IBTimes.ID – KH Zulkarnain Nasution Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah mengatakan bahwa angka kematian jemaah haji Indonesia terus meningkat. Ia memberikan imbauan kepada jemaah haji Indonesia agar menjaga kesehatan. Supaya jemaah haji bisa pulang ke Tanah Air dengan selamat dan sehat.
Hal ini disampaikan oleh KH Zulkarnain Nasution di Makkah pada Senin (10/7/23).
“Angka kematian terus meningkat, kami menghimbau kepada jemaah haji agar tetap menjaga kesehatan,” kata Kiai Zulkarnain.
Kiai Zulkarnain menjelaskan, cara menjaga kesehatan bisa dengan banyak minum air putih, mengkonsumsi jatah katering, istirahat cukup, memakai alat pelindung diri (APD) dan menghindari sengatan panas secara langsung.
Jemaah haji juga diimbau untuk mengendalikan diri agar tidak memforsir dengan melaksanakan amalan-amalan sunnah yang melampaui kemampuan diri, seperti umroh sunnah berulang kali. Jemaah haji lebih baik memfokuskan pada amalan-amalan sunnah yang lebih relevan seperti mengkhatamkan Alquran, shalat sunnah, bersedekah, i’tikaf dan lain-lain.
“Jemaah haji juga diimbau membatasi ziarah ke tempat-tempat bersejarah di area Makkah sesuai kemampuan, dan tidak melakukan perjalanan ke luar Makkah,” ujar Kiai Zulkarnain.
Faktor Utama
Menurut Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) menunjukan angka kematian jemaah haji Indonesia mencapai 555 per Selasa (11/7/2023). Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mengungkapkan penyebab tingginya angka kematian jamaah haji tahun ini.
Imran Kabid Kesehatan Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023 mengatakan, faktor utama penyebab tingginya angka kematian jamaah haji tahun ini karena tingginya jumlah jemaah haji lanjut usia (lansia). Jumlah jamaah haji usia 60 tahun ke atas mencapai 45 persen dari total kuota haji Indonesia sebanyak 229.000.
Ia menjelaskan, di tahun-tahun sebelumnya, jumlah jemaah haji yang usianya di atas 60 tahun sekitar 30 persen dari total kuota haji Indonesia. “Dan jemaah haji yang masuk kelompok berisiko tinggi (risti) jumlahnya sebesar 75 persen (dari total kuota haji Indonesia tahun ini,” kata Imran.
Ia menyampaikan, jemaah haji yang masuk kelompok risti di tahun-tahun sebelumnya rata-rata berjumlah 63 persen saja.
Imran juga mengungkapkan, setelah puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), jemaah haji yang meninggal dunia disebabkan beberapa penyakit. Di antaranya syok kardiogenik, infark miokard akut, dan sepsis.
“Penyebab kematian jemaah haji pasca Arafah, Muzdalifah dan Mina paling tinggi karena penyakit jantung, disusul sepsis yang disebabkan pneumonia atau radang paru,” ujar Imran.
Sehubungan dengan tingginya angka kematian jemaah haji usapi puncak ibadah haji, Imran mengingatkan, jemaah haji diharapkan untuk istirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri dalam aktivitas fisik.
Ia menambahkan, untuk mencegah pneumonia, jemaah haji dianjurkan untuk memakai masker, menerapkan etika batuk, mengurangi kontak fisik seperti berjabat tangan, dan cuci tangan pakai sabun setelah aktivitas.
Berdasarkan data Penyelenggara Kesehatan Haji di Arab Saudi pada 9 Juli 2023, ada sebanyak 120.858 jemaah haji yang terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), sebanyak 54.881 jemaah haji terdeteksi hipertensi, dan sebanyak 22.502 jemaah haji mengalami myalgia atau sakit otot serta kelelahan.
Sumber: MCH 2023
Editor: Soleh