Report

Dampak Kedatangan Habib Rizieq pada Politik Islam di Indonesia

3 Mins read

Habib Rizieq Shihab, Imam Besar organisasi Islam Front Pembela Islam (FPI), kembali ke Jakarta 10 November kemarin. Seperti diketahui, sejak 26 April 2017 Rizieq Shihab meninggalkan Indonesia menuju Arab Saudi. Profesor Riset LIPI Ahmad Najib Burhani menulis tentang kedatangan Habib Rizieq kali ini dalam situs web Institute of Southeast Asia Studies (ISEAS) dengan judul The Return of a Firebrand Cleric: Consolidation of Islamic Vigilantism?

Kedatangan Habib Rizieq dan Sepak Terjang FPI

Kedatangan Rizieq disambut dengan gegap-gempita di banyak tempat. Bermacam-macam billboard dan banner dipasang di beberapa sudut Jakarta dan kota-kota lain se-Indonesia. Sebagai contoh, billboard raksasa dipasang di Pondok Pesantren Markaz Syariah, di Bogor, Jawa Barat. Najib Burhani mencatat, Ribuan pengikut Rizieq berkumpul di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang sejak subuh untuk menyambut dirinya. Lebih dari 18 ribu viewers menonton siaran langsung kedatangannya di Channel YouTube Front TV.

Habib Rizieq memang tidak pernah terlepas dari kontroversi. FPI, organisasi yang dipimpin oleh Rizieq telah lama dianggap sebagai organisasi yang identik dengan “main hakim sendiri”, atau bagi pengikutnya disebut “amar ma’ruf nahi munkar”. Aktivitas organisasi ini fokus pada pemberantasan perbuatan buruk dan imoral di masyarakat. Biasanya, FPI bergerak dengan menggerebek bar, rumah judi, dan diskotik. FPI juga berusaha memerangi pornografi, prostitusi, dan penggunaan obat-obatan terlarang. Dari kegiatan-kegiatannya, FPI dilabeli sebagai “preman berjubah”.

Label ini salah satunya disematkan oleh Ahmad Syafii Maarif, Ketua Umum PP Muhammadiyah 1997-2005. Maarif menyebut FPI sebagai preman berjubah karena pemerasan dan ancaman yang seringkali ditutupi dengan, menggunakan istilan Ian Wilson, “simbol dan retorika moralitas Islam”. Selanjutnya, sejak 2005, Rizieq dan FPI tidak hanya berkutat dalam isu moral dan teologi. Mereka menyerang pihak-pihak yang dianggap menyimpang dari ajaran agama, seperti Ahmadiyah. Najib menyebutkan,

Since 2005, the FPI has become more involved in politics. In past elections, for example, they forged pacts with gubernatorial, regent or mayoral candidates to implement shariah (Islamic law) and sought to ban deviant groups.
(Sejak 2005, FPI makin terlibat dalam politik. Salah satu contohnya di Pemilu 2019 FPI meneken perjanjian dengan calon gubernur, bupati, ataupun walikota untuk menerapkan hukum Islam dan meminta pelarangan kelompok agama yang menyimpang.)

Ahmad Najib Burhani

Pengaruh Rizieq sendiri mencapai puncak pengaruhnya saat Pemilihan Gubernur Tahun 2017. Ia sukses mengorganisir protes dan unjuk rasa “Aksi Bela Islam” untuk menghalangi terpilihnya kembali petahana Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil Ahok. Ahok dianggap menistakan agama Islam lewat pidatonya pada 27 September 2016 di Kepulauan Seribu. Aksi-aksi yang disebut 212 (mengacu pada aksi 2 Desember 2016) ini sukses membuat Ahok kalah dalam Pilgub dan dipenjara selama dua tahun. Sejak saat itu, Rizieq disebut sebagai Imam Besar oleh sebagian masyarakat muslim Indonesia.

Baca Juga  Tiga Kandungan Pokok Alquran: Tujuan, Cara, dan Bukti

Rizieq dan Politik Islam di Indonesia

Entah kebetulan atau tidak, kedatangan Habib Rizieq Shihab beberapa waktu lalu bertepatan dengan beberapa momen penting. Momen tersebut adalah Pilkada yang akan dihelat pada 9 Desember mendatang. Selain itu, kedatangan Rizieq terjadi pada momen di mana kepercayaan rakyat terhadap pemerintah pusat dan Presiden Jokowi sedang dalam titik yang sangat rendah. Oposisi non-parlemen yang dipimpin oleh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sedang unjuk gigi, karenanya kepulangan Rizieq mungkin akan memperkuat kelompok-kelompok oposisi pemerintah.

Terkait keadaan ini, Najib memberikan pandangan peran minimum yang akan terjadi pasca-kepulangan Rizieq.

“At the minimum, Shihab’s return would consolidate, empower and rejuvenate the 212 movement…. The movement has subsequently scattered and become disenfranchised, particularly after Shihab’s departure in 2017. The short-term influence of the consolidation and empowerment would be on regional elections.”
(Minimal, kembalinya Rizieq akan mengkonsolidasikan, memperkuat, dan meremajakan gerakan 212. Sebelumnya, gerakan ini terpecah terutama setelah Rizieq meninggalkan Indonesia tahun 2017. Dalam jangka pendek pengaruh dari konsolidasi dan penguatan gerakan 212 akan terjadi pada Pilkada.)

Ahmad Najib Burhani

Namun, tak berhenti sampai di situ, dampak kepulangan Rizieq sepertinya akan menjadi oposisi bagi Presiden Jokowi. Kata Najib, “Kehadiran Rizieq akan memberi dampak pada isu kontroversial seperti Omnibus Law UU Cipta Kerja dan UU HIP. Seperti yang telah terjadi sebelumnya, dia (Rizieq) dapat memimpin massa dan mengadakan protes berjilid-jilid. Hal ini akan memberi kekuaran pada protes-protes melawan pemerintah.”

Benar bahwa FPI telah mengembangkan aktivitasnya lewat keberadaan penerbitan dan kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Namun, aktivitas utama ormas ini tetaplah aksi turun ke jalan dan pengerahan massa. Bahkan, mungkin aktivitas yang identik dengan FPI tersebut merupakan raison d’être (tujuan) dari keberadaan FPI.

Baca Juga  Surat Terbuka Untuk Panji: Jika Tak Mampu Beri Solusi, Jangan Gaduh!

Sebagai penutup, Najib mengkhawatirkan dampak dari kembalinya Rizieq adalah dinamika keagamaan di Indonesia. Kata Najib, “Kehadiran Rizieq akan meremajakan kembali aksi main hakim sendiri atas dasar religius.”

Reporter: Nabhan

Avatar
1446 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Anak Ideologis itu Amal Jariyah

1 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al Hadar menyebut anak ideologis lebih baik daripada anak biologis. Alasannya, karena perjuangan dengan…
Report

Alissa Wahid: Gus Dur Teladan Kesetaraan dan Keadilan

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid memberikan tausiyah pada peringatan Haul Gus Dur ke-15 yang bertempat di Laboratorium Agama UIN…
Report

Alissa Wahid: Empat Faktor Penyebab Meningkatnya Kasus Intoleransi di Indonesia

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid menyampaikan bahwa ada empat faktor utama yang menyebabkan tren peningkatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds