Perspektif

“Berani Mati” sebagai Resolusi Tahun Baru 2025!

3 Mins read

“Mas, gimana caranya biar resolusi awal tahun baru dapat terwujud?” tanya seorang peserta seminar motivasi.

“Kamu harus menyadari sesadar-sadarnya, kalau setiap hari kita berhadapan dengan kematian!” Jawab motivator.

Obrolan itu terdengar dalam sebuah agenda motivasi di sebuah hotel daerah Tugu Yogyakarta. Motivasi yang diberikan oleh orang-orang yang dekat dengan nilai-nilai agama. Jawaban itu menurut saya sedikit terlalu naif. Bukan apa-apa, kalau lah motivasi mati yang jadi taruhan. Maka nyamuk merupakan makhluk yang dapat diberikan achievement motivation all the year.

Mengapa saya berani mengatakan itu? Tidak lain karena nyamuk selalu berhadapan dengan kematian. Tidak mengenal ruang dan waktu, kita amat membenci makhluk yang satu ini. Bahkan, satu orang saja terkena penyakit Demam Berdarah (DBD). Maka, satu RT harus berhati-hati. Padahal tidak semua nyamuk menghasilkan penyakit secara langsung.

Kalau lah nyamuk terlalu jauh, maka saya sodorkan Galileo Galilei. Anda pasti menyadari karena dia secara terbuka berani menentang kekuatan elit agama. Tapi bukan sekedar itu sebenarnya. Dia memperlihatkan kepada kita, bahwa mempertahankan argumen dan kebenaran yang kita yakini sebenarnya seringkali bertabrakan dengan argumen dan pendapat orang lain. Mirip dengan tulisan saya ini.

Apakah Mati harus Dijadikan Motivasi ?

Di satu sisi saya berani mengatakan iya. Setidaknya, mati dalam pengertian yang lain. Berapa banyak mahasiswa yang tiba-tiba mati-matian untuk mengejar nilai A hanya dalam waktu satu malam. Dengan ketakutan akan nilai yang buruk atau diharuskan mengulang lagi, atau yang paling ekstrim kampus diam-diam mengirimkan nilai pada orang tua masing-masing. Dapat dibayangkan reaksi orang tua dengan nilai yang ala kadarnya itu.

Akhirnya, mahasiswa melakukan apapun agar nilai ujiannya menjadi layak. Handphone untuk sementara dimatikan, agenda nongkrong dihentikan. Bahkan, ada yang berpuasa hanya untuk mendorong dirinya untuk tetap fokus pada ujian besok pagi, sembari berharap Tuhan akan membantunya. Untuk yang terakhir ini, saya juga pernah melakukan. Mengapa demikian? karena mahasiswa meyakini kalau mereka tidak melakukan itu, maka bisa saja BO (Beasiswa Orangtua) berhenti tanpa pernah kembali.

Baca Juga  Al-Ilmu itu Nuurun atau Nurun?

Saya juga melihat sahabat yang terkenal dengan kopa-kopi, nongki-nongki, yang tiba-tiba berubah menjelang hari pernikahannya. Dia mulai merasa waktu semakin mendekat, mulai membayangkan untuk memberi makan anak orang. Dia pun mulai membiasakan bangun pagi, memberikan target pendapatan dan meminimalisir pengeluaran. Tujuannya sederhana, untuk menjadi layak atau mampu di hadapan calon istri dan mertua. Sebab jika tidak, maka mimpinya hidup bersanding di pelaminan akan ambyar. Dan dia tidak mau hal itu terjadi.

Atau yang paling fatal, teman saya yang terakhir. Nyawanya hampir terenggut oleh sebuah kecelakaan motor. Dia beruntung karena hanya berjalan kurang dari 10 centi meter truk hampir menggilas kepalanya. Setelah itu dia benar-benar berhati-hati. Bahkan dia mengurangi untuk menggunakan sepeda motor. Lebih parah lagi, dia melakukan riset sendiri yang menurutnya, pengendara motor merupakan orang yang berhadapan dengan kematian. Mungkin terlihat ekstrim, tapi ruang dan waktu telah memperlihatkan padanya betapa mengendarai motor sangat berbahaya.

Harus kah Membayangkan Kematian?

Namun di sisi yang lain otak nakal saya mengatakan “haruskah dengan cara membayangkan kematian?”.

Sayangnya buku Mark Manson itu lebih dulu merasuk dalam pikiran saya. Hidup tidak harus selalu di push, harus digerakkan oleh hal-hal yang paling menakutkan. Hidup harus dinikmati, layaknya seruputan kopi panas yang diteguk sampai akhir. Hidup juga harus berwarna, kalau orang bilang urip mampir ngombe, kan bisa madang sekalian. Dinikmati saja!

Tapi kan tidak sesederhana  itu juga?.

Hidup Fokus Pada Proses bukan Tujuan

Maka saya mengajukan agar kita harus tetap fokus pada proses, bukan tujuan. Ini masalahnya. Resolusi menuntut kita untuk selalu fokus pada tujuan. Tekanan yang muncul adalah kita terjebak pada tujuan itu sendiri. Padahal di waktu bersamaan itu sepakat kalau “proses tidak pernah menghianati hasil”. Begini logika nya, kalau lah anda berharap nilai TOEFL anda 500, maka anda tidak harus fokus pada mengikuti ujian. Anda hanya butuh melakukan rutinitas belajar tiga komponen, listening, structure dan reading. Itu saja.

Baca Juga  Sejuta Cerita Pemilu Serentak 2019

Anda ingin menambah jumlah subscriber anda di Tiktok. Tapi konten yang anda sodorkan jauh dari ekspektasi penonton. Kamera yang digunakan tidak mendukung, videonya masih goyang, bahkan topik yang ditampilkan tidak Gen-Z. Dalam skala yang lebih luas, keberhasilan Indonesia meraih medali emas pada cabanga panjat tebing tidak datang tanpa proses panjang. Terus bagaimana anda mengatakan kalau anda punya resolusi?. Dari sini anda mulai memahami proses itu ternyata juga sangat rumit. Anda mungkin sudah punya tujuan, orang-orang sebelum anda juga sudah memberikan tips dan trik. Namun ketika anda mulai mengalaminya dan mengerjakannya ternyata tidak semudah itu. Maka proses merupakan trial and error. Dan tidak bisa digeneralisir.

Resolusi 2025

Saya yakin anda sudah melihat lagi list resolusi tahun lalu. Anda juga pasti sudah menjalankan proses untuk mencapai tujuan itu. Faktanya, mungkin hanya 20 sampai 30 persen yang dapat dilakukan. Maka lihat kembali 70 persen yang belum terwujud tersebut. perhatikan mengapa tidak dapat diwujudkan?. Analisis dengan proses yang sudah anda lakukan. Pasti anda menemukan adanya titik bolong atau kumpulan puzzle yang belum diletakkan pada tempatnya. Anda pasti akan menemukan jawaban dan akan menjadi resolusi baru di tahun 2025.

Satu lagi terakhir, jangan buat resolusi baru sebelum resolusi lama terwujud.

Selamat tahun baru, hidup untuk dijalani bukan dipikirkan seperti tulisan ini.

Editor: Assalimi

Avatar
1 posts

About author
Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Articles
Related posts
Perspektif

Femisida: Kekerasan Berbasis Gender Bikin Resah Gen Z

3 Mins read
Bayangkan jika dunia berbalik arah, di mana hanya pria yang hidup dengan ancaman setiap hari, di mana kekerasan terhadap mereka diterima begitu…
Perspektif

Nasib Antar Generasi di Indonesia di Bawah Rezim Ekstraktif

4 Mins read
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, telah lama bergantung pada sektor ekstraktif sebagai pilar utama perekonomian….
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds