Hadis

Beberapa Macam dan Fungsi Asbabul Wurud dalam Hadis

3 Mins read

Asbab wurud al-hadis merupakan susunan idafah. Yang mana, terdiri dari tiga unsur kata, yaitu asbab, wurud, dan al-hadis. Asbab adalah bentuk jam’ (plural) dari sabab yang berarti dengan al-habl (tali), saluran yang artinya dijelaskan sebagai segala yang menghubungkan satu benda lainnya. Sedangkan, menurut istilah adalah segala sesuatu yang mengantarkan pada tujuan.

Ada juga yang mendefinisikan dengan: suatu jalan menuju terbentuknya suatu hukum tanpa ada pengaruh apapun dalam hukum itu. Sedangkan, kata wurud bisa berarti sampai, muncul, dan mengalir seperti air yang memancar atau air yang mengalir.

Dalam ilmu tafsir, dikenal dengan ilmu asbabun nuzul. Maka, dalam mempelajari hadis diperlukan Asbabul Wurud. Asbabul Wurud digunakan untuk mengetahui hadis yang bermuatan norma hukum, khususnya hukum sosial.

Sebab, hukum dapat berubah karena perubahan atau perbedaan sebab, situasi, dan illat. Asbabul Wurud tidak dibutuhkan untuk memahami hadis yang bermuatan informasi alam gaib atau akidah karena masalah ini tidak terpengaruh oleh situasi apapun.

Asbabul Wurud hadis sering kali dimuat dalam hadis itu sendiri ketika periwayat menuturkan sebuah peristiwa secara utuh. Terkadang, periwayat menuturkan sebuah peristiwa secara utuh. Periwayat hanya mengutip potongan hadis tertentu untuk dijadikan dalil dalam kasus tertentu pula.

Macam-Macam Asbabul Wurud dalam Hadis

Menurut Imam al-Suyuti, Asbabul Wurud dapat dikategorikan menjadi tiga macam yaitu

yang pertama, sebab yang berupa ayat Al-Qur’an. Maksud dari yang berupa ayat Al-Qur’an adalah ayat Al-Qur’an menjadi penyebab Nabi Saw mengeluarkan sabdanya.

Bentuk pertama ini muncul karena adanya ayat Al-Qur’an yang memiliki bentuk umum, tetapi sebenarnya ayat itu memiliki bentuk khusus.

Kedua, sebab yang berupa hadis itu sendiri. Sebab yang berupa hadis maksudnya pada waktu itu terdapat sebuah hadis, namun sebagian sahabat kesulitan memahaminya. Maka kemudian, muncul hadis lain yang memberikan penjelasan hadis tersebut.

Baca Juga  Mustafa Al-A'zami, Pendekar Hadis Kontemporer

Ketiga, sebab ada satu perkara yang terjadi pada sahabat. Sebagai contoh adalah, persoalan yang berkaitan dengan sahabat yang melafazkan nazar ketika penaklukan kota Mekah.

Dari Jabir bin ‘Abdullah bahwa ada seseorang berkata pada waktu penaklukan kota Mekah: wahai Rasulullah Saw, aku telah bernazar bila Allah menaklukan kota Mekah kepada baginda, aku akan shalat di Baitul Maqdis. Beliau bersabda: Shalatlah disini. Orang tersebut bertanya lagi dan beliau bersabda: Shalatlah di sini. Orang itu masih bertanya lagi, maka beliau bersabda: kalau begitu terserah engkau.

Hadis itu muncul karena terdapat kesulitan dalam memahami sebuah hadis. Sehingga, akan memerlukan penjelasan dari hadis yang lain. Bagi sebab yang berkaitan dengan sahabat, hadis itu muncul tidak lain hanyalah ingin menjelaskan suatu perkara yang lebih diutamakan dan bisa jadi itu bertujuan untuk memberi sarana ataupun sebagai teguran.

Ulama hadis mengatakan Asbabul Wurud itu penting dalam konteks hadis. Salah satunya adalah untuk menghapus hal-hal yang tidak jelas yang terdapat dalam sebuah hadis (fazlur Rahman 1984).

Banyak orang yang salah memahami sebuah hadis karena tidak paham tentang sebab penurunan hadis tersebut dan tidak mengerti bagaimana keadaan sosial tatkala hadis tersebut di sampaikan.

Maka dengan itu, Asbabul Wurud bisa menjadi jawaban dari persoalan tersebut. Betapa banyak perselisihan hanya di akibatkan salah memahami makna yang terdapat suatu hadis. Dan hal yang menunjang perselisahan tersebut, tentunya belum memahami Asbabul Wurud secara keseluruhan

Fungsi Asbabul Wurud

Asbabul Wurud mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka memahami suatu hadis. Sebab biasanya, hadis yang disampaikan oleh Nabi Saw bersifat kasuistik, kultural, bahkan temporal. Pemahaman hadis yang mengabaikan peranan Asbabul Wurud akan cenderung bersifat kaku, literalis-skriptualis, bahkan kadang kurang akomodatif terhadap perkembangan zaman

Baca Juga  Bagaimana Kronologi Kodifikasi Hadis di Era Umar Ibn ‘Abd Al-‘Aziz Sampai Al Mu’tashim?

Secara umum fungsi Asbabul Wurud hadis ada 6 yaitu, menjelaskan makna hadis melalui takhsikh al-am (mengkhususkan sesuatu yang umum), taqyid almutlaq (membatasi arti yang mutlak), tafsir al-mujmal (perincian terhadap global), al-nasikh wa al-mansukh ( menentukan ada atau tidak adanya nasikh-mansukh suatu hadis), bayan ‘illat al-hukm (menunjukkan ‘illat suatu hukum), dan tawdih al-musykil (menjelaskan kemusykilan).

Di antara para ahli hadis yang telah banyak mencurahkan perhatiannya kepada ilmu Asbabul Wurud, di antaranya Abu Hamid Abdul Jalil al-Jubari, Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuti (w. 911 H), Abu Hafs Umar bin Muhammad bin Raja al-Ukbari (w. 339 H),

Referensi

Jalal ad-Din Al-Suyuthi, Asbab Wurud al-Hadis aw al-Luma’ fi Asbab al-Hadis, ditahqiq oleh Yahya Isma’il Ahmad (Beirut: Dār al-Kutub al-’Ilmiyyah, 1984).

Munzier Suparta, Ilmu Hadis. 2008. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Said Agil Husin Munawwar, Asbabul Wurud. 2001. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Editor: Yahya FR

Avatar
1 posts

About author
Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Articles
Related posts
Hadis

Transmisi Hadits Era Tabi’in

4 Mins read
Pengetahuan tentang proses penyebaran hadits menjadi sangat penting, mengingat rentang waktu antara umat dengan Nabi-nya. Akan tetapi keterbatasan ruang dan waktu tersebut…
Hadis

Sunan Asy-Syafi'i, Kitab Hadis yang Ditulis Langsung oleh Imam Syafi'i

2 Mins read
Tentang Kitab Sunan Syafi’i Sesungguhnya kitab As-Sunan karya Imam Asy-Syafi’i ditulis langsung oleh beliau. Kitab Sunan ini merupakan kitab yang terbilang “…
Hadis

Hadis Daif: Haruskah Ditolak Mentah-mentah?

4 Mins read
Dalam diskursus kajian hadis, masalah autentisitas selalu jadi perhatian utama. Bagaimana tidak, dalam konstruksi hukum Islam sendiri menempatkan hadis pada posisi yang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds