Review

Rendez-vous di Selat Hormuz

5 Mins read

Novel Rendez-vous di Selat Hormuz adalah novel yang bergaya roman detektif. Novel ini menghadirkan kisah seorang pemuda bernama Ali Khadafi yang mengalami situasi sulit, menegangkan bahkan menghadapi kematian karena selembar kertas yang dititipkan oleh Prof Karina Lombard, ahli simbologi dari Universitas Teheran.

Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Diva Press pada November 2012, ISBN 978-602-7640-57-3 dan ditulis oleh Zhaenal Fanani, seorang penulis cerpen seperti Joko Sableng dan kemudian menulis novel yang berkaitan dengan sejarah, konflik politik dan agama dengan latar Timur Tengah.

Novel ini berjumlah 474 halaman, termasuk sampul, kata pengantar penulis serta profil singkat penulis dan terdiri dari 24 Bab dengan judul Hormuz 1, 2, dan seterusnya. Gaya penulisannya adalah alur maju-mundur dengan mengungkap kisah masa lalu salah seorang pemeran utamanya.

Ada beberapa tokoh yang ditampilkan di antaranya, Ali Khadafi seorang simbolog, Prof Karina Lombard mentor Ali Khadafi, Zhema Botuoty, kriptolog dan teman dekat Khadafi, Akbar Sulamieh, intel Savama serta Mustafa Heifi, seorang dokter.

Dengan latar belakang negara Republik Islam Iran, novel ini ‘seolah’ merefleksikan situasi yang terjadi di negeri para Mullah baik secara fiktif maupun kenyataan mengingat Iran saat ini tengah berada dalam konflik perang dengan Israel.

Hubungan antara Iran dan Israel sangat kompleks. Pada saat Shah Reza Pahlevi berkuasa, Iran adalah teman dekat Israel dan negara-negara Barat serta Uni Eropa. Namun semuanya berubah pasca revolusi tahun 1979. Iran berubah haluan dari teman menjadi lawan. Kantor Kedutaan Besar Israel dijadikan kantor perwakilan Palestina yang saat itu tengah dijajah. Iran melawan Barat. Iran disanksi secara politik, ekonomi dan militer.

Ketegangan antara Iran dan Israel sudah tertanam sejak era revolusi. Kedua negara saling ‘mengincar’ dan ‘mengintai’.Rangkaian serangan diterima Iran baik dengan senjata, siber maupun intelijen. Begitu juga sebaliknya.

Iran berusaha meredakan dengan menangkap agen intelijen Mossad yang berkeliaran di wilayahnya dengan tujuan mengacaukan situasi dan mengganggu keamanan nasional.

Dan salah satu tempat yang bisa mengganggu stabilitas nasional Iran bahkan dunia adalah Selat Hormuz. Selat Hormuz adalah jalur pasokan minyak dunia sekitar 20 % dari negara-negara teluk ke perdagangan internasional.

Antara Cinta dan Peristiwa

Khadafi dan Zhema adalah dua teman yang sudah lama dekat. Meskipun keduanya belum pernah mengungkapkan rasa satu sama lain akan tetapi gelagat Khadafi menunjukkan bahwa ia menyukai Zhema. Zhema pun demikian.

Baca Juga  UEA Jalin Hubungan Diplomatik dengan Israel, Duka Bagi Palestina

Suatu hari Khadafi tak berkabar kepada Zhema. Zhemapun cemas karena tidak seperti biasanya Khadafi tak menyapanya lewat SMS. Di ujung telpon, Zhema mendapati kabar bahwa teman dekatnya tersebut terlibat sebuah pembunuhan.

Mengungkapkan kebenaran terasa sulit di saat orang yang kita percayai, sahabat bahkan menjadi mentor dalam sebuah penelitian tersangkut kasus kriminal. Itulah yang dialami oleh Ali Khadafi, seorang pemuda sekaligus simbolog yang cukup diperhitungkan di Iran.

Suatu waktu ia menemukan mentornya, Profesor Karina Lombard terbaring kaku di sebuah bangunan. Pada saat bersamaan petugas keamanan datang dan menuduhnya melakukan pembunuhan.

Khadafi diintrogasi. Ia merasa dijebak oleh seseorang bernama Mustafa Heifi yang menghubunginya lewat telpon. Ia menyangkal tidak membunuh mentornya sekaligus simbolog ternama di Iran dari Universitas Teheran.

Dalam 24 jam terakhir rentetan kejadian menghebohkan jagad negeri Persia itu. Bukan hanya karena seorang profesor simbolog ternama yang ditemukan terbujur kaku, namun ditempat lain, Ayatollah Barazandi juga ditemukan tewas dengan luka didadanya. Pemimpin spiritual tertinggi Iran itu harus meregang nyawa dikediamannya sendiri, di sebuah ruangan yang dijaga ketat oleh petugas keamanan. Perlu melewati beberapa pos penjagaan agar bisa masuk dan bertemu Ayatollah.

Di tempat lain, di kompleks Makam Suci Shrain Fathimah juga ditemukan seorang pria dengan luka tembak dibagian punggungnya. Pria itu Mahmud Khuzainy, orang yang mengunjungi Ayatollah sebelum ditemukan meninggal.

Spionase dan Cara Kerjanya

Spionase adalah cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dari seseorang, organisasi,instansi maupun negara. Spionase biasanya dilakukan oleh seseorang dengan keahlian tertentu.

Novel ini menggambarkan bagaimana Karina Lombard, profeseor di bidang simbolog yang dalam kesehariannya hanya disibukkan oleh penelitian simbol-simbol sejarah ternyata juga adalah agen spionase.  

Kegiatannya diberbagai negara mengunjungi situs atau bangunan bersejarah ternyata adalah kedok. Ia menjalin kontak dengan Israel.

Pada saat informasi atau data telah terkumpul, seorang agen spionase tidak segan membunuh rekannya ataupun menghancurkan lokasi tertentu untuk menghilangkan jejak.

Hal ini bisa kita lihat, pembunuh Ayatollah, Mahmud Khuzainy juga ikut dibunuh. Mustafa Heifi, bos dari Khuzainy ditemukan tak bernyawa disebuah apartemen mewah. Lalu teman kerja Heifi, Rashef yang membawa Prof Karina ditembak oleh petugas Abolhosen. Abolhosen, seorang kepala polisi  ternyata berteman dengan Prof Karina. Namun naas ia juga kehilangan nyawa karena sebuah ledakan yang sudah diatur oleh  Prof Karina.

Baca Juga  Bagaimana Demokrasi Bisa Mati?

Simbologi dalam Islam

Simbologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makna dibalik simbol, huruf ataupun angka. Dalam novel ini juga disebutkan salah seorang tokoh simbolog Islam terkenal Ahmad al-Buni. Ia hidup sekitar abad ke 12 M dan terkenal lewat karyanya Shams al-Ma’arif al-Kubra. Kitab ini memuat ilmu huruf, simbolisme dan rahasia alam semesta.

Pada bab 10 halaman 198, Khadafi membuka kertas yang diberikan oleh Prof Karina yang isinya 4080.322.XX. Angka tersebut lalu dipecahkan kedalam sebuah huruf dengan menggunakan Bahasa Arab ejaan Abajadun. Ejaan Abajadun menempatkan setiap huruf hijaiyah memiliki angka numerik seperti huruf alif untuk nomor 1, Jim (3), Qaf (100) dan Ghain (1000). Angka-angka tersebut kemudian menjadi rangkaian huruf MV.JUBBA.XX.

Rangkaian huruf ini adalah nama sebuah kapal tanker yang akan melewati selat Hormuz. Kapal tanker inilah yang akan menjadi sumbu panasnya stabilitas keamanan Iran serta dunia internasional.

Akhir dari Sebuah Rencana

Di semua novel tentu bagian yang paling ditunggu adalah akhir dari kisah para pemeran. Prof Karina Lombard sebagai seorang agen Spionase yang bekerjasama dengan Israel telah lama merencanakan sebuah ‘gangguan keamanan’ di Iran.

Ia adalah seorang keturunan Yahudi yang mengubur dendam sejak kecil. Ibunya meninggal karena pembersihan etnis yang dilakukan Hitler di kamp Auschwitz, Polandia.

Kakeknya berpesan bahwa ‘musuh orang Yahudi bukan hanya orang Nazi’.

Pesan kakeknya itu yang mengantarkannya menjadi agen Spionase Israel. Ia mengambil jalan sebagai seorang simbolog agar ‘tak terdeteksi’. Namun senjata makan tuan. Khadafi sebagai murid kepercayaannya mampu memecahkan sandi yang ia berikan.

Agen intel Savama ternama Akbar Sulamieh mampu mengantisipasi keadaan dan membaca pergerakan Prof Karina.

Randez-vous Awal dan Akhir

Judul novel ini sama sekali tidak disebutkan dalam setiap lembarannya. Kita perlu menganalisa apa itu Rendez-vous dan dimanakah letaknya.

Mengutip laman wikipedia Rendez-vous adalah bahasa Perancis yang berarti pertemuan atau tempat pertemuan. Kata ini kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris dengan arti yang sama.

Baca Juga  Israel Aneksasi Wilayah Tepi Barat Palestina, Hamas: Ini Deklarasi Perang!

Pelabuhan di selat Hormuz adalah tempat pertemuan yang dimaksud. Awal konflik terjadi ketika Khadafi diminta bertemu seseorang di pelabuhan selat Hormuz. Di sana ia bertemu dengan seorang perempuan  bernama Dariah. Dariahlah yang membawa Khadafi ke sebuah tempat di mana Prof Karina terbujur kaku di atas lantai.

Pertemuan kedua yang menjadi klimaks dari cerita ini adalah ketika Prof Karina berhasil keluar dari sebuah mansion yang diledakkan dan menuju Pelabuhan al-Abbas. Di sana ia siap menekan sebuah remote untuk meledakkan sebuah kapal tanker bernama MV.Jubba.XX. Namun karena kesigapan agen intel Savama, Akbar Sulamieh, akhirnya Prof Karina pun dilumpuhkan dengan timah panas.

Di akhir cerita setelah Khadafi bergelut dengan peristiwa yang telah mengganggu keamanan dan menelan banyak korban, ia pun akhirnya menyatakan cinta kepada Zhema.

Sebuah Pelajaran Penting

Pertama, novel ini bukan sekedar bacaan penghibur di waktu senggang. Novel ini bercerita tentang cinta, politik, intrik, intelijen, spionase serta simbologi sebagai sebuah ilmu pengetahuan.

Novel ini menjadi relevan ketika kita mengamati skalasi timur tengah yang tentunya berdampak secara global. Perang Iran-Israel selama 12 hari telah mengubah peta geopolitik.

Ancaman Iran akan menutup selat Hormuz juga berakibat dengan naiknya harga minyak dunia dan tentu dirasakan oleh semua pihak. Khadafi adalah contoh seorang lelaki yang mempertaruhkan cintanya, kepercayaannya kepada seseorang dan kedaulatan negaranya. Di tangannya berupa selembar kertas menjadi tantangan loyalitas dan integritasnya sebagai warga negara.   

Kedua, kita juga perlu belajar tentang simbologi sebagai bagian dari sejarah peradaban Islam. Penggunaan lambang bulan sabit dan bintang, sorban warna hijau, kaligrafi, bentuk kubah tidak terlepas dari simbologi. Ada makna penting sebuah simbol yang telah digunakan oleh sebagian besar umat Islam baik dari sisi keindahan, akhlak maupun spiritualitas.

Ketiga, negara seperti Indonesia bisa saja mendapat ancaman serius dari negara lain. Terorisme, spionase ataupun sabotase adalah beberapa ancaman keamanan yang bisa mengganggu kedaulatan negara. Sebuah kedaulatan negara dipertaruhkan oleh pemimpin yang bijak, pihak keamanan yang kompeten, para ahli, dan tentunya warga negara itu sendiri.

Editor: Soleh

Avatar
16 posts

About author
Pengajar di MA DDI Nurussalam Lassa-Lassa, Bontolempangan, Gowa
Articles
Related posts
Review

Memahami Teks, Menyadari Konteks: Review Buku Interaksi Islam Karya Mun'im Sirry

5 Mins read
Buku ini, Interaksi Islam, karya terbaru Prof. Mun’im Sirry, mengusung tiga tema besar: Pertama, penelusuran aktivitas relasi antaragama di masa awal Islam,…
Review

Socrates: Manusia Tidak Boleh Takut Akan Kematian!

3 Mins read
Kematian adalah hal yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Bahkan, sekadar membahasnya pun orang merasa enggan dan cenderung menghindarinya. Padahal, pembicaraan mengenai…
Review

Setiap Orang Perlu Berfilsafat!

3 Mins read
Sebagian orang merasa asing dengan istilah filsafat. Bagi mereka, kini, filsafat seakan-akan menjadi ilmu yang hanya dipelajari di kampus-kampus. Kondisi ini diperparah…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *