Beberapa hari sebelum saya menemukan buku tentang manajemen kalbu ini, saya mendapat tugas kuliah manajemen berbasis sekolah dan manajemen pengelolaan kelas. Saya diminta membuat beberapa resensi buku yang masih bertitel manajemen. Saya sendiri memiliki beberapa kendala, misalnya kesukaran menjumpai buku bertitel manajemen yang menarik dan santai untuk dinikmati sebagai seorang pembaca.
Ketika mendengar kata manajemen saya berasumsi bahwa “manajemen pasti sesuatu yang identik dengan ekonomi, bisnis atau pendidikan formal.” Sementara saya menginginkan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang masih dengan prinsip-prinsip pengorganisasian, namun lebih bermotif islami. Sehingga buku tersebut ketika dibaca, pembacanya bisa menambah wawasan sekaligus menambah ketakwaan.
Manajemen Kalbu, Terjemahan Kitab Fenomenal
Sembari bermain media sosial, saya akhirnya teringat kitab mauruts “Ighatsatul Lahfan min Mashasyidisy Syaithan” karya al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah setebal dua ribu halaman. Kitab fenomenal ini menjadi pas bagi saya, kerena kitab ini memiliki ringkasan yang diterjemahkan dengan judul Manajemen Kalbu Melumpuhkan Senjata Syetan oleh Ainul Haris Umar Arifin Thayib, Lc.
Buku yang saya baca merupakan cetakan ke-lima (1426 H) terbitan Darul Falah Jakarta, setebal 500 halaman. Buku ini seperti intipati dari “Ighatsatul Lahfan min Mashasyidisy Syaithan,” sebab kitab awalnya yang cukup tebal telah diringkas oleh seorang ulama kontemporer bernama Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid al-Yafi al-Halabi al-Atsari yang berasal dari Yordania
Profil Sang Penulis
Ainul Haris Umar Arifin Thayib dalam kata pengantar menuliskan, Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abi Bakr bin Ayyub bin Sa’d bin Haris Az-Zar’i Ad-Dimasyqi Al-Faqih Al-Ushuli Al-Mufassir An-Nahwi Al-Aris Syamsuddin Abu Abdillah Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Dilahirkan pada tahun 691 H dan Rahimahullah wafat pada akhir waktu isya’, malam Kamis 13 Rajab 752 H.
Lanjut menurut Ainul Haris Umar Arifin Thayib menggambarkan pribadi Ibnu Qayyim dengan menuliskan, “Beliau menguasai berbagai disiplin ilmu ke-Islaman. Pandai di bidang tafsir dan jarang yang menandinginya, demikian pula dibidang Ushuluddin, Hadits, Fiqh, Istimbath (kesimpulan hukum), Ushul Fiqh, Bahasa Arab, Nahwu, Sya’ir, Ilmu Kalam, Ilmu Suluk dan sebagainya.”
Ia juga menambahkan, di samping sibuk menuntut dan menyebarkan ilmu, Ibnu Qayyim juga dikenal seorang pekerja keras, sangat tekun beribadah dan kuat sekali melakukan shalat, tahajud dan membaca Al-Qur’an, senantiasa berdzikir kepada Allah, rendah hati dalam pergaulan, tetapi amat keras dalam menentang berbagai kebatilan dan kezaliman.
Manajemen Kalbu Melumpuhkan Senjata Syetan
Buku ini memerikan detail hal ihwal terkait dengan perosalan hati beserta dalil-dalil shahih yang membenarkan. Sekaligus, buku ini mengingatkan saya dengan kitab karangan Ibnul Jauzi (1116 M – 1201 M) yang berjudul “Al-Muntaqa An-Nafis min Talbis Iblis” yang berbicara mengenai tipu daya syetan dari berbagai aspek kehidupan manusia.
Walaupun pada dasarnya relatif berbeda antara manusia dan syetan, tapi keduanya saling terkait dan acap kali disandingkan dalam banyak pembahasan. Tidak terkecuali dengan buku ini, beberapa hal yang saya garis bawahi adalah ternyata tipu daya syetan dalam mempermainkan setiap manusia sesuai dengan hierarki akalnya.
Kondisi hati manusia ternyata juga bertingkat-tingkat. Ada manusia yang bersihhatinya (qalbun salim), ada yang sakit (qalbun maridh) bahkan ada yang sudah mati (qalhun mayyit). Nah, kemudian dalam beberapa bab khusus dijelaskan bahwa al-Qur’an dan syari’at adalah alternatif yang ditawarkan sebagai treatment untuk mengobati penyakit hati dalam memanejemi hati manusia sekaligus melumpuhkan senjata setan.
Editor: Nabhan