Menjadi urutan anak keberapa dalam keluarga, memang tidak dapat ditentukan oleh diri sendiri. Allah yang memilihkan kepada kita, menjadi anak keberapa, anak siapa, menjadi adik atau kakak, dan memiliki saudara berapa. Semuanya telah diatur oleh Allah Swt. tugas kita hanya harus menjaganya agar seluruh keluarga mampu selalu bersama hingga surga-Nya.
Kehidupan di dalam keluarga kerap kali memiliki problematika-problematika yang kadang sulit untuk ditemui titik temunya. Namun, dengan saling menghargai dan menghormati kita akan mampu saling mengkondisikan dan mengontrol hak dan kewajiban dalam keluarga.
Keluarga merupakan komponen terpenting yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan setiap orang. Sebab rumah merupakan tempat pertama anak untuk bersosialisasi dengan manusia yang lainnya. Penerimaan yang baik dalam keluarga membuat semua anggota keluarga mampu terjaga dari hal-hal yang buruk dan tidak diinginkan.
Banyak Anak banyak Rezeki?
Memiliki banyak anak, tentu menjadi kebanggaan untuk sebagian orang. Bahkan sudah kerap kali kita dengar anggapan yang menyatakan bahwa “Banyak anak banyak rezeki”. Anggapan ini dapat bernilai benar, sebab setiap makhluk yang ada di dunia ini telah dijamin rezekinya oleh Allah Swt.
Bahkan seekor cicak yang tidak mampu terbangpun Allah jamin rezekinya, untuk menikmati nyamuk. Nah, jika rezeki itu memang sudah merupakan karunia Allah Swt. kita sebagai makhluk hanya harus mengupayakannya. Mengusahakan sebaik mungkin, agar rencana yang Allah berikan kepada kita dapat sesuai dengan rencana yang telah kita susun.
Banyak orang beranggapan bahwa rezeki anak bisa berbeda-beda, ya anggapan itu memang benar. Tapi, alangkah lebih baiknya orangtua pun ikut andil dalam pembagian rezeki untuk anak tersebut. Jangan sampai, jika anak merasa mereka dipilih kasihkan dari saudaranya.
Dipilih-kasihkan oleh anggota keluarga memang sangat mengasyikan. Membahagiakan sekali, jika kita dianggap sebagai anak kesayangan lagi kebanggaan, anak yang dengan segala kelebihannya mampu menjadi penguasa di dalam rumah. Namun, bagaimana jika kita menjadi anak yang diperlakukan sebagai anak tiri? Sungguh menyedihkan bukan?
Ada, namun tidak dianggap. Berbicara, namun tidak didengar. Diperintahkan ini dan itu, sesuka hati anak kesayangan. Terpukul sekali, jika kita diperlakukan seperti itu. Keluarga yang seharusnya mampu menjadi tempat yang menerima segala kekurangan diri, malah menjadi tempat yang menyayat hati.
Adik dan Kakak Sama Saja
Untuk mencegah terjadinya adanya si anak kesayangan dan anak tiri, orangtua perlu memelihara mental dan memberikan pendidikan akhlak pada anaknya. Orangtua perlu memberikan kebutuhan mental untuk perkembangan anaknya, agar anaknya mempunyai kepercayaan diri dan mampu mengekspresikan dirinya.
Namun, mirisnya masih banyak pula anak-anak yang mentalnya terganggu karena perilaku buruk yang dilakukan oleh keluarganya. Keluarga, yang seharusnya menjadi wadah pengembangan diri justru menjadi tempat yang menyusahkan hati. Tak nyaman dijadikan tempat bereksplorasi, sehingga anak menjadi sering keluyuran dan tak banyak berceita kepada keluarga.
Anak pun, kian hari kian malas menceritakan segala hal yang ingin diketahuinya, dengan dalih mereka dianak tirikan. Sedangkan bagi anak yang merasa dijadikan anak kesayangan, tingkahnya lun menjadi-jadi. Dia makin tidak bisa mengontrol diri, mengenai hak dan kewajiban yang perlu dia laksanakan.
Bagi orangtua, sangat diperlukan konsep bahwa semua anak itu sama. adik dan kakak sama-sama anak yang terlahir dari dalam rahim yang sama. Sama-sama karunia dari Allah Swt.
Memang pada kenyataannya pasti akan ada perbedaan-perbedaan antara anak yang satu dengan yang lainnya. Tapi orangtua harus memahami, bahwa perbedaan-perbedaan antar anak itu sebagai karunia dan kelebihan yang Allah titipkan pada anak tersebut. Jangan malah, dengan adanya perbedaan itu kita hancurkan hati anak kita tersebut.
Jadilah Kakak yang Baik
Memiliki seorang adik, terkadang amat ditunggu-tunggu oleh seorang kakak. Namun adapula yang tidak mau memiliki adik lantaran takut tidak disayang lagi oleh kedua orangtuanya. Menjadi seorang kakak adalah amanah, agar mampu menjadi contoh bagi seorang adik. Dan menjadi adik pun amanah, agar mampu berlapang hati ketika diuji dengan segala barang-barang lungusran dari kakak hehe (becanda yaa Kak, makasih loh udah mau lungsurin mainan, baju, dan lain sebagainya).
Pada beberapa kasus, banyak ditemukannya kakak yang tidak akur dengan adiknya. Dan pada kebanyakan kasus yang kerap kali menjadi bahan bullying, ataupun guyonan ialah mereka, anggota keluarga yang paling muda.
Mereka dipilih sebab mereka yang paling junior dalam keluarga tersebut. Dan dapat pula hal tersebut dilakukan, sebagai ajang balas dendam kakak (atau anak sebelumnya) yang merasakan diperlakukan seperti itu oleh yang lebih dewasa darinya. Perlakuan seperti ini sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak.
Mungkin benar bahwa dia masih bisa terlihat tersenyum dengan segala guyonan yang diterima oleh orang-orang yang lebih dewasa darinya. Namun, siapapun kita tidak akan pernah mengetahuinya apakah hati si kecil itu sakit atau tidak. Apakah hatinya tetap utuh atau sudah hancur berkeping-keping.
Jika Anda Kakak, Adik, dan Orang Tua
Bullying yang dilakukan secara terus menerus akan membawa dampak yang sangat besar dalam kehidupan anak. Korban bullying sering merasa tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya. Meskipun bullying terjadi sudah sangat lama, namun jika hati si kecil sedari awal menanggapinya dengan serius, maka hati si kecil itu akan rapuh hingga dia bisa mengikhlaskan dan mengobati segala pemikiran yang kurang baiknya itu ke psikolog.
Jika anda seorang kakak, bersikaplah dengan baik kepada adik. Segala hal buruk yang pernah kamu alami jangan diberikan kepadanya. Dukunglah segala mimpinya, jika anda tidak mau ataupun tidak mampu mendukung segala mimpinya cukup jangan sakiti dan bully adik anda. Hal tersebut telah cukup untuk membuat kebahagiaan adik anda hadir.
Jika anda seorang adik, bersikap baiklah pada kakak. Tirulah segala hal positif yang ada pada dirinya. Dan selalu berikan dorongan dan dukungan pada kakak anda.
Jika anda adalah orang tua, jadilah sebaik-baiknya orang tua yang mampu mendidik anak dengan pendidikan yang maksimal, baik pendidikan agama maupun formal. Dengan begitu keluarga kita mampu mewujudkan fungsi keluarga yang utuh. Keluarga yang dijadikan sarana untuk pengembangan diri anak.
Editor: Nabhan