Sanad keilmuan adalah silsilah pembawa ilmu pengetahuan yang akan sampai pada pembicara atau penulis buku ulama pertama yang menyampaikan ilmu tersebut. Pada zaman Islam, sanad menjadi bukti bahwa seseorang belajar pada guru yang secara keilmuan diakui oleh para ulama. Orang yang telah menyelesaikan pendidikan, baik menyelesaikan satu buku atau lainnya dari seorang guru, akan diberi ijazah. jadi ijazah ini sebagai bukti dan pengakuan bahwa ia benar-benar telah belajar.
Saat ini, model ijazah digunakan di semua sekolah dan universitas di dunia. Model ijazah menunjukkan bahwa seseorang telah belajar dari sebuah lembaga pendidikan yang diakui (terakreditasi). Dengan ijazah ini pula, dapat menjadi seseorang untuk mencari pekerjaan, menjadi seorang guru, masuk ke pabrik-pabrik dan lain sebagainya.
Ada persamaan sistem pendidikan zaman Islam dahulu dengan sekarang, yaitu sama-sama mengeluarkan ijazah. Bedanya dulu ijazah diberikan oleh tiap-tiap guru, sementara saat ini ijazah diberikan oleh lembaga pendidikan.
Umumnya para ulama Muhammadiyah, menerima ijazah dari lembaga modern ini, dari sekolah atau universitas. Jadi ulama umumnya Muhammadiyah tetap mempunyai ijazah hanya dalam bentuk yang berbeda.
Kecuali yang belajar secara otodidak atau bersama dengan guru yang bukan dari lembaga yang diakreditasi negara, sehingga mereka tidak mendapatkan ijazah. Meski demikian, jika keilmuannya mumpuni, mereka tetap diakui. Yang harus digarisbawahi adalah bahwa ijazah sekadar sebagai sarana pengakuan seseorang bahwa ia telah belajar baik dari guru atau lembaga pendidikan. Wallahu a’lam.
Sumber: tanyajawabagama.com