IBTimes.ID – M. Amin Abdullah, Anggota Dewan Pengarah BPIP dan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta raih penghargaan Habibie Prize 2024 di Bidang Ilmu Filsafat, Agama, dan Kebudayaan pada Senin (11/11/24).
Habibi Prize merupakan penghargaan pada sosok unggul dan berjasa di bidang-bidang IPTEK bagi Indonesia. Program ini merupakan program prioritas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mendorong ekosistem riset dan inovasi di Indonesia. Program ini diadakan setiap tahun oleh BRIN bekerja sama dengan LPDP.
Tahun ini, dalam agenda bergengsi “Anugerah Talenta Unggul Habibie Prize 2024 dan Bincang Ekosistem Riset dan Inovasi Indonesia”, Amin Abdullah dinobatkan sebagai penerima penghargaan Habibie Prize 2024 dalam Bidang Ilmu Filsafat, Agama, dan Kebudayaan.
Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu dinilai berkontribusi untuk Republik Indonesia lewat gagasan barunya tentang pendekatan multidisiplin, interdisiplin, dan transdisilpin dalam studi ilmu agama dan filsafat.
Berangkat dari paradigma yang kerap kali salah dan cenderung memisahkan antara agama dan filsafat, dimana hubungan antara agama dan filsafat terkadang dianggap tidak selaras, di UIN Sunan Kalijaga Amin Abdullah membangun pondasi baru yang bisa mengintegrasikan dan mendialogkan antara ilmu dan agama atau filsafat dan agama.
Ia berhadap pada anak muda yang mempelajari agama dan ilmu pengetahuan agar punya cara pandang yang inklusif. Memiliki pandangan dunia yang tidak ekstrim kiri maupun kanan, tetapi mempertimbangkan antara keduanya, sehingga berada di tengah-tengah, ada (balance) keseimbangan.
“Ini modal yang sangat penting sekali bagi anak muda atau generasi milenial untuk menghadapi macam-macam perkembangan global, nasional, maupun lokal,” ungkap Guru Besar UIN Sunan Kalijaga itu.
Amin Abdullah menyebutkan, saat ini watak perkembangan keilmuan di Indonesia sudah progresif. Sebab sistem ilmu pengetahuan di bawah payung agama dan ilmu pengetahuan di bawah payung filsafat itu tidak ada lagi dikotomi.
“Ini terlihat dari generasi 90an ke atas, dimana mereka tidak lagi mengdikotomikan antara agama dan filsafat, karena itu sudah ketinggalan zaman. Dan UIN Sunan Kalijaga menjaga bagaimana keduanya bisa tersambung dan itu adalah warisan untuk generasi muda,” pungkasnya.
Gagasan baru Amin Abdullah ini diadopsi oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dalam pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di seluruh Indonesia hingga saat ini.
Sedikit informasi lain, pria kelahiran Pati, Jawa Tengah 28 Juli 1953 ini meraih gelar Doktoralnya di Departement of Philosophy, Middle East Technical University, Ankara, Turkit tahun 1990, Post Doktoral di McGill University, Montreal, Kanada 1997, Guru Besar Filsafat dan Studi Islam di UIN Sunan Kalijaga tahun 1999, dan Rektor UIN Sunan Kalijaga Tahun 2002-2010, Ketua Komisi Kebudayaan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) 2014, dan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) 2002-sekarang.
Amin Abdullah juga banyak menghasilkan karya, seperti buku “Multidisplin, Interdisiplin, Transdisiplin: Metode Studi Agama dan Islam di Era Kontemporer”, Islamikasi Indonesia: Filsafat Ilmu Memahami Pancasila” dan berbagai karya ilmiah lainnya.
Amin Abdullah adalah sosok inspiratif yang terus berkontribusi signifikan bagi perkembangan keimuan dan keislaman bagi bangsa ini. Perjalanan hidupnya akan menjadi bekal untuk menuju pendidikan Indonesia yang lebih maju di masa mendatang.
(MS)