Peristiwa

Alissa Wahid: Gus Dur Melihat Agama sebagai Sumber Etika dan Moral

2 Mins read

IBTimes.ID – Direktur Jaringan GUSDURian, Alissa Wahid memberikan orasi ilmiah dalam Konferensi Pemikiran Gus Dur yang bertempat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta pada Jum’at (29/8/25).

Mengusung tema “Meneladani Gus Dur, Merawat Indonesia”, forum ini hadir sebagai ruang diskusi untuk menggali dan menghidup warisan intelektual K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), khususnya pemikirannya tentang keindonesiaan, keagamaan, sosial, dan politik yang dikontekstualisasikan pada persoalan demokrasi dan ideologi.

Dalam orasi ilmiah yang ia sebut sebagai ‘orasi tidak ilmiah’, Alissa mengajak kita untuk menelisik kembali pemikiran-pemikiran Gus Dur guna memperoleh pemahaman yang utuh tentang nilai dan prinsip yang diperjuangkannya semasa hidup.

Alissa mengatakan, Gus Dur adalah sosok yang ada di persimpangan. Ia mendemonstrasikan bagaimana perjuangan Gus Dur adalah spektrum yang terdiri dari irisan-irisan dirinya sebagai tokoh agama, politisi, dan sosok yang humanis.

Alissa menyebutkan, Gus Dur tidak hanya dikenal sebagai tokoh signifikan dalam Nahdlatul Ulama (NU), ia juga dikenal sebagai aktivis lintas iman. Ia tidak hanya mendorong perubahan di lingkungan masyarakat muslim, tetapi juga mendorong persaudaraan lintas iman sejati. Keterbukaannya dalam menjalin dialog dengan tokoh lintas iman dan kebijakannya memberikan pengakuan pada agama Kong Hu Chu adalah beberapa bentuk praktik politik humanisnya yang mempromosikan nilai toleransi.

“Karena bagi Gus Dur, yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan,” tuturnya.

Alissa mengatakan bahwa Islam dalam pandangan Gus Dur, kata Alissa, adalah agama yang inklusif. Untuk menjadi inklusif, kita harus dapat melihat nilai universal yang hadir pada bermacam-macam ekspresi suku, bangsa, agama, dan budaya. Setiap elemen ini pasti mengajarkan kebaikan yang universal. Nilai kebaikan universal yang berhasil melampaui keberagaman dan merangkul kemajemukan itu ialah kemanusiaan.

Baca Juga  Riuh Pilpres 2024: Bela Capres Udah Kayak Bela Agama

“Menerima dan mengakui kemajemukan adalah sesuatu yang sifatnya hakiki. Semua punya hak yang sama untuk hidup di bumi ini,” ujarnya.

Menurut Alissa, semua agama pasti menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Gus Dur mengharapkan Islam yang ramah. Ia berharap umat Islam mampu memahami orang lain, menumpahkan kebersamaan yang utuh dengan segala pihak, dan menjunjung tinggi kebebasan sebagai sarana demokrasi. Kemanusiaan seperti inilah yang diajarkan oleh agama, yang mampu menyatukan masyarakat dan menegakkan demokrasi.

“Gus Dur melihat agama sebagai sumber etika dan moral. Nilai-nilai Islam yang mengusahakan kebaikan untuk sekitar tanpa memandang perbedaan menunjukkan bagaimana Islam sesungguhnya memiliki tujuan pelayanan. Nilai spiritualitas ini berperan besar dalam menegakkan keadilan dan kedaulatan hukum,” pungkasnya.

Proses refleksi Alissa membawanya pada gagasan John C. Maxwell dan Stephen Covey tentang kepemimpinan. Alissa memahami bahwa kepemimpinan yang besar adalah kepemimpinan yang berbasis pada prinsip (principle-based). Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang berprinsip.

Prinsip inilah yang mendefinisikan karakter seseorang. Ialah warisan yang akan tinggal bahkan setelah pemiliknya menanggalkan kehidupan. Bagi Alissa dan Jaringan GUSDURian, prinsip ini dapat dilihat pada rekam kepemimpinan Gus Dur. Warisan berupa pemikiran dan prinsip-prinsip yang Gus Dur hayati semasa hidupnya inilah yang hendak mereka langgengkan guna merawat sekitar.

(Nurma/Soleh)

Related posts
Peristiwa

Lazismu Kirim Bantuan 20 Unit WC Umum Portabel untuk Dukung PHBS Warga Gaza

1 Mins read
IBTimes.ID, Mesir – Keberangkatan armada truk bantuan kemanusiaan Lazismu menuju Palestina melalui jalur Mesir telah resmi dilepas bersamaan dengan kolaborasi program Join…
Peristiwa

Pelepasan Delegasi Join Action For Palestine 4, Lazismu Kirim Tiga Truk Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina

2 Mins read
IBTimes.ID – Bantuan kemanusiaan untuk Palestina masih sangat diharapkan bisa diterima warga terdampak akibat genosida Israel. Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat (POROZ) akan…
Peristiwa

Sirkuit Pertamina Mandalika Rilis Kalender Event 2026

2 Mins read
IBTimes.ID – Lombok Tengah semakin menegaskan posisinya sebagai rumah besar motorsport Indonesia. Memasuki 2026, Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menyiapkan kalender kegiatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *