IBTimes.ID – Siswa sekolah dan santri pondok pesantren Muhammadiyah harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan sains yang tidak dilepaskan dari nilai-nilai keislaman.
Hal ini sampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Gunawan Budiyanto, saat menjadi pembicara kunci dalam haflah akhirussanah SMA Trensains Muhammadiyah Sragen angkatan IX, pada Ahad (31/3/24).
“Kita saat ini berada dalam revolusi industri 4.0. Dimana terjadi berbagai perubahan besar yaitu adanya big data, internet of things, dan kecerdasan artifisial. Ketiganya telah menyebabkan lunturnya nilai kemanusiaan dalam kehidupan. Untuk itu, penguasaan sains yang diiringi dengan nilai keislaman seperti yang ada di SMA Trensains Muhammadiyah menjadi teladan baik bagi persyarikatan Muhammadiyah,” ujar Gunawan.
Gunawan menyebutkan, bahwa UMY setiap tahun sejak tahun 2010 secara rutin memberikan beasiswa dokter kepada kader-kader Muhammadiyah yang memiliki kemampuan akademik, namun ada keterbatasan secara ekonomi. Beberapa alumni SMA Trensains Muhammadiyah telah mendapatkan beasiswa dokter ini dengan kemampuan akademik yang dimilikinya.
“Setelah lulus, para mahasiswa penerima beasiswa dokter ini mengabdi di berbagai klinik kesehatan dan rumah sakit Muhammadiyah yang tersebar di berbagai daerah, sehingga klinik kesehatan dan rumah sakit Muhammadiyah bisa terus berkembang di daerah,” ungkapnya.
Kreator SMA Trensains Muhammadiyah, Agus Purwanto, menambahkan bahwa meskipun masih muda, SMA Trensains Muhammadiyah telah membuktikan mampu berprestasi. “Konsep pengembangan sains model Trensains boleh diterapkan di sekolah-sekolah lain, namun nama Trensains hanya ada di SMA Trensains. Saat sekolah ini terus dibangun sesuai dengan cetak biru pembangunan agar visi Trensains berhasil paripurna,” ujar Agus.
Diketahui lebih dari tiga ratus penghargaan berhasil digapai SMA Trensains Muhammadiyah dari angkatan IX atau Goldilocks Generations melalui berbagai kompetisi di tingkat nasional dan internasional. Selain prestasi, santri SMA Trensains Muhammadiyah juga berhasil melakukan publikasi di berbagai jurnal ilmiah dan buku invensi di bidang sains.
Bahkan yang lebih membanggakan, SMA Trensains Muhammadiyah telah memiliki jurnal ilmiah bernama Jurnal Integrasi Sains dan Qur’an. Tentu ini adalah langkah berkemajuan, dimana siswa SMA telah mampu menulis dan mempublikasikan artikel melalui jurnal ilmiah.
Wisuda SMA Trensains Muhammadiyah Angkatan IX ini dihadiri oleh ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Iwan Junaedi beserta jajaran, segenap Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen, kepala sekolah Muhammadiyah se-Sragen, orang tua wali santri, dan perwakilan pemerintah.
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, dalam wisuda diserahkan wakaf dari santri dan wali santri kepada pondok. Wakaf yang diserahkan sejumlah dua ratus enam delapan juta rupiah. Wakaf akan digunakan untuk membangun restroom yang terintegrasi dalam masjid SMA Trensains Muhammadiyah yang sedang dibangun.
(Soleh)