Di kalangan Muhammadiyah populer jargon sedikit bicara banyak bekerja. Wajar jika tokoh-tokoh dan kader-kadernya relatif kurang popular karena kurang tampil di media. Begitulah karakteristik orang Muhammadiyah, tawadu’, kalem, low profile high-quality, dan tidak banyak pencintraan.
Sedikit narasi, banyak prestasi. Itulah sosok Muhammad Agus Samsudin. Ia adalah aktivis, kader, dan relawan Muhammadiyah penuh waktu. Agus Samsuddin adalah Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) dan Ketua Majelis PKU PP Muhammadiyah. Majelis itu membawahi seluruh rumah sakit dan PKU Muhamamdiyah se-Indonesia. Semacam menteri kesehatannya Muhammadiyah.
Riwayat Hidup: Lahir dari Keluarga Aktivis hingga Menjadi Aktivis
Agus Samsuddin lahir dari ibu yang menjadi aktivis Aisyiyah, organisasi sayap perempuan Muhammadiyah. Suatu ketika, Agus kecil pulang ke rumah. Ia mendapati kursi di ruang tamunya sudah hilang entah ke mana. Ternyata, kursi itu disumbangkan oleh ibunya untuk TK Aisyiyah dekat rumah yang butuh kursi. “TK lagi butuh. Ibu sumbangkan. Nanti kalau kita punya duit kita beli lagi,” ujar ibunya kala itu. Ingatan masa kecil itu begitu membekas di benaknya. Menjadi salah satu pengingat bahwa ada orang yang begitu totalitas berjuang untuk Muhammadiyah.
Agus Samsudin lahir pada 25 Agustus 1963 di Magelang, Jawa Tengah. Ia tumbuh di Magelang. Ketika SMA, ia hijrah ke Jogja. Menempuh pendidikan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Ia anak bungsu dari enam bersaudara. Laki-laki sendiri. Di sekolah itu, ia didapuk sebagai Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Ranting SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Waktu SMA, Agus Samsuddin juga sempat mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika. Karirnya di IPM tidak berhenti di SMA saja. Ia melanjutkan di PD IPM Kota Jogja dan PW IPM Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah purna tugas dari IPM, ia melanjutkan pengabdiannya di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat UGM (Universitas Gadjah Mada).
Agus Samsuddin masuk UGM pada tahun 1989. S1 Geografi dan S2 Manajemen. Beberapa tahun kemudian, ia didapuk sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Sementara Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPPS IMM). Pasca vakumnya organisasi itu selama beberapa tahun.
Karir Pekerjaan Profesional Agus Samsudin
Setelah lulus S1, ia menyatakan cinta pada pujaan hatinya. Perempuan yang beruntung itu adalah Siti Rachma Yuliati, teman sekelasnya. Nampaknya, benih-benih cinta itu telah tumbuh dalam diri Agus sejak SMA. Mereka kemudian menikah sebelum Agus memutuskan untuk melanjutkan S2. Ia lulus magister tahun 1991.
Agus dan Siti dikaruniai seorang putra dan dua orang putri. Ia bekerja di sebuah perusahaan ekspor udang di Jakarta. Setelah mengantongi gelar magister. Beberapa tahun kemudian, ia pindah ke Coca-Cola. Puncaknya, ia menduduki jabatan General Manajer Coca-Cola Makassar. Setelah menjadi GM, ia pindah ke PT Sari Husada di Jogja.
Begitu pindah ke Jogja, ia langsung menghubungi PP Muhammadiyah agar diberikan kesempatan untuk mengabdi. Ia dipercaya sebagai anggota Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah. Sekaligus Direktur SDM PT Sari Husada pada saat yang sama. Sari Husada adalah bagian dari Grup Danone. Dikenal dengan produk Aqua. Kini, masyarakat menyebut air mineral dengan Aqua. Seperti menyebut mesin pompa air dengan Sanyo dan menyebut deterjen dengan Rinso.
Pada tahun 2017, Agus memutuskan pensiun dini. Di usia 54 tahun. Ia ingin meraih impian yang tadi: mengabdi di Muhammadiyah penuh waktu. Bukan sampingan, tetapi full time.
Tiga tahun kemudian, Agus didapuk sebagai Komisaris Utama PT Semen Padang. Ia raih berkat segenap track record yang begitu baik. Jabatan itu masih ia emban hingga saat ini. Ia juga menjabat sebagai anggota Konsil Kedokteran Indonesia. Juga sejak tahun 2020.
***
Kini, Agus Samsuddin fokus membesarkan ratusan rumah sakit Muhammadiyah di seluruh Indonesia sekaligus mempercepat penyelesaian pandemi Covid-19 melalui tim satgas Muhammadiyah MCCC. Di bawah kepemimpinannya, MCCC telah menyalurkan lebih dari 1 triliun rupiah dan menyumbangkan puluhan ribu relawan untuk penanganan Covid-19. Sebuah langkah mulia dan yang sulit ditiru.
Agus Samsudin telah membuktikan diri sebagai seorang profesional sukses sekaligus kader Muhammadiyah tulen. Perkaderan dan pengabdiannya di Muhammadiyah tidak bisa diragukan. Karir di dunia profesionalnya juga penuh prestasi dan dedikasi. Ia adalah sosok yang layak kita jadikan sebagai motivator sekalipun tidak pernah menjadi pembicara seminar motivasi.
Saat muda, Agus Samsuddin mencatat semua impian yang akan ia wujudkan di masa depan. Salah satu impian yang ia tulis sejak jauh-jauh hari adalah ia ingin menjadi relawan atau aktivis Muhammadiyah penuh waktu (fulltime). Tak terganggu oleh aktivitas apapun. Sebuah impian yang berhasil ia wujudkan pasca pensiun dini tahun 2017 silam.
Editor: Azaki & Yahya