IBTimes.ID – dr. Muhammad Miftahussurur, Ph.D. menyebut bahwa secara ilmiah, puasa mampu meningkatkan kesehatan tubuh.
Menurut Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi Universitas Airlangga tersebut, kelenjar ludah terus bekerja menghasilkan air liur untuk mencegah mulut kering, meskipun tidak ada asupan hingga lebih dari sepuluh jam.
“Sehingga, ketika puasa, kita tidak perlu takut dengan bau mulut,” ujarnya dalam Kajian Ramadhan PWM Jawa Timur, Minggu (3/4/2022).
Selain itu, liver juga melakukan pemecahan simpanan gula untuk menjadi energi. Energi tersebut akan digunakan oleh tubuh untuk beraktivitas ketika berpuasa.
Di sisi lain, jumlah asupan makanan yang sedikit saat puasa membuat lambung menurunkan produksi asam lambung. Hal tersebut dapat mencegah pengikisan dinding lambung.
dr. Miftahussurur juga menjelaskan bahwa saat puasa, usus akan menurun dan bergerak setiap empat jam. Hal tersebut membuat rasa lapar tidak cepat datang, kecuali jika digunakan untuk tidur terus-menerus.
“Tidur ini mempercepat proses pengosongan lambung. Jadi kalau banyak tidur otomatis cepat lapar. Maka kita diajarkan untuk tidak terlalu banyak tidur,” ujarnya.
70% air yang biasa dikeluarkan, imbuhnya, akan diserap ketika puasa. Air tersebut digunakan untuk menyeimbangkan cairan tubuh.
Menurutnya, puasa juga dapat mengistirahatkan saluran pencernaan yang telah beroperasi selama 11 bulan penuh. Jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh berkurang, sehingga energi yang diperlukan oleh usus untuk mencerna juga berkurang.
Organ-organ lain seperti empedu, pankreas, dan usus besar juga dapat berisirahat. Dengan istirahatnya organ-organ tersebut, energi di dalam tubuh akan dialihkan untuk perbaikan sel jaringan tubuh yang rusak.
“Otak akan berpikir bahwa organ pencernaan beristirahat, sehingga darah akan dialihkan ke tempat lain untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Dengan puasa, organ pencernaan istirahat, sel-sel rusak diperbaiki,” tegas dr. Miftahussurur.
Selain itu, puasa juga dapat meningkatkan proses pemecahan lemak menjadi energi. Kelebihan makanan akan disimpan di lemak menjadi apa yang dikenal oleh masyarakat sebagai lemak darah.
Setelah berpuasa selama lebih dari 12 jam, lemak tersebut akan dipecah menjadi energi. Hal ini tidak dapat dilakukan jika tidak dengan puasa.
Ketika puasa, jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh juga berkurang. Hal tersebut dapat menurunkan resiko peradangan saluran cerna. Puasa membuat saluran cerna menjadi lebih bersih.
Ia menyebut bahwa puasa juga dapat membantu mengurangi gejala sakit maag. Dengan puasa, jadwal makan seseorang menjadi lebih teratur. Sehingga kemungkinan sakit maag dapat berkurang. Seorang yang mengalami gejala maag dapat sembuh dengan melakukan puasa. Hal ini menjadi bukti bahwa puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan.
“Puasa juga dapat mendetoks racun pada tubuh. Puasa adalah proses detoksifikasi tubuh,” imbuhnya.
Reporter: Yusuf