Al-Qur’an menjadi kitab petunjuk bagi seluruh umat manusia karena di dalamnya terkandung tentang undang-undang atau aturan-aturan dalam kehidupan. Salah satu aturan yang terkandung di dalamnya ialah tentang ‘jodoh’.
Berbicara tentang jodoh, maka sadar atau tidak sadar berarti yang sedang dibahas ialah tentang proses untuk menyiapkan ibadah terpanjang yaitu pernikahan. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) jodoh ialah orang yang cocok menjadi suami atau istri atau pasangan hidup.
Ayat-Ayat Terkait Pasangan
Perlu diketahui bahwa Allah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan. Perkara ini sebagaimana yang telah disebutkan melalui firman Allah dalam surah al-Dzariyat [51]: 49.
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Artinya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.
Ayat di atas berkaitan dengan penjelasam umum bahwa Allah swt telah menciptakan makhluk-Nya secara berpasang-pasangan. Dalam arti sempit yang dimaksud dengan berpasangan ialah laki-laki dan perempuan yang disebut dengan suami istri.
Meski Allah swt telah menciptakan makhluknya secara berpasang-pasangan, namun Allah tetaplah yang Esa tiada sekutu baginya. Secara lebih khusus Allah juga telah berfirman dalam Al-Qur’an surah al-Najm [53]: 45
وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأنْثَى
Artinya: Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan.
Perlu dikatahui bahwa dalam menciptakan segala yang ada di dunia ini Allah menciptakannya secara berpasang-pasangan, begitu juga dengan manusia.
Dalam Tafsir Al-Azhar disebutkan bahwa yang dimaksud dengan berpasang-pasangan ialah, awal berpasangan dengan akhir, lahir berpasangan dengan batin, tinggi berpasangan dengan rendah, sedih berpasangan dengan gembira, lemah berpasangan dengan kuat, hina berpasangan dengan mulia, dan jauh berpasangan dengan yang dekat.
Namun, apakah pada akhirnya semua manusia menetapkan untuk hidup secara berpasangan atau tidak, hal tersebut kembali kepada individu masing-masing.
Tidak Menikah Itu Pilihan
Sebagaimana pilihan yang telah dipilih oleh beberapa mufasir pendahulu kita, seperti: Ibn Jarir al-T{abari dan Sayyid Qut{b. Terkait alasan mengenai kenapa mufasir tersebut tidak menikah belum diketahui secara pasti.
Namun, jika melihat dari biografi hidupnya dengan kecintaan yang begitu besar terhadap ilmu. Maka bisa dikatakan bahwa kecintaannya terhadap ilmu inilah yang membuatnya untuk memilih tidak menikah.
Berpasangan Merupakan Fitrah
Berbicara tentang pasangan merupakan topik yang sangat menarik dibahas dan tidak akan ada habisnya. Khususnya bagi kaum muda-mudi yang telah mampu baik secara lahir maupun batin untuk menikah namun belum kunjung menikah.
Kehadiran seorang pasangan selalu dinanti-nanti oleh mereka yang masih sendiri. Belum lengkap rasanya bagi dirinya apabila belum hadir seorang pasangan yang menjadi belahan jiwa.
Belajar dari surah al-Najm [53]: 45 yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap manusia pasti memiliki pasangan. Meski begitu bukan berarti pasangan tidak perlu dicari. Tetapi tetap harus ada usaha dalam menjemput pasangan.
Ayat tentang Pasangan Ideal
Mencari pasangan merupakan awal dari pembentukan generasi rabbani. Kualitas anak turunan yang akan menjadi penerus generasi kedepan berawal dari pemilihan pasangan.
Pasangan yang baik akan melahirkan generasi-generasi yang baik, generasi penerus peradaban, menjadi suatu umat yang taat dan dibanggakan oleh Rasulullah saw. Dalam Al-Qur’an Allah telah menjelaskan tentang konsep pasangan seimbang atau ideal yang dijelaskan dalam surah al-Nur [24]: 26.
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
Artinya: Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Dari ayat tersebut jelas diketahui bahwa Allah telah menjanjikan, bagi mereka yang baik maka akan Allah sandingkan dengan yang baik. Dan bagi mereka yang buruk maka akan Allah sandingkan dengan yang buruk.
Terkait dengan ini, Rasulullah telah memberikan petunjuk bagi kaumnya agar senantiasa memperhatikan kriteria-kriteria dalam memilih pasangan. Sebagaimana yang terdapat dalam hadis:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ : حَدَّثَنَا يَحْيَى ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ قَالَ : حَدَّثَنِيْ سَعِيْدٌ بْنِ أَبِي سَعِيْدٍ ، عَنْ أَبِيْهَ ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ : تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ ، تَرِبَتْ يَدَاكَ
Artinya: Wanita dinikahi karena empat perkara. Pertama hartanya, kedua kedudukan statusnya, ketiga karena kecantikannya, dan keempat karena agamanya. Maka carilah wanita yang beragama (Islam) engkau akan beruntung. (HR. Bukhari)
Memiliki pasangan yang baik merupakan fitrah bagi seluruh manusia. Semoga Allah senantiasa kuatkan kita untuk istiqomah dalam kebaikan. Wallaahu a’lam.