Perspektif

Cerdas Intelektual Harus, Beradab itu Wajib

4 Mins read

Cerdas intelektual harus, beradab itu wajib. Akhir-akhir ini zaman berkembang sangat dinamis menuntut manusia berperan aktif dan kreatif. Oleh sebab itu menjadi manusia pintar merupakan tuntutan supaya dapat bertahan. Semakin kreatif semakin banyak peluang dan semakin banyak berinovasi. Biasanya porsi manusia seperti ini banyak dibutuhkan kontribusinya oleh negara.

Perhatian negara untuk menciptakan sumber daya manusia terdidik begitu besar, semisal Negara Indonesia dengan anggaran 20% dari APBN untuk bidang pendidikan. Banyak program-program yang digagas dan dilahirkan untuk merealisasikan tujuannya. Bantuan dana BOS untuk sekolah, dan program-program beasiswa salah satu diantaranya. Program tersebut untuk memancing minat masyarakat menjadi manusia terdidik. Sumber daya manusia yang pintar dapat menjadi salah satu aset negara untuk dapat memimpin negeri, dan mengolah sumber daya yang ada dengan cara yang tepat.

Cerdas-Intelektual Harus, Beradab Itu Wajib

Indonesia kaya akan alamnya, namun minim pemimpin yang dapat mengolah sumber daya dengan baik. Banyak terjadi masalah semisal korupsi, bencana alam dimana-mana seperti beberapa bulan lalu di awal tahun 2021 Indonesia mengalami beberapa bencana selain pandemik Covid-19, ada pula bencana longsor, banjir, gempa bumi dan lainnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat terdapat 372 bencana yang terjadi mulai dari awal tahun 2021 hingga saat ini.

Kejadian ini mengundang perhatian besar masyarakat dan organisasi-organisasi peduli lingkungan, sebab dari kejadian ini masyarakat yang dirugikan. Penanganan khusus membutuhkan peran orang yang ahli dibidangnya supaya solusi yang dibuat tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.

Berdasar kebutuhan-kebutuhan orang terdidik tersebut membuat orang mengimpikan menjadi orang pintar Karena identik dengan keberhasilan, mendapat penghormatan, memiliki posisi dan jabatan dengan gaji yang besar dan hidup mewah. Menjadi pintar merupakan dambaan banyak orang. Islam juga menganjurkan kepada umatnya untuk berilmu, sebagaimana dalam Firman Allah dalam QS. AL-Mujadalah:11, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu. Disisi lain hal ini baik karena berpengaruh terhadap perkembangan diri dan lingkungan sekitar. Penanganan yang tepat membutuhkan ilmu, sedang ilmu diperoleh dari belajar. Oleh karenanya manusia harus selalu belajar.

Baca Juga  Islam dan Kemiskinan di Yogyakarta

Akhir-akhir ini banyak ditemui orang-orang yang pintar secara intelektual, dengan dibangunnya lembaga pendidikan seperti gedung sekolah dan perguruan tinggi. Pengultusan terhadap orang pintar intelektual membuat banyak orang mengenyampingkan akhlak atau menjadi manusia beradab. Korupsi, menebar fitnah atau isu hoax, membentak terhadap orang tua, berkata keji yang menyakitkan hati orang lain, berprilaku tidak hormat kepada sesama, menyombongkan diri, dan lainnya merupakan contoh minimnya akhlak. 

Pentingnya Adab dalam Kehidupan

Adab merupakan tingkatan paling tingginya ilmu. Ia juga basis dari segala ilmu. Dengan menjadi manusia beradab dan berakhlak baik, secara tidak langsung ia mencapai maqam ilmu yang paling tinggi. Ilmu bisa dipelajari dalam tempo yang cepat namun adab butuh waktu lama. Sebagaimana pengalaman dari Ibnul Mubarok yang mempelajari adab selama 30 tahun dan mempelajari ilmu selama 20 tahun. 

Pengultusan terhadap orang berilmu, cerdas secara intelektual tidak boleh berlebih. Dalam menjalani kehidupan, peran manusia tetaplah menjadi manusia sosial yang butuh terhadap orang lain. Artinya sebagai manusia tidak akan lepas dari kegiatan sosial, oleh karenanya kita harus saling bertegur sapa dan saling membantu terhadap sesama. Orang  baik akan disenangi oleh orang lain disekitarnya. Mereka akan cenderung bersikap sebagaimana kita bersikap kepada mereka.

Adab merupakan basis dari segala ilmu. Maka pantas saja jika para ulama lebih mengutamakan mempelajari adab terlebih dahulu kemudian ilmu. Orang beradab pasti berilmu sedangkan orang berilmu belum tentu ia beradab. di zaman saat ini banyak ditemukan orang berilmu atau cerdas intelektual namun minim adab, mirisnya ia salah satu umat Islam. Sejatinya dalam diri Islam ialah mencerminkan akhlak dan menjunjung akhlak terpuji.

Rasulullah bersabda “Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (HR Tirmidzi  (1162),  Abu Dawud (4682)). Dalam agama Islam diajarkan ilmu-ilmu akhlak dan adab terhadap sesama, misal Kitab Riyadhusshalihin, dan lainnya. Haidar Putra Daulay juga menjelaskan tentang pembagian akhlak terdapat 3 hal; 1) Akhlak kepada Allah, 2) Akhlak kepada diri sendiri, dan 3) Akhlak kepada sesama termasuk juga makhluk ciptaan Allah (Haidar Putra Daulay: 2014). Akhlak kepada diri sendiri dan orang lain adalah cerminan keimanan seseorang. Relevansi iman dan akhlak, iman itu diyakini di dalam hati dan dipraktikkan melalui akhlak. Oleh karenanya orang yang tidak beradab perlu dipertanyakan keimanannya.

Baca Juga  Ketika Al-Qur'an Berbicara tentang Wajibul Wujud dan Mumkinul Wujud

Beradab Itu Wajib

Beradab itu wajib karena keutamaan adab akan sangat dirasakan ketika hidup di tengah masyarakat. Contoh kecilnya ketika mengalami kesulitan berada di tanah rantau, bila jauh dari keluarga dan kerabat siapa lagi yang akan membantu jika bukan orang lain. Orang yang baru dikenal kebanyakan mereka melihat adab atau akhlak terlebih dahulu. Bila adab seseorang baik ia akan memiliki lingkungan baik, dilimpahi rezeki dan hidupnya menjadi lebih berkah. Islam juga mengajarkan untuk silaturrahim. Silaturrahim membuat seseorang dimurahkan rezekinya. Betapa nikmat Tuhan mengalir begitu lancar hanya dengan berakhlak terpuji.

Orang yang beradab juga harus berilmu. Dengan ilmu ia mendapat keutamaan lain disisi Allah. Ia menjadi tauladan yang layak dicontoh. Islam memiliki tokoh ulama yang cakap ilmu dan adabnya terpuji, seperti Al-Farabi ahli ilmu Kedokteran, Al-Ghazali, Ibnu Khaldun, M. Naquib Al-Attas, M. Iqbal, Ibnu ‘Arabi, dan lainnya. Cakap keilmuan menjadi pelengkap orang yang beradab, sebaliknya orang beradab akan sempurna jika ia berilmu. Tuhan menjanjikan derajat yang tinggi untuk orang berilmu dan akan lebih mendapat keberkahan jika beradab.

Bila dalam diri seseorang tidak ada akhlak maka hidupnya seperti tiada bernilai. Berilmu tanpa akhlak, ilmu seperti tidak ada kemanfaatan. Misal seorang guru yang melakukan tindakan tercela, seperti mabuk-mabukan, berzina, suka mengumpat dan berkata keji kepada orang lain. Ia hanya sebatas pentransfer ilmu, nilai keberadaannya menjadi berkurang di lingkungannya. Islam agama yang mengajarkan adab dan akhlak, maka tidak pantas jika umat Islam yang beribadah shalat tapi tidak bertambah baik.

Untuk mencapai kesuksesan hidup di dunia dan akhirat maka ilmu dan adab harus berjalan seimbang. Tidak cukup jika hanya salah satunya, terutama hanya berilmu dan tidak beradab. kesuksesan banyak didapat karena adab. Orang akan mencintai kita jika kita dikenal baik oleh mereka. Manfaat adab dalam kehidupan sangat banyak, ia dilancarkan mencapai keberhasilan misal memperoleh kerjaan, prestasi yang gemilang dan dimudahkan bertemu dengan jodoh (bagi yang jomblo atau yang belum menikah). Setiap diri kita harus beradab, baik itu perempuan maupun laki-laki.  Buat apa cantik atau tampan jika tidak berakhak, seperti hidup tidak ada artinya. Maka berilmu itu harus, dan beradab itu wajib. WaAllahu a’lam.

Editor: Nabhan

Baca Juga  Masihkah Ada Money Politic?
Avatar
3 posts

About author
Pengurus Lembaga Sosial LAZ Al-Azhar Yogyakarta, seorang Alumni UIN Sunan Kalijaga.
Articles
Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds