangan wacana keilmuan.

Kedua, minat penguasa terhadap ilmu pengetahuan. Para khalifah atau penguasa di abad itu sangat konsentrasi dalam mendorong para ilmuwan untuk melakukan riset dan berkarya sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing.

“Ada tiga hal yang memotivasi para penguasa dalam pengembangan keilmuan, yaitu: 1) semangat ajaran agama yang mendorong upaya pencarian ilmu pengetahuan 2) dorongan untuk mendapatkan kebanggaan 3) ilmu sebagai sumber legitimasi penguasa,” ungkap Syamsul Anwar.

Ketiga, adanya sikap terbuka di kalangan umat Muslim terhadap peradaban lain, yang dari itu lahir suatu pandangan dunia yang open minded.

Keempat, pandangan dunia yang terbuka dan optimistik. Dimana alam dan kehidupan sebagai anugerah Tuhan yang harus dikelola dan dimanfaatkan dengan dengan sebaik mungkin. Hal itu harus berjalan sesuai dengan koridor teologis, pada asasnya segala sesuatu itu mubah, kecuali yang dilarang secara tegas. Dunia tidak dipandang sebagai sesuatu yang dihindari.

“Pandangan dunia yang terbuka dan optimistik ini telah membuat umat Islam telah terbuka terhadap peradaban mana pun dan membuat mereka kreatif mengelola budaya-budaya peradaban lain. Semangat itulah membuat ilmu pengetahuan menjadi berkembang pesat,” jelas Syamsul.

Baca Juga  Muhammadiyah: dari Indonesia untuk Dunia

Kelima, dukungan ekonomi altruistik yang memadai. Salah satunya di bidang perwakafan. Menurut Syamsul Anwar, di zaman tengah Islam, wakaf memainkan peran penting dalam pengembangan pendidikan dan riset-riset ilmiah di perguruan dan tempat belajar ilmu pengetahuan secara gratis karena dukungan dana wakaf.

“Dengan etos keilmuan umat yang kuat dan dorongan seperti ini peradaban Islam mencapai kejayaannya dalam pengembangan ilmu di abad pertengahan,” tutup Syamsul.

(Soleh)

Related posts
Report

Muktamar JIMM 2023: Mendorong Pembaharuan Pemikiran, Pengetahuan, dan Gerakan Muhammadiyah

7 Mins read
IBTimes.ID – Para kader Muhammadiyah yang tergabung dalam Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) kembali menyelenggarakan sebuah agenda yang bernama Muktamar Pemikiran Islam…
Report

Haedar Nashir: Moderasi adalah Solusi Menangani Radikalisme dan Ekstremisme

1 Mins read
IBTimes.ID – Haedar Nashir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, bahwa pendekatan moderasi adalah solusi dalam menangani radikalisme dan ekstremisme. Hal ini…
Report

Riset: Pesantren, Politik Dinasti, dan Oligarki Kekuasaan

5 Mins read
IBTimes.ID – Oligarki kekuasaan dan politik dinasti adalah dua fenomena pemilihan kepala daerah dan pemilihan anggota legislatif secara langsung yang terjadi pasca…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *