IBTimes.ID – Sekelompok elit militer mengumumkan telah mengambil alih kepemimpinan Guinea-Bissau dan Presiden Umaro Sissoco Embalo telah mereka tangkap. Jenderal Horta N’Tam dilantik sebagai presiden transisi. Hal ini terjadi tak lama setelah terdengar tembakan di Bissau, ibukota negara tersebut, Kamis (27/11/2025). Dalam laporan BBC, negara tersebut memang rentan terhadap kudeta. Guinea-Bissau juga dikenal sebagai negara penghubung jaringan narkoba yang melibatkan militer.
Sekelompok perwira tersebut muncul di TV milik pemerintah. Mereka mengumumkan bahwa proses pemilu presiden ditunda walaupun negara tersebut tengah menunggu hasil pemilihan presiden yang seharusnya keluar pada hari ini. Mereka mengaku bertindak untuk menggagalkan rencana sekelompok politisi tak dikenal yang didukung oleh sebuah jaringan gembong narkoba untuk mengganggu stabilitas negara. Militer juga mengumumkan penutupan perbatasan serta memberlakukan jam malam.
Embalo dan rival terkuatnya, Fernando Dias saling klaim kemenangan. Namun keduanya serta beberapa pejabat tinggi lain seperti Perdana Menteri Domingos Pereira dilaporkan telah ditangkap oleh sekelompok militer yang menamakan diri dengan High Military Command for the Restoration of Order.
Para pelaku kudeta juga telah menahan Panglima Angkatan Darat Guinea-Bissau Jenderal Biague Na Ntan dan wakilnya, Jenderal Mamadou Touré. Dalam pernyataan bersama, para pemimpin misi pemantau pemilu dari Uni Afrika dan blok Afrika Barat Ecowas menyatakan keprihatinan yang mendalam atas pengumuman kudeta oleh angkatan bersenjata. Mereka mengatakan bahwa negara telah siap untuk pengumuman hasil pemilu setelah apa yang mereka sebut “tertib dan damai”.
“Sangat disayangkan bahwa pengumuman ini datang tepat ketika kedua misi baru saja menyelesaikan pertemuan dengan dua kandidat presiden terkemuka, yang meyakinkan kami akan kesediaan mereka untuk menerima kehendak rakyat,” kata mereka.
Para saksi di Bissau mendengar suara tembakan pada sekitar pukul 13.00 waktu setempat, tetapi belum bisa dipastikan siapa yang terlibat dalam penembakan tersebut serta apakah ada korban jiwa. Ratusan orang yang berjalan kaki dan berkendara melarikan diri, mencari perlindungan saat tembakan terdengar.
Kemudian, Jenderal Denis N’Canha, kepala rumah tangga militer di istana kepresidenan Guinea-Bissau, membacakan pernyataan yang menyatakan pengambilalihan. Ia mengatakan para perwira telah membentuk High Military Command for the Restoration of Order dan menginstruksikan penduduk untuk tetap tenang. Pos-pos pemeriksaan telah didirikan di seluruh Bissau. Jalanan tampak sepi menjelang jam malam, yang dijadwalkan dimulai pukul 19.00 waktu setempat.
Portugal telah menyerukan pemulihan ketertiban konstitusional. Kementerian luar negeri negara tersebut mendesak semua yang terlibat untuk menahan diri dari segala bentuk kekerasan institusional atau sipil. Bekas koloni Portugis tersebut telah menyaksikan setidaknya sembilan kudeta atau percobaan kudeta selama lima dekade terakhir.
Dilansir dari BBC, Embaló sendiri sebelumnya telah lolos dari berbagai upaya kudeta selama masa jabatannya. Namun, para pengkritiknya menuduh ia telah merekayasa krisis untuk membungkam perbedaan pendapat. Pria berusia 53 tahun itu ingin mengukir sejarah sebagai satu-satunya presiden negara itu yang berhasil menyelesaikan periode kedua berturut-turut dalam 30 tahun terakhir.
Awalnya ia mengatakan tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Sebelum penundaan pemilu, legitimasinya dipertanyakan, dengan pihak oposisi mengatakan masa jabatannya seharusnya resmi berakhir pada Februari 2025.
Guinea-Bissau adalah salah satu negara termiskin di dunia dengan populasi lebih dari dua juta jiwa. Pesisirnya memiliki banyak pulau tak berpenghuni, menjadikannya ideal bagi para pengedar narkoba. PBB menjulukinya sebagai “negara narkotika” karena telah menjadi titik transit utama kokain dari Amerika Latin ke Eropa.
(FI)

