Perspektif

OKI dan Resolusi Konflik di Timur Tengah

3 Mins read

Terbunuhnya tokoh politik Ismail Haniyeh pada 31 Juli 2024 berbuntut panjang. Israel yang berada di balik serangan tersebut membuat Iran murka. Israel menjadi figur potensial di balik serangan tersebut, karena beberapa waktu lalu telah berhasil melakukan pembunuhan terhadap beberapa tokoh penting Hamas. 

Iran menyatakan, bersama proxy-nya untuk memberi serangan balasan Israel. Beberapa kelompok proxy Iran seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman telah melakukan serangan terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas muslim di Palestina.

Pasca terbunuhnya Haniyeh, Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu utama Israel memberikan bantuan pertahanan dengan menempatkan militernya di kawasan. Sebagai sekutu, AS menjaga Israel dan membantunya dalam menangkis serangan yang bisa merugikan kepentingannya.

Iran di satu sisi mendapat dukungan dari pihak Rusia sebagai mitra strategisnya. Rusia telah mengirimkan sejumlah logistik dan peralatan militer canggih yang telah dipasang Iran dan ditempatkan di beberapa wilayah strategisnya. Tujuannya untuk mensukseskan serangan balasan Iran kepada Israel yang telah “menghina” Iran dengan membunuh tamu politiknya di Teheran.

Perang di Timur Tengah menegaskan perang di kawasan menjadi semakin rumit, karena dua kekuatan besar (AS-Rusia) terlibat dalam zona perang.

Munculnya Yahya Sinwar

Di samping itu, munculnya sosok Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas telah menegaskan perlawanan di Gaza masih berlanjut. Terpilihnya Yahya Sinwar menandai era baru bagi organisasi tersebut, dengan potensi peningkatan militerisasi dan perubahan dalam dinamika politik Timur Tengah serta hubungan internasional.

Dalam perkembangannya, Iran belum melakukan serangan terhadap Israel. Pihak Iran justru melakukan rapat darurat dengan negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI) pada Rabu 07 Agustus 2024 di Jeddah, Arab Saudi.

Baca Juga  Dramaturgi Transendental, Teori Sosial Hidup Bersandiwara

Menarik untuk dicermati bagaimana peran OKI dalam eskalasi perang di Timur Tengah, apakah OKI mampu memberikan tekanan bagi Israel untuk melakukan gencatan senjata? Atau justru hadirnya Yahya Sinwar menambah panjang pertempuran di Timur Tengah?

Yahya Sinwar dan Pengaruhnya 

Yahya Sinwar pernah terpilih sebagai pemimpin Hamas di Gaza pada Februari 2017, menggantikan Ismail Haniyeh. Sinwar, salah satu pendiri sayap militer Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, masa hidupnya dijalani selama 22 tahun di penjara Israel sebelum dibebaskan dalam pertukaran tahanan pada tahun 2011. 

Pasca terbunuhnya Ismail Haniyeh, para pemimpin Hamas melakukan musyawarah yang berlangsung selama tiga hari di Doha, Qatar dan terpilih Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas yang baru. Banyak pengamat Timur Tengah menilai Haniyeh sebagai figur yang fleksibel, berbanding terbalik dengan Sinwar yang dinilai paling ekstrim.

Israel memperkirakan Hamas di bawah kepemimpinan Sinwar, Hamas akan semakin mengintensifkan aksi militernya dan penolakan terhadap proses perdamaian, sehingga meningkatkan risiko konflik di Gaza dan sekitarnya semakin meluas. 

Dikutip dari media Arab, Al-Arabiya, Juru bicara Menteri pertahanan Israel, Daniel Hagari menyatakan, “Yahya Sinwar adalah seorang teroris, yang bertanggung jawab atas serangan teroris paling brutal dalam sejarah”. 

Terlepas dari anggapan yang disematkan kepada Yahya Sinwar, terdapat dua persepsi yang muncul. Pertama, Israel telah memilih untuk menolak perundingan yang selama ini dibangun justru membunuh “juru runding” Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran. Kedua, perundingan antara Hamas dan Israel akan mengalami dinamika yang kompleks. Yahya Sinwar yang dikenal sebagai sosok militer, tentu akan memprioritaskan kekuatan militernya dan tentu tidak akan mudah untuk diajak berunding, kecuali Netanyahu mau berunding di dalam tunnel besama Sinwar.

Baca Juga  Pengaruh Kebudayaan Romawi di Timur Tengah

Perundingan tetap diperlukan meski penuh ketegangan, kedua belah pihak akan tetap waspada terhadap niat satu sama lain, sehingga menciptakan suasana negosiasi menjadi rumit. Sinwar juga berupaya memperbaiki kondisi hidup di Gaza melalui perundingan secara tidak langsung. Jalan damai bergantung pada pihak internasional, upaya perundingan yang dilakukan Palestina-Israel seringkali difasilitasi oleh pihak ketiga seperti Mesir, Qatar, atau bahkan mungkin China seperti yang dilakukannya selama ini terhadap negara konflik lainnya.

Kontribusi OKI dalam Konflik Timur Tengah

Di sisi lain, Organisasi Kerja sama Islam (OKI) memiliki peran yang signifikan bagi resolusi konflik di Timur Tengah. Di tengah ketegangan konflik Israel-Iran, OKI melakukan rapat darurat yang diinisiasi oleh pihak Iran di Jeddah, Arab Saudi (07/08/2024). Pemerintah Iran menjalin koalisi dengan negara-negara muslim untuk mendukung serangan balasannya kepada Israel. 

OKI memainkan peran penting sebagai fasilitator dialog antara negara-negara anggota dan pihak-pihak yang bertikai di Timur Tengah. Organisasi ini sering berupaya membentuk konsensus di antara negara-negara muslim untuk mengatasi berbagai konflik, termasuk konflik Israel-Palestina.

Hal mengejutkan muncul dari Yordania yang menolak serangan Iran atas Israel. Berada di antara negara yang sedang berkonflik membuat Yordania dalam keadaan yang rumit. Hubungan diplomatik antara Yordania dengan Israel dan Iran membuatnya dilema, karena menyangkut eksistensinya sebagai sebuah negara. 

Dalam pada itu, OKI harus lebih aktif dalam mempromosikan resolusi konflik di forum internasional seperti PBB. Mereka harus mampu menekan komunitas internasional untuk mengadopsi resolusi yang mendukung hak-hak rakyat Palestina dan mengakhiri kekerasan di kawasan tersebut. Selain itu, OKI juga harus terlibat langsung dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan dan rehabilitasi bagi para korban konflik dengan berbagai organisasi internasional untuk menyediakan dukungan yang diperlukan bagi rakyat Palestina.

Baca Juga  Jamaluddin Al-Afghani (9): Petualangan Intelektual dan Politik di Iran, Rusia, dan Jerman

Editor: Soleh

Avatar
3 posts

About author
Guru Pendidikan Agama Islam SMP Muhamamdiyah Banguntapan
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds