Akhlak Baik – Apa sih yang kamu ketahui tentang akhlak? Apakah berakhlak yang baik sudah dicontohkan oleh Rasulullah? Lalu, apakah kita bisa menerapkannya pada zaman milenial ini? Untuk informasi yang lebih lengkap, yuk kita simak pada pembahasan artikel ini.
Akhlak merupakan perilaku baik dan buruk seseorang yang sudah melekat menjadi satu dengan kepribadiannya. Jika berperilaku baik, maka ia akan berharga. Namun jika berperilaku seperti hewan, maka ia pun akan lebih rendah daripada hewan.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)“ (QS. At-Tin: 4-5).
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu) (QS. Al-Furqon: 44).
Bahwa akhlak adalah suatu nilai yang telah mendarah daging menjadi sifat seseorang, ke mana pun ia pergi sifat itu akan senantiasa mewarnai kepribadiannya, baik di lihat oleh manusia, atau jauh dari pandangan manusia. Baik dipuji maupun dicela, itulah dia, bukan sekedar citra yang di poles-poles agar nampak elok dan bagus.
Sudah jelas bukan? Dan apa aja sih akhlak yang baik itu?
Berikut adalah akhlak yang baik dengan teman sebaya dalam Islam:
1. Bersikap Ramah Kepadanya
Sebagaimana sabda Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa salla:“ Hak seorang muslim atas muslim yang lainnya ada lima, yaitu: Menjawab salam, menengoknya orang yang sakit, mengiringi jenazahnya, mendatangi undangannya, dan mendoakan “yarhamukalloh” untuk yang bersin” (HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, dan Ibnu Majah).
2. Tidak Saling Mendengki, Menipu, Membenci, dan Membelakangi
Sebagaimana sabda Rasulullah saw :“Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci, dan jangan saling membelakangi!” (HR. Ahmad dan Muslim).
3. Tidak Menyuruh Berdiri Seseorang untuk Kemudian Dia Menduduki Tempat Duduknya
Sebagaimana sabda Rasulullah saw:“Tidak layak menyuruh orang lain berdiri dari tempat duduknya kemudian dia duduk padanya, tetapi berlapang-lapanglah dan luaskanlah!” (HR. Ahmad dan Muslim).
4. Tidak Boleh Mendiamkan Lebih dari Tiga Hari
Sebagaimana sabda Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari” (HR Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi).
5. Saling Tolong-Menolong dalam Kebaikan
Sebagaimana firman Allah ta’ala:“Saling tolong-menolonglah di dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah: 2).
6. Tidak Mencela atau Mengolok-olok dan Tidak Memanggilnya dengan Panggilan yang Buruk
Allah ta’ala berfirman:“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lainnya, boleh jadi yang diolok-olok lebih baik daripada yang mengolok-olok, dan janganlah kaum wanita mengolok-olok wanita yang lainnya, boleh jadi wanita yang diolok-olok lebih baik daripada wanita yang mengolok-olok, jangan pula mencela diri sendiri, dan janganlah memanggil dengan julukan-julukan (yang jelek), sejelek-jelek nama adalah kefasiqan setelah iman, barangsiapa yang tidak bertaubat mala mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (Qs. Al-Hujurot: 11).
7. Tidak Menggunjing Yaitu Tidak Menyebarkan Aib dan Kekurangannya
Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa. Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lainnya, apakah salah seorang di antara kalian suka memakan bangkai saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian tidak menyukainya. Bertaqwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurot: 12).
8. Tidak Saling Menzalimi
Sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi:“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan zhalim atas diri-Ku, dan Aku pun telah menjadikannya haram di antara kalian maka janganlah kalian saling menzhalimi !” (HR. Muslim).
9. Saling Mengoreksi dengan Semangat Persaudaraan
Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Seorang mu’min adalah cermin bagi mu’min lainnya, dan seorang mu’min adalah saudara bagi mu’min yang lainnya, dia mencegahnya dari kerugian dan menjaga (membela)nya di belakangnya.” (HR. Abu Dawud).
10. Tidak Suka Mencela dan Berkata Kotor atau pun Kasar
Di dalam hadis dijelaskan bahwa:“Seorang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, tidak suka melaknat, tidak berbuat keji, dan tidak berkata kotor.” (HR Ahmad dan At-Tirmidzi).
11. Tidak Boleh Pula Memutuskan Hubungan Silaturrahim
Di dalam riwayat hadis dijelaskan bahwa: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan silaturrahim.” (HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
12. Tidak Boleh Mencuri Dengar Pembicaraan Mereka
Di dalam riwayat hadis dijelaskan bahwa: “Barangsiapa yang berusaha mendengarkan pembicaraan orang-orang yang mereka tidak suka (untuk didengar pihak lain) atau mereka menghindarinya niscaya akan dituangkan timah ke dalam telinga mereka pada hari qiyamat” (HR. Ahmad dan Al-Bukhori).
13. Memaafkan Kesalahan Teman-Teman
Allah berfirman: “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zhalim” (QS. Asy-Syuro’:40).
14. Memilih Teman Karib yang Baik
Karena teman karib atau sahabat dekat akan banyak mempengaruhi agama dan akhlak seseorang.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Seseorang berdasarkan agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian meneliti dengan siapa dia bergaul” (HR. Ahmad).
15. Jika ada Kelonggaran Uang, Maka Ia Mentraktirnya
Di dalam riwayat hadits dijelaskan: “Wahai manusia, sebarkanlah oleh kalian salam, berilah makan (traktir) orang, sambunglah kekerabatan, sholatlah malam saat manusia terlelap, niscaya kalian masuk surga dengan selamat” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Hakim).
Jadi Kepribadian manusia ibarat kayu yang bisa di gambar sesuai dengan keinginan sang pengukir. Jika ia di ukir dengan baik, maka akan menjadi ukiran yang berkualitas, namun jika di ukir dengan asal-asalan maka akan menjadi sesuatu tak mempunyai nilai. Begitulah kepribadian manusia, sangat tergantung dengan upaya seseorang dalam membentuk dirinya.
Editor: Yahya FR