IBTimes.ID – Indonesia menyambut dengan antuasias atas tercapainya gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza dan menyatakan kesiapan dalam mendukung proses rekonstruksi di wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menegaskan bahwa gencatan senjata tahap pertama ini merupakan langkah awal yang signifikan menuju penghentian permanen agresi di Gaza. Pemerintah Indonesia berharap agar akses bantuan kemanusiaan dapat segera dibuka secara luas, sehingga proses pemulihan dan rekonstruksi dapat segera dimulai.
“Indonesia siap berperan aktif dalam membantu proses rekonstruksi Gaza,” demikian pernyataan resmi Kemlu RI yang ditulis melalui platform X, yang dikutip dari Jakarta pada Jumat.
Pemerintah juga menekankan pentingnya agar seluruh pihak yang terlibat dalam kesepakatan ini melaksanakan setiap poin perjanjian dengan niat dan komitmen yang tulus.
Selain itu, Indonesia mendorong komunitas internasional untuk memanfaatkan momentum ini guna menghidupkan kembali proses perdamaian di Palestina, sekaligus memperkuat upaya penerapan solusi dua negara berdasarkan kesepakatan dan hukum internasional.
***
Menurut Kemlu dilansir dari Antara (10/25), langkah gencatan senjata ini diharapkan menjadi awal bagi terwujudnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, sesuai dengan berbagai resolusi serta prinsip hukum internasional yang berlaku.
Pemerintah Indonesia juga memberikan apresiasi kepada Amerika Serikat, Mesir, Qatar, dan Turki atas peran mereka sebagai mediator dalam upaya menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (8/10) mengumumkan bahwa Hamas dan Israel telah menyetujui tahap pertama dari “Rencana Perdamaian Gaza” yang diinisiasi oleh Amerika Serikat.
“Saya bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah sepakat melaksanakan tahap pertama dari rencana perdamaian kami,” ujar Trump melalui akun Truth Social miliknya.
Trump menambahkan bahwa kesepakatan ini mencakup pembebasan seluruh sandera dan penarikan pasukan Israel ke wilayah yang telah disepakati, sebagai langkah awal menuju “perdamaian yang kuat, berkelanjutan, dan abadi.”
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyambut baik tercapainya kesepakatan tersebut, termasuk perjanjian pembebasan sandera yang diharapkan dapat meredakan ketegangan dan membuka jalan bagi penyelesaian konflik di Jalur Gaza.
(MS)

