IBTimes.ID – FIFA resmi merilis tata cara pengundian (drawing) babak final Piala Dunia 2026 yang akan digelar pada 5 Desember mendatang di John F. Kennedy Center for the Performing Arts, Washington DC, Amerika Serikat.
Pengumuman ini disampaikan FIFA pada Selasa (25/11), seiring persiapan akhir menuju turnamen sepak bola terbesar dunia yang untuk pertama kalinya akan diikuti oleh 48 tim.
Menurut FIFA, sebagaimana dilansir dari ANTARA (26/11/25) proses pengundian akan dilakukan kurang dari 200 hari sebelum kick-off Piala Dunia 2026 yang diselenggarakan secara bersama oleh tiga negara, yakni Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat.
Sebanyak 48 tim peserta, termasuk tiga tuan rumah dan 39 negara yang telah memastikan tiket lolos, akan dimasukkan ke dalam empat pot. Masing-masing pot berisi 12 tim yang disusun berdasarkan Peringkat Dunia FIFA kategori putra per 19 November.
Empat slot tersisa di pot 4 masih menunggu hasil pertandingan kualifikasi, yakni dua pemenang turnamen playoff FIFA serta empat pemenang dari jalur playoff zona Eropa. Dengan demikian, komposisi lengkap peserta baru akan diketahui sepenuhnya menjelang hari pengundian.
Dalam mekanismenya, pengundian akan dimulai dari pot 1, di mana seluruh tim akan ditempatkan ke dalam grup A hingga L. Proses tersebut kemudian berlanjut secara berurutan dengan tim-tim dari pot 2, pot 3, dan terakhir pot 4.
FIFA menjelaskan bahwa sistem ini dirancang untuk menjaga keseimbangan kekuatan antar grup sejak fase awal turnamen.
Sebagai tuan rumah, Meksiko otomatis menempati posisi A1, Kanada ditempatkan di B1, dan Amerika Serikat mengisi D1. Sembilan tim dengan peringkat FIFA tertinggi lainnya juga akan langsung mengisi posisi unggulan (posisi 1) di grup masing-masing.
Untuk menghindari pertemuan tim-tim terkuat di fase awal, tim dengan peringkat tertinggi dunia, yakni Spanyol, serta peringkat kedua, Argentina, akan diundi ke jalur yang saling berlawanan. Prinsip yang sama diterapkan kepada Prancis dan Inggris sebagai tim peringkat ketiga dan keempat dunia.
FIFA juga menegaskan aturan konfederasi dalam pembagian grup. Pada prinsipnya, satu grup tidak diperkenankan diisi lebih dari satu tim dari konfederasi yang sama. Pengecualian hanya berlaku bagi UEFA yang memiliki 16 wakil, sehingga setiap grup diwajibkan memiliki minimal satu dan maksimal dua tim asal Eropa.
Daftar pembagian pot mencerminkan peta kekuatan global sepak bola saat ini. Pot 1 dihuni oleh Kanada, Meksiko, Amerika Serikat, Spanyol, Argentina, Prancis, Inggris, Brasil, Portugal, Belanda, Belgia, dan Jerman. Pot 2 berisi Kroasia, Maroko, Kolombia, Uruguay, Swiss, Jepang, Senegal, Iran, Korea Selatan, Ekuador, Austria, dan Australia. Sementara Pot 3 diisi Norwegia, Panama, Mesir, Aljazair, Skotlandia, Paraguay, Tunisia, Pantai Gading, Uzbekistan, Qatar, Arab Saudi, serta Afrika Selatan.
Adapun Pot 4 mencakup Yordania, Cape Verde, Ghana, Curacao, Haiti, Selandia Baru, serta para pemenang playoff Eropa A hingga D dan dua pemenang playoff FIFA lainnya.
Sejumlah pengamat sepak bola internasional menilai format 48 tim ini akan memberikan peluang lebih besar bagi negara-negara di luar kekuatan tradisional untuk tampil kompetitif di panggung dunia.
Selain memperluas representasi global, Piala Dunia 2026 juga diproyeksikan menjadi turnamen paling masif dalam sejarah, baik dari sisi jumlah pertandingan, jangkauan penonton, maupun dampak ekonomi bagi negara tuan rumah.
(MS)