News

Deep Learning dan Kurikulum Cinta: Upaya Mengubah Paradigma Pendidikan Indonesia

3 Mins read

IBTimes.ID , Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Kementerian Agama (Kemenag) sedang mengupayakan perbaikan sistem pendidikan melalui metode pembelajaran mendalam (Deep Learning) dan Kurikulum Cinta. Implementasi kedua konsep tersebut dinilai membutuhkan penguatan kompetensi guru yang salah satunya bisa dilakukan melalui program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB).

Hal itu disampaikan Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Amin Abdullah, dalam temu media Institute Leimena pada Jumat (21/3/2024). Hadir sebagai narasumber lainnya Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Arif Jamali Muis, Koordinator Staf Khusus Menteri Agama, Farid F. Saenong, Presidium Dewan Gereja-gereja Sedunia, Henriette Lebang, dan Direktur Eksekutif Institute Leimena, Matius Ho.

“Program Literasi Keagamaan Lintas Budaya melatih guru memiliki kompetensi dalam multikulturalisme, multiagama, dan dalam pengalaman kami, dari 9.000 lebih guru yang sudah dilatih hampir semuanya belum pernah mendengar kompetensi itu,” kata Amin Abdullah yang juga Senior Fellow Institut Leimena.

Amin menjelaskan, program LKLB juga ikut mendukung BPIP untuk menghidupkan kembali karakter Pancasila pada generasi muda melalui Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila untuk guru dan siswa. Dalam LKLB, guru dilatih tiga kompetensi dalam membangun relasi dengan orang lain yang berbeda agama dan budaya, yaitu kompetensi pribadi (memahami agama sendiri secara utuh), kompetensi komparatif (memahami agama lain dalam memaknai hubungan dengan sesama yang berbeda), dan kompetensi kolaboratif (kerja sama terlepas dari perbedaan yang ada).

Ia mengatakan, metode deep learning salah satunya mendorong guru menerapkan pembelajaran yang menyenangkan (joyful), sehingga kompetensi literasi keagamaan lintas budaya bisa ikut mendukung hal tersebut yaitu mendorong pendidikan yang sarat nilai-nilai toleransi, menghormati orang lain, dan kerja sama. Hal senada juga muncul dalam konsep Kurikulum Cinta yang mengajarkan beragama dengan cinta kasih.

Baca Juga  Irfan Amalee, Kiai Milenial dan Pendidik Inspiratif

“Kombinasi kompetensi pribadi dan kompetensi komparatif, tujuannya kompetensi kolaborasi. Jadi masyarakat Indonesia yang plural jangan sampai membenci penganut agama lain. Ajaran agama apa pun tidak boleh membenci penganut agama lain atau mengkafir-kafirkan,” papar Amin.

Senada dengan itu, Staf Khusus Mendikdasmen, Arif Jamali Muis menyebutkan bahwa pembelajaran mendalam bertujuan memperkaya pendekatan pembelajaran dengan menambah karakteristik pedagogi. Sejalan dengan kompetensi literasi keagamaan lintas budaya, dalam penerapan pembelajaran mendalam, semua pihak yang terlibat saling menghargai dan menghormati dengan mempertimbangkan potensi, martabat, dan nilai-nilai kemanusiaan.

“Pembelajaran mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik,” ungkapnya.

Kolaborator Program LKLB

Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Menag, Farid F. Saenong, mengatakan bahwa tiga tokoh penting pemerintahan saat ini adalah kolaborator utama dari kerja sama program LKLB yang dimulai sejak tahun 2021 yaitu Anggota Dewan Pengarah BPIP, Amin Abdullah, Menag Nasaruddin Umar, dan Mendikdasmen Abdul Mu’ti. Itu sebabnya, kehadiran Kurikulum Cinta menjadi momentum untuk semakin memperkuat kompetensi guru melalui program LKLB.

“Ini akan menjadi kekuatan besar yang harus kita manfaatkan dalam makna positif, agar cita-cita kita bersama untuk menciptakan kehidupan damai, toleran di Indonesia bisa terwujud,” tegasnya.

Farid menjelaskan bahwa Kurikulum Cinta pada dasarnya adalah substansi, nilai, karakter, dan konten yang akan mendominasi semua proses belajar mengajar. Kurikulum Cinta masih dalam tahap uji publik, sehingga artinya masih menerima masukan dari berbagai pihak. Konsep Kurikulum Cinta menekankan terbangunnya relasi atau hubungan dalam menjaga persatuan bangsa.

Kemudian Direktur Eksekutif Institut Leimena, Matius Ho, juga menyampaikan bahwa program LKLB bertujuan membangun modal sosial dalam masyarakat majemuk, yaitu rasa saling percaya. Matius mengatakan, hubungan antara rasa saling percaya dan kerja sama seperti sebuah lingkaran. Rasa saling percaya memungkinkan kerja sama, sebaliknya dengan adanya kerja sama akan semakin memperkuat rasa saling percaya.

Baca Juga  Fakultas Studi Islam UIII Adakan Konferensi Ilmiah Bertajuk STREAMS

“Jika masyarakat majemuk masuk dalam lingkaran yang buruk, maka bisa dengan cepat terjadi perpecahan sosial. Itu sebabnya program LKLB sebagai upaya mendorong lingkaran positif. Meningkatkan kerja sama untuk membangun rasa saling percaya. Semoga pendekatan ini ikut mendukung program Kemenag dan Kemendikdasmen,” ungkap Matius Ho.

Matius menyebutkan bahwa program LKLB telah dijalankan secara masif dengan jumlah alumni pelatihannya mencapai 9.383 pendidik yang tersebar di 37 provinsi Indonesia. Guru-guru yang terlibat didorong menerapkan secara konkret kompetensi LKLB lewat pembelajaran di kelas.

Di samping itu, Presidium Dewan Gereja-gereja Sedunia, Henriette Lebang, menambahkan bahwa Kurikulum Cinta mendorong agar pelajaran agama bisa menyentuh spiritualitas peserta didik. Agama bukan menjadi sesuatu yang dihafalkan semata, tetapi harus dihayati, termasuk dalam relasi dengan orang lain yang berbeda. Sementara itu, pembelajaran mendalam juga mendorong peserta didik agar sadar akan kemajemukan termasuk dalam hal potensi dirinya dan orang lain.

“Kurikulum Cinta dan Deep Learning sebenarnya usaha mengubah paradigma dalam pendidikan. Bagaimana proses pendidikan bukan kepada kurikulumnya, tapi lebih kepada konten dan nilai-nilai yang ingin dibangun, tandasnya.

(Faiz)

Avatar
1506 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

Umat Islam Punya Peran Penting untuk Dukung Transisi Energi Berkeadilan

2 Mins read
IBTimes.ID — Seiring dengan meningkatnya perhatian pemerintah dan korporasi terhadap perkembangan transisi energi di Indonesia, yang mencakup dukungan kebijakan, infrastruktur, hingga ketenagakerjaan,…
News

Dukung Aksi Iklim, Wakaf Hutan Jadi Program Prioritas Kemenag

2 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta (21/3/25) — Dalam diskusi bertajuk ‘Wakaf Hutan dan Filantropi Islam untuk Aksi Iklim’ yang diinisiasi oleh MOSAIC (Muslims for Shared…
News

MAARIF Institute: Pengesahan RUU TNI Ancam Demokrasi Indonesia

3 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta (21/3/25) — MAARIF Institute for Culture and Humanity menyampaikan kekecewaan yang mendalam atas pengesahan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *