Feature

Di SENS, Kami Bersatu Membangun Kesadaran Baru untuk Masa Depan yang Lebih Cerah

3 Mins read

Pernahkah membayangkan untuk belajar bahasa Inggris secara intensif selama tiga bulan sambil menjadi sangat peka terhadap tantangan dunia? Itulah yang bisa ditemukan di program School of English for Engaged Social Service (SENS) yang diselenggarakan oleh the International Network of Engaged Buddhists (INEB), di Thailand. Ini bukan hanya tentang menguasai verb and tenses, tetapi tentang menguasai “the art of active awareness” – sadar dan memperhatikan, tidak hanya pada diri kita sendiri tetapi juga jalinan rumit antara tindakan kita dan dampaknya terhadap dunia di sekitar kita.

The Diversity of Faith

Partisipasi di SENS bukan hanya tentang pengembangan diri pribadi, tetapi juga komitmen menyalurkan new awareness ke dalam aksi tindakan kita terhadap humanity, leadership, and sustainability. Bayangkan sebuah ruangan yang penuh dengan teman sekelas dari berbagai etnik dan berbagai negara. Berkewarganegaraan Myanmar, Vietnam, Jepang, Tibet, Indonesia, India, Sri Lanka, Amerika Serikat, dan Inggris. Kami berasal dari latar belakang Buddha, Hindu, Kristen, dan Muslim, masing-masing dengan perspektif unik yang dibentuk oleh budaya dan kepercayaan kami.

Di SENS, perbedaan ini bukanlah hambatan; mereka adalah jembatan. Kami belajar dari tradisi agama dan kebudayaan masing-masing, terlibat dalam dialog penuh hormat tentang keyakinan kami, dan menemukan nilai kemanusiaan bersama yang melampaui perbedaan kami. Inilah kekuatan listening dan empati yang kita pelajari – ini memungkinkan kita untuk melihat dunia melalui perspektif baru dan menjalin koneksi terlepas dari latar belakang kita.

From “Me” to “We”

Ini bukan kali pertama kader Muhammadiyah berpartisipasi dan menjadi delegasi. Dengan sponsorship dari Lembaga Hubungan Kerjasama Internasional (LHKI) Muhammadiyah dan Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial, Universitas Muhammadiyah Surakarta (PSBPS-UMS); dan partial scholarship dari the INEB Institute; saya mengemban tugas untuk belajar dan berkolaborasi. Di mana program ini bukan hanya untuk orang-orang yang ingin memperdalam bahasa Inggris; ini untuk para agent of change dari berbagai komunitas dan organisasi.

Baca Juga  Studi di Luar Negeri Tanpa Bahasa Inggris? Bisa Kok!

Kami, membentuk komunitas baru dengan individu yang beragam dari berbagai latar belakang dan keyakinan, bersatu dengan misi bersama: membangun masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan. Kami mempelajari masalah-masalah kompleks, tidak hanya mempelajarinya, tetapi secara aktif mencari solusi inklusif melalui dialog terbuka. Melalui percakapan dan pengalaman bersama, inilah rasa sebagai komunitas yang kuat terus berkembang, diikat oleh tujuan yang sama untuk meninggalkan dampak yang langgeng.

Beyond the Textbook

Jangan bayangkan belajar pada ruang kelas yang kaku seperti di kampus. Di SENS, kami belajar dengan mengamati dan terlibat secara aktif. Seperti menganalisis krisis iklim dan keterbatasan sumber daya alam yang dirusak, berdebat tentang sejauh mana ketidakadilan dalam sistem ekonomi kita, hingga bertemu untuk melihat langsung para grassroot leader yang menunjukkan kekuatan perjuangannya membangun dunia yang lebih baik melalui niat dan cara yang positif.

Pendekatan unik ini tidak hanya mengasah kemampuan bahasa Inggris, tetapi juga memicu pemahaman yang lebih dalam tentang siapa kita dan bagaimana pilihan dan pola konsumsi kita, berpengaruh terhadap lingkungan. Perilaku konsumerisme menjadi yang tren terus meningkat, penyebabnya terkadang kita tidak sadar apa yang kita konsumsi selalu memiliki konsekuensi, ketika menelusurinya ini merupakan faktor kesenjangan ekonomi dan kerusakan lingkungan yang terus terjadi. Maka, solusinya kita bijak dengan mengurangi konsumsi dan berbuat kebaikan lebih banyak. Kita tahu bahwa hal ini tidak langsung membantu dalam sekali waktu, namun akan memberikan manfaat yang berkelanjutan.

Setting Goals

Menelisik jalinan yang dinamis, mengenai perspektif historis, kolonialisme, hingga seni dan filsafat, mengkomparasikan dengan realitas nyata dari isu-isu sosial dan ekologis terkini. Menjadikan pengalaman dan pencapaian baru yang mendorong visi saya untuk masa depan, di mana saya ingin terus membangun jembatan pemikiran dan kolaborasi tindakan antar agama dan budaya terhadap realitas dunia, dengan melanjutkan program yang mendorong dialog dan pemahaman keberagaman, mendorong pertukaran lintas budaya yang melahirkan tradisi bersama, agar dapat menciptakan dunia di mana setiap orang merasa dihormati dan dihargai.

Baca Juga  Melihat Pancasila di Pakelan: Sepenggal Kisah Merayakan Iduadha Bersama Non-Muslim

Berani dan berhasil meninggalkan warisan yang memberdayakan generasi masa depan untuk menjadi komunitas global yang lebih berhati-hati dan bertanggung jawab, bekerja bersama untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dunia. Tujuan hidup saya, mengabdi pada komunitas global dengan menjadi expert yang berpraktik dan mengajar pada bidang teknologi kemasyarakatan (Technology & Society), sesuai dengan bidang yang saya tekuni.

Ketika memiliki lebih banyak sumber daya, saya ingin memajukan research and activation centers dan social enterprises; dan ketika kombinasi semua hal tersebut tercapai, ini merupakan kebanggaan yang akan menjadi milik generasi berikutnya. Saya ingin melakukan hal baik ini karena inilah alasan dan bagaimana saya harus menjalani hidup dan meninggalkan sesuatu di dunia ini, nantinya.

Conscious Action

Saat kami menyelesaikan program, ada perasaan pahit dan manis, di mana kami harus mengucapkan selamat tinggal pada pengalaman transformatif, tetapi juga melangkah menyusun masa depan. Tantangan yang dihadapi kami adalah nyata, tetapi koneksi yang kami jalin di SENS, dibangun di atas kepekaan dan empati, akan menjadi kekuatan kami. Ini bukan akhir dari cerita; ini adalah awal. Saya tidak tahu bagaimana mengakhiri cerita ini, tapi mari kita pikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk berpartisipasi dalam mencari dan mengupayakan solusi krisis yang terjadi.

Kami, alumni SENS, tidak hanya meninggalkan program dengan kemampuan bahasa Inggris yang terasah tetapi juga dengan hati dan pikiran yang tajam, siap untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah. Seperti pepatah yang mengatakan, “Actions speak louder than words,” dan kami siap untuk mengambil tindakan nyata! Maka dunia, bersiaplah untuk dampak dari komunitas aware and engaged, dari alumni SENS!

Baca Juga  Benarkah Gerakan Mahasiswa Islam Hari Ini Sudah Mati?

Editor: Soleh

Related posts
Feature

Rakernas dan Dinamika Dunia Wakaf

4 Mins read
Jogja, Jumat 1 November 2024. Pukul 05.30 pagi dengan sebuah mobil dari Ringrud Selatan Jogja kami menuju Kartasura. Di perjalanan ikut bergabung…
Feature

Perkuat Toleransi Sejak Dini: Cerita Pesantren Muhammadiyah Terima Kunjungan SMA Kristen

2 Mins read
Kunjungan studi yang dilakukan oleh para siswa Sekolah Kanisius Jakarta ke pesantren Muhammadiyah Al-Furqon, sejak Rabu, 30/10/2024 sampai Jum’at, 1/11/2024 merupakan sebuah…
Feature

Tasawuf di Muhammadiyah (1): Lahirnya Neo-Sufisme

4 Mins read
Ketika mendiskusikan tasawuf di Muhammadiyah, maka yang dibicarakan adalah tasawuf bentuk baru atau Neo-Sufisme. Muhammadiyah sendiri—dalam hal ini tokoh-tokohnya—tidak menolak sepenuhnya tentang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds