IBTimes.ID – Di tengah hiruk pikuk istana negara, akhirnya nama Presiden RI ke-2 Soeharto dan aktivis buruh Marsinah resmi ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto. Pengumuman tersebut dilakukan hari ini, Senin (10/11) bertepatan dengan hari pahlawan nasional. Penetapan ini menjadi perdebatan hangat di masyarakat karena sebagian masyarakat menganggap Soeharto melakukan banyak pelanggaran di masa kepemimpinannya.
Beberapa waktu sebelumnya, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyebut bahwa Soeharto telah beberapa kali diajukan sebagai pahlawan nasional oleh berbagai lapisan masyarakat. Ketika ditanya terkait dengan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan selama menjabat, Fadli Zon menyebut hal tersebut tidak berdasar.
“Ya apa buktinya? Pelaku genosida apa, itu enggak ada. Enggak ada kan?” ujarnya.
Fadli Zon menyebut, nama Soeharto telah memenuhi syarat sebagai pahlawan nasional dalam lapisan seleksi yang dilakukan oleh kabupaten/kota, provinsi, dan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) yang di dalamnya terdapat unsur sejarawan, tokoh agama, akademisi, aktivis, dan lain-lain.
“Memenuhi syarat dari bawah. Dari beberapa layer (lapisan). Dan itu datangnya dari masyarakat juga. Beliau memimpin Serangan Umum 1 Maret yang menjadi tonggak Republik Indonesia diakui dunia. Itu salah satu. Belum lagi Operasi Pembebasan Irian Barat dan lain-lain,” imbuhnya.
Selain itu, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, sehari sebelum pengumuman, juga telah membocorkan bahwa salah satu dari 10 nama pahlawan baru yang akan diumumkan adalah Soeharto.
“Besok, insya allah akan diumumkan. Kurang lebih 10 nama. [Soeharto] Ya, masuk, masuk,” ujar Prasetyo di Kertanegara, Jakarta, Minggu (9/11) sebagaimana dikutip dari CNN.
Selain Soeharto, salah satu nama yang juga diumumkan adalah Marsinah, seorang aktivis buruh pabrik yang meninggal karena disiksa dan dibunuh ketika membela hak-hak buruh. Ia menghilang pada 5 Mei 1993 setelah memimpin demonstrasi buruh di PT. Catur Putra Surya, Sidoarjo. Hasil otopsi menunjukkan bahwa ia disiksa dengan cukup brutal sampai meninggal dunia.
Kakak Marsinah, Marsini, meraass senang dan bangga atas gelar pahlawan yang diberikan kepada Marsinah. Menurutnya, perjuangan Marsinah sebagai aktivis buruh pabrik tidak pernah mudah. Ia berharap penetapan gelar pahlawan ini membuat masyarakat mengetahui perjuangan Marsinah sebagai pejuang buruh.
Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea bangga ketika mendengar wacana bahwa Marsinah akan diberikan pahlawan nasional. Ia menyebut keputusan itu sebagai wujud nyata dari janji Prabowo saat peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Monas.
“Kami sangat berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas penghormatan luar biasa ini. Janji beliau di atas panggung akhirnya diwujudkan,” ujar Andi Gani.
Ia menyebut bahwa keputusan ini bukan sekadar penghargaan simbolis, tetapi penegasan bahwa perjuangan kaum pekerja juga bagian dari sejarah bangsa.
“Marsinah adalah sosok pekerja perempuan yang tak gentar memperjuangkan hak-hak buruh hingga akhir hayatnya. Semangatnya akan terus hidup di hati setiap pekerja Indonesia,” imbuhnya.
(FI)

