Perspektif

Cara Mensyukuri Datangnya Musim Hujan dalam Islam

4 Mins read

Pendahuluan

Alhamdulillah, sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim penghujan periode 2023-2024. Walaupun agak mundur datangnya, namun sebagai masyarakat Muslim yang baik maka kita harus mensyukurinya dengan sebenar-benar dan sebaik-baik syukur.

Sebagai masyarakat Muslim, kita harus mempunyai cara pandang yang berbeda dengan Masyarakat umum tentang hal-hal yang terjadi dalam kehidupan ini. Termasuk cara pandang terhadap musim penghujan.

Bagi masyarakat Muslim, musim penghujan bukanlah fenomena alam biasa, namun ia adalah fenomena alam atas kuasa Allah. Musim penghujan adalah salah satu tanda kebesaran Allah yang dapat meningkatkan kekuatan iman Masyarakat Muslim. Keimanan yang kokoh merupakan pondasi untuk keoptimalan taqwa kita kepada Allah Swt.

Hujan adalah sunnatullah atau hukum alam atas kuasa Allah. Banyak ayat al-Qur’an yang mewartakan akan hujan, salah satunya adalah ayat ke-22 dari surah al-Baqarah.

الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖوَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui”.

Untuk wilayah Indonesia, biasanya musim hujan terjadi pada bulan Oktober hingga bulan Maret. Namun untuk periode 2023-2024, kedatangan musim hujan di Indonesia mundur. Hujan baru turun pada bulan November 2023. Karena datangnya terlambat, penulis memperkirakan berakhirnya musim hujan periode 2023-2024 juga akan mundur dari biasanya.

Penulis juga memperkirakan pola hujan yang terjadi pada periode musim penghujan 2023-2024 juga agak sedikit berbeda dari biasanya. Pada musim penghujan kali ini, kita akan banyak menjumpai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Perkiraan penulis ini didasarkan atas asas kelestarian energi.

Baca Juga  Hanya Penulis Gengsian dan Nggak Kreatif yang Takut Miskin (Tanggapan untuk Wahyudi Akmaliah)

Bagi masyarakat Muslim, hujan merupakan karunia Allah Swt. Oleh karenanya, mari kita syukuri dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya. Dalam kacamata agama Islam, mensyukuri anugerah Allah termasuk anugerah hujan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yakni mensyukuri hujan secara bayani, burhani, dan irfani.

Mensyukuri Hujan secara Bayani

Mensyukuri hujan dengan pendekatan bayani, salah satunya dapat kita lakukan melalui doa. Mari kita syukuri anugrah hujan dengan berdoa saat turun hujan.

Berikut adalah doa-doa yang dianjurkan untuk dipanjatkan saat turun hujan:

1. Doa saat hujan turun terus-menerus. Bersumber dari hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari & Muslim.

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا ,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

2. Doa saat hujan lebat. Doa ini dari hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari,

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا

3. Doa setelah hujan turun. Bersumber dari hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari & Muslim.

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللـهِ ورَحْمَتِهِ

Mensyukuri Hujan secara Burhani

Mensyukuri hujan secara burhani, paling tidak dapat dilakukan dengan dua cara, yakni bercocok tanam dan menabung hujan. Keduanya dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

Pertama, Mensyukuri Hujan dengan Bercocok Tanam. Sebagaimana telah kita pelajari dalam ilmu Biologi khususnya botani, tanaman akan tumbuh dan berkembang secara baik, manakala kebutuhan air dan nutrisinya tercukupi secara baik.

    Di musim penghujan, air sangat berlimpah, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Di musim penghujan, nutrisi bagi tanaman juga tersedia dalam jumlah yang relatif banyak daripada musim kemarau. Oleh karenanya, tanaman akan tumbuh dan berkembang secara optimal di musim penghujan.

    Tanaman yang tumbuh dan berkembang dengan baik, akan memberikan manfaat yang banyak bagi manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Tanaman akan menghasilkan biji-bijian, buah-buahan, dan lain-lain yang dapat dikonsumsi oleh manusia dan makhluk Allah lainnya.

    Baca Juga  TK ABA: Filantropi Literasi Muslim Urban

    Oleh karenanya, mari kita galakkan kegiatan bercocok tanam saat musim penghujan sebagai bagian dari ungkapan syukur kita kepada Allah Swt sebagai Masyarakat Muslim. Mudah-mudahan Allah Swt menambah karunia-Nya untuk kita semua, aamiin.

    Kedua, Mensyukuri Hujan dengan Menabung Hujan. Sebagaimana telah menjadi maklum bahwa jumlah air dalam suatu wilayah saat musim penghujan jauh lebih banyak daripada saat musim kemarau. Air hujan yang melimpah saat musim penghujan harus kita syukuri dengan cara menabungnya. Menabung hujan adalah menyimpan air hujan di tanah-tanah di lingkungan kita.

    Menabung hujan dapat dilakukan dengan waduk, embung, sumur resapan, jogangan, dan biopori. Hujan yang kita tabung akan tersimpan sebagai air tanah. Hujan yang kita simpan melalui jalur-jalur tersebut akan tersimpan dalam bentuk air tanah. Tabungan air tanah tersebut akan kita gunakan saat musim kemarau. Dengan demikian, saat musim kemarau, walaupun jumlah air berkurang, namun kita tidak kekurangan air.

    Mensyukuri Hujan secara Irfani (Hati Nurani)

    Menurut penulis, mensyukuri hujan secara irfani dapat dilakukan dengan dua langkah yakni tidak membebani hujan dengan sampah dan tidak memamerkan anugerah hujan. Keduanya dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

    1. Tidak Membebani Hujan dengan Sampah

    Sebagian masyarakat Muslim masih memanfaatkan hujan sebagai sarana untuk membuang sampah. Sejatinya, ini merupakan perilaku yang tidak patut  yang seyogyanya harus ditinggalkan. Perilaku membebani hujan dengan sampah selain merugikan orang lain juga dapat merugikan ekosistem secara keseluruhan.

        Sebenarnya sampah dapat dikelola penanganannya. Gerakan 5 R meliputi Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Rot (mengubur) layak untuk digaungkan kembali. Selain itu, Gerakan pilah sampah dari rumah juga patut untuk dibudayakan. Gerakan-gerakan tersebut dapat membantu penanganan sampah secara optimal.

        Baca Juga  Akal: Pintu Komunikasi Allah Selain Wahyu

        2. Tidak Memamerkan Anugerah Hujan

        Walaupun sebagian wilayah Indonesia sudah mengalami musim penghujan periode 2023-2024, akan tetapi sebagian wilayah yang lain belum memasuki musim penghujan. Beberapa wilayah di Indonesia bagian timur baru akan memasuki musim penghujan pada akhir bulan Desember 2023 atau awal bulan Januari 2024. Mari kita berempati kepada saudara-saudara kita di wilayah lain yang saat ini masih berada di musim kemarau.

        Sebagai masyarakat Muslim yang baik, kita tidak seyogyanya tidak  memamerkan karunia hujan periode 2023-2024 yang sudah kita terima saat ini kepada saudara-saudara kita di daerah lain yang belum memasuki musim penghujan. Kita sebagai masyarakat Muslim yang baik harus menghargai perasaan saudara-saudara kita baik yang Muslim maupun non-Muslim yang saat ini tidak mendapatkan hujan. Inilah salah satu cara mensyukuri hujan dengan hati nurani kita.

        Kesimpulan

        Semoga dengan mensyukuri hujan periode 2023-2024 secara bayani, burhani, dan ‘irfani, anugerah hujan yang kita terima kali ini menghadirkan keberkahan bagi semua. Keberkahan bagi manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan makhluk-makhluk lainnya.

        Dengan mensyukuri hujan secara benar dan baik, mudah-mudahan iman kita tambah kuat. Semoga meningkat pula amal shaleh kita. Aamiin.

        Editor: Soleh

        Avatar
        35 posts

        About author
        Staf Pengajar UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Sains dan Teknologi. Santri Pondok Pesantren Islam al-Mukmin Ngruki Tahun 1991-1997.
        Articles
        Related posts
        Perspektif

        Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

        3 Mins read
        Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
        Perspektif

        Menjadi Guru Hebat!

        3 Mins read
        Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
        Perspektif

        Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

        3 Mins read
        Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

        1 Comment

        Tinggalkan Balasan

        Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

        This will close in 0 seconds