Salah satu hal yang dikhawatirkan pemuda dan pemudi untuk melangkah ke jenjang pernikahan adalah faktor ekonomi yakni merasa khawatir jika kekurangan harta. Bagaimana tidak? Gambaran yang diberikan oleh konten kreator, influencer, ataupun orang-orang terkenal seakan- akan menggiring opini bahwa pernikahan membutuhkan uang besar, pernikahan khawatir tidak bisa menafkahi pasangan, pernikahan khawatir nanti rezekinya sempit.
Janji Allah di Al Qur’an
Kalau kita melihat secara kasuístik, bagaimana orang tua kita, bisa struggle sampai hari ini bahkan bisa menyekolahkan kita sampai S1 dan S2. Padahal profesi mereka, pendidikan mereka, tidaklah tinggi. Disisi lain, penghasilan pun, terkadang tidak terlalu besar.
Sehingga narasi ini terbantahkan oleh firman Allah ta’ala di dalam Al-Qur’an Surat An-Nur (32) dengan redaksi sebagai berikut :
وَأَنكِحُواْ ٱلۡأَيَٰمَىٰ مِنكُمۡ وَٱلصَّٰلِحِينَ مِنۡ عِبَادِكُمۡ وَإِمَآئِكُمۡ ۚ إِن يَكُونُواْ فُقَرَآءَ يُغۡنِهِمُ ٱللَّهُ مِن فَضۡلِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٞ
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur 24: Ayat 32)\
تفسير البغوي – البغوي (٥١٦ هـ )
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِندَهُ وَ أَجْرٌ عَظِيمٌ﴾ [التغابن ١٥] إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ بَلَاءٌ وَاخْتِبَارٌ وَشُغْلٌ عَنِ الْآخِرَةِ يَقَعُ بِسَبَبِهَا الْإِنْسَانُ فِي الْعَظَائِمِ وَمَنْعِ الْحَقِّ وَتَنَاوُلِ الْحَرَامِ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ قَالَ بَعْضُهُمْ : لَمَّا ذَكَرَ اللَّهُ الْعَدَاوَةَ أَدْخَلَ فِيهِ ” مِنْ” لِلتَّبْعِيضِ، فَقَالَ : “إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ لِأَنَّ كُلَّهُمْ لَيْسُوا [ بِأَعْدَاءٍ ] (۱) وَلَمْ يَذْكُرْ ” مِنْ ” فِي قَوْلِهِ : “إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ لِأَنَّهَا لَا تَخْلُو عَنِ الْفِتْنَةِ وَاشْتِغَالِ الْقَلْبِ.
Pendapat Imam Al-Baghawy
Imam Al-Baghawy menuturkan:
Hanyalah harta kalian, keturunan kalian fitnah yaitu ujian, bencana atau musibah, cobaan, menyibukkan kalian dari akhirat terjadi dengan sebabnya manusia pada perkara besar dan tercegah dari kebenaran, mendapatkan yang haram, dan Demi Allah di sisi Allah disisinya ganjaran yang besar.
Sebagian dari mereka berkata :
“Ketika Allah menyebutkan permusuhan, Allah memasukkan kata ‘min’ untuk menunjukkan sebagian, lalu berfirman: ‘Sesungguhnya di antara pasangan-pasangan kalian dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagi kalian,’ karena tidak semua dari mereka adalah musuh. Namun, Allah tidak menyebutkan ‘min’ dalam firman-Nya: ‘Sesungguhnya harta benda dan anak-anak kalian hanyalah fitnah,’ karena semuanya tidak luput dari fitnah dan dapat menyibukkan hati.”
إنَّما أموالكم وأولادكم فِتْنَةٌ فِيهِ وجهان :
أحَدُهُما : بَلاءُ، قَالَهُ قَتَادَةُ.
الثاني : مِحْنَةٌ، وَمِنْهُ قَوْلُ الشَّاعِرِ
لَقَدْ فُتِنَ النَّاسُ في دِينِهِمْ وَخَلَّى ابْنُ عَفَّانَ شَرًّا طَوِيلًا
وَفِي سَبَبِ افْتِتَانِهِ بِهِمَا وَجْهَانِ :
أحَدُهُما : لِأَنَّهُ يَلْهُو بِهِمَا عَنْ آخِرَتِهِ وَيَتَوَفَّرُ لِأَجْلِهِما عَلَى دُنْيَاهُ.
الثاني : لِأَنَّهُ يَشِحُ لِأَجْلِ أَوْلادِهِ فَيَمْنَعُ حَقَّ اللَّهِ مِن مَالِهِ، لِذَلِكَ قَالَ النَّبِيُّ : « الْوَلَدُ مَبْخَلَةٌ مَحْزَنَةٌ مَجْبَنَةٌ )) .
Pendapat Imam Al-Mawardi tentang Fitnah Harta
Imam Al-Māwardi berpendapat:
Di dalamnya terdapat dua pendapat:
Ujian. Menurut Qatadah
Cobaan berat atau Musibah.
Sungguh orang-orang diberikan fitnah, dan sungguh Ibnu Affan telah meninggalkan syair panjang. Diantara sebab-sebab fitnahnya, terdapat dua aspek :
Karenanya menyibukkan dari akhiratnya dan memperbanyak kepada duniawinya.
Karenanya menjadi remeh anak-anaknya, maka dia menyibukkan hak-hak Allah dari hartanya.
واللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ والحَسَنُ وَقَتَادَةُ وَابْنُ جُبَيْرٍ : هي
الجَنَّةُ.
وَيُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ المُرادُ بِذَلِكَ أَنْ يَكُونَ أَجْرُهم في الآخِرَةِ أَعْظَمَ مِن مَنفَعَتِهِمْ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَوْلادِهِمْ فِي الدُّنْيَا، فَلِذَلِكَ كَانَ أَجْرُهُ عَظِيمًا.
Pendapat Abu Hurairah
Abu Hurairah dan Hasan dan Qatadah berpendapat: Surga. Dimungkinkan maksud ganjaran mereka di akhirat lebih mulia dari kebermanfaatan harta mereka dan anak-anak mereka di dunia. Oleh karena itu ganjarannya sangat besar.
فتح القدير للشوكاني – الشوكاني ( ١٢٥٠ هـ)
ثُمَّ أَخْبَرَ اللَّهُ سُبْحانَهُ بِأَنَّ الأموال والأوْلادَ فِتْنَةٌ فَقَالَ : إِنَّمَا أَمْوالُكم وأولادكم فِتْنَةٌ أَي بَلاءٌ واخْتِبَارٌ ومِحْنَةٌ يَحْمِلُونَكُم عَلَى كَسْبِ الحَرَامِ وَمَنعِ حَقِّ اللَّهِ فَلَا تُطِيعُوهم في مَعْصِيَةِ اللَّهِ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ لِمَن أَثَرَ طَاعَةَ اللَّهِ وَتَرْكَ مَعْصِيَتِهِ فِي مَحَبَّةِ مَالِهِ وَوَلَدِهِ.
Pendapat Imam Asy-Syaukani tentang Fitnah Harta
Imam Asy-Syaukani berpendapat:
Kemudian Allah mengabarkan bahwa harta dan keturunan itu fitnah yaitu ujian, cobaan, musibah yang membawa kalian untuk membawa penghasilan yang haram, tercegah atau mencegah dari hak-hak Allah, dan janganlah kalian menta’ati mereka dalam bermaksiat kepada Allah. Dan di sisi Allah ganjaran yang besar bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan meninggalkan maksiatnya pada kecintaan kepada harta dan anaknya.
تفسير الرازي – فخر الدين الرازي (٦٠٦ هـ)
تَكُونُ بَيْنَ المُؤْمِنِينَ فَأَزْواجُهم وأَوْلادُهُمُ المُؤْمِنُونَ لَا يَكُونُونَ عَدُوًّا لَهم، وفي هَؤُلاءِ الأَزْواجِ والأَوْلَادِ الَّذِينَ مَنَعُوا عَنِ الهِجْرَةِ نَزَلَ : أَنَّمَا أَمْوالُكُم وأولادكم فِتْنَةٌ قَالَ ابْنُ عَبّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما : لا تُطِيعُوهم في مَعْصِيَةِ الله تعالى ( فِتْنَةٌ) أَيْ بَلَاءٌ وشُغْلٌ عَنِ الآخِرَةِ، وَقِيلَ : أَعْلَمَ اللَّهُ تَعَالَى أَنَّ الأموال والأوْلادَ مِن جَمِيعِ ما يَقَعُ بِهِمْ فِي الْفِتْنَةِ وَهَذَا عَامٌ يَعُمُّ جَمِيعَ الأوْلادِ، فَإِنَّ الإِنْسانَ مَفْتُونٌ بِوَلَدِهِ لِأَنَّهُ رُبَّما عَصَى اللَّهَ تَعَالَى بِسَبَبِهِ وَبَاشَرَ الفِعْلَ الحَرامَ لِأَجْلِهِ ، كَغَصْبِ مالِ الغَيْرِ وغَيْرِهِ : وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ أي جَزِيلٌ، وهو الجَنَّةُ أَخْبَرَ أَنَّ عِنْدَهُ أَجْرًا عَظِيمًا لِيَتَحَمَّلُوا المَؤُونَةَ العَظِيمَةَ،والمعنى لا تُباشِرُوا المَعاصِيَ بِسَبَبِ الأوْلادِ ولا تُؤْثِرُوهُم عَلَى مَا عِنْدَ اللَّهِ مِنَ الأجْرِ العَظِيمِ.
Pendapat Imam Ar-Razi tentang Fitnah Anak
Imam Ar-Rāzi berpendapat :
Hubungan antara orang beriman dengan keluarga mereka, khususnya istri dan anak-anak yang juga beriman. Mereka tidak akan menjadi musuh bagi orang yang beriman jika tetap dalam ketaatan kepada Allah. Namun, jika keluarga, terutama istri dan anak-anak, menjadi penghalang dalam ketaatan kepada Allah, seperti menghalangi seseorang dari berhijrah atau menjalankan kewajiban agama, maka Allah menurunkan peringatan dalam firman-Nya
Pendapat Ibnu Abbas
Ibnu Abbas Ra berkata :
“Janganlah kalian menta’ati mereka dalam bermaksiat kepada Allah (fitnah) yaitu ujian dan kesibukan dari akhirat”.
Pendapat lain : “Allah mengabarkan bahwa harta, keturunan dari seluruh hal-hal yang terjadi dengan mereka pada kefitnahan, ini secara umum menjadi umum kepada seluruh anak, maka setiap orang diberikan fitnah pada anak-anaknya, karenanya barangkali dia bermaksiat kepada Allah dengan sebab-sebabnya mengamalkan perbuatan-perbuatan yang diharamkan, seperti mengghasab harta, dll.
Demi Allah di sisi-Nya mendapat ganjaran yang besar yaitu berlimpah yaitu surga. Dikabarkan bahwa ganjaran besar bisa dimaknai pertolongan yang besar, Maknanya adalah janganlah kalian melakukan kemaksiatan karena anak-anak, dan janganlah kalian mengutamakan mereka di atas apa yang ada di sisi Allah berupa pahala yang besar.”
تفسير ابن الجوزي – ابن الجوزي (٥٩٧) هـ)
قَوْلُهُ تَعالى : ﴿إِنَّما أموالكم وأولادكم فِتْنَةٌ أَيْ : بَلَاءٌ وشُغْلٌ عَنِ الآخرة. فالمال والأوْلادُ يُوقِعان في العظائِمِ إِلَّا مَن عَصَمَهُ اللَّهُ. وَقَالَ ابْنُ قُتَيْبَةَ : أي : إغرام. يُقالُ : فُتِنَ فُلانٌ بِالمَرْأَةِ، وشُغِفَ بِها، أي: أُغْرِمَ بِها.
وقال الفراء : قالَ أَهْلُ المَعانِي : إِنَّمَا دَخَلَ مِن” فِي قَوْلِهِ تَعَالَى : ﴿إِنَّ مِن أَزْواجِكُمْ لِأَنَّهُ لَيْسَ كُلُّ الأَزْواجِ، والأولاد أعداء. وَلَمْ يَذْكُرْ “. “من” في قَوْلِهِ تعالى : إنَّما أموالكم وأولادكم فِتْنَةٌ لأنها لا تَخْلُو مِنَ الفِتْنَةِ، وَاشْتِغَالِ القَلْبِ بها. وقَدْ رَوى بُرَيْدَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ أَنَّهُ كَانَ يَخْطُبُ، فَجَاءَ الحَسَنُ ، والحُسَيْنُ عَلَيْهِما قَمِيصَانِ أَحْمَرانِ يَمْشِيانِ، وَيَعْقُرانِ، فَنَزَلَ مِنَ المِنبَرِ ، فَحَمَلَهُما ، فَوَضَعَهُما بَيْنَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ : “صَدَقَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: إنَّما أموالكم وأولادكم فِتْنَةٌ نَظَرْتُ إِلَى هَذَيْنِ الصَّبِيَّيْنِ يَمْشِيانِ، وَيَعْثُرَانِ، فَلَمْ أَصْبِرْ حَتَّى قَطَعْتُ حَدِيثِي، ورَفَعْتُهُما .»
قَوْلُهُ تَعالى : ﴿وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ ) أي : ثَوَابٌ جَزِيلٌ وهو الجَنَّةُ. والمعنى : لا تَعْصُوهُ بِسَبَبِ الأَوْلادِ ، ولا تُؤْثِرُوهُم عَلَى مَا عِنْدَ اللَّهِ مِنَ الْأَجْرِ العظيمِ.
Pendapat Ibnul Jauzi
Ibnul Jauzi berpendapat:
Harta kalian dan keturunan kalian fitnah yaitu “ujian dan menyibukkan kalian dari akhirat. Maka harta keturunan keduanya terjadi pada sesuatu yang besar kecuali orang-orang yang Allah jaga”
Pendapat Ibnu Qutaibah dan Al Farra’
Ibnu Qutaibah berkata : Kecintaan. Maka ada suatu pendapat :”Seseorang diuji dengan perempuan, kemudian mencintai yaitu mencintainya”.
Al-Farra’ berkata: “Para ahli ilmu ma’ani (Balaghah) mengatakan bahwa kata ‘min’ dalam firman Allah Ta’ala: ‘Sesungguhnya di antara pasangan-pasanganmu’ ada karena tidak semua pasangan dan anak adalah musuh. Sedangkan dalam firman-Nya, ‘Sesungguhnya harta-hartamu dan anak-anakmu adalah ujian,’ tidak terdapat kata ‘min’ karena harta dan anak tidak lepas dari fitnah dan kesibukan hati terhadapnya.”
Kisah Nabi Muhammad
Diriwayatkan dari Buraidah bahwa Rasulullah ﷺ sedang berkhutbah ketika Hasan dan Husain datang dengan mengenakan dua baju merah. Mereka berjalan dan tersandung-sandung. Maka Rasulullah ﷺ turun dari mimbar, menggendong keduanya, dan meletakkannya di hadapannya. Kemudian beliau berkata, “Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung benar: ‘Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian adalah ujian.’ Aku melihat kedua anak kecil ini berjalan dan tersandung, sehingga aku tidak sabar sampai aku memotong ucapanku dan menggendong mereka.”
Firman Allah ta’ala : “Dan Demi Allah, Disisi-Nya, ganjaran yang besar” yaitu ganjaran atau pahala yang melimpah adalah surga. Dan bermakna : janganlah kalian bermaksiat yang disebabkan anak-anak kalian, dan janganlah kalian mengutamakan mereka diatas apa-apa yang ada di sisi Allah.
Dengan kisah-kisah tersebut, semoga kita semua terhindar dari fitnah harta dan anak, dan semoga diberikan harta yang berkah dan anak yang shalih dan shalihah. Aamiin.
Editor: Assalimi