IBTimes.ID, TRENSAINS Sragen – Saat pandemi seperti ini, hampir semua kegiatan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dilakukan di rumah dengan pembelajaran online (daring). Begitu juga KBM di lingkungan Pesantren Sains SMA Trensains Muhammadiyah Sragen. Semua aktivitas di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen dilakukan melalui sistem online dimulai sejak awal pandemi Maret lalu.
Pembelajaran daring tidak membatasi Santri Trensains dalam berkontribusi mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Hal ini terlihat pada beberapa waktu lalu, beberapa santri sedang mengikuti kegiatan The Parallel Earth 2020 yang diadakan oleh NASE (Network for Astronomy School Education).
NASE merupakan sebuah lembaga jaringan astronomi lingkup sekolah yang dimiliki oleh NASA. The Parallel Earth 2020 merupakan salah satu kegiatan yang diadakan NASE untuk memperingati International Day of Light. The Parallel Earth bertujuan untuk mengetahui perubahan musim secara global.
Kagiatan yang dilakukan dengan mengamati pergeseran bayangan objek yang disesuaikan dengan letak negara berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya. Pengamatan dimulai pada tanggal 23 September 2020 pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB dengan menentukan lokasi bayangan setiap jam pada boneka yang diletakkan di atas posisi lintang dan bujur. Kagiatan ini diikuti oleh berbagai Negara di dunia.
Karena musim Pandemi, kegiatan yang digagas oleh Ustad Yoko ini melibatkan beberapa santri yang berdomisili di sekitar Pesantren. “Kami melibatkan santri secara langsung untuk kegiatan ini, dengan harapan, mampu membangkitkan jiwa kontribusi santri pada Ilmu Pengetahuan Dunia” jelas Ustad Yoko yang juga seorang pengajar fisika.
Kagiatan ini diikuti oleh 6 santri Trensains yang berdomisili di sekitar pesantren yaitu Fauzi, Fauzan, dan Wildan yang melakukan pengamatan mulai pukul 07.00 – 12.00 WIB dan mulai pukul 12.00 – 15.00 WIB diamati oleh Bisri, Vega, dan Tyas tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Siswa kita harus mulai dikompetisikan atau diikutkan pada kegiatan-kegiatan Internasional. Seperti konferensi tingkat dunia ataupun organisasi siswa tingkat Internasional. Tujuannya adalah untuk membentuk jiwa yang mampu bersaing secara keilmuwan global. “Perlu diketahui bahwa kegiatan ini dilakukan kurang lebih 570 titik di seluruh dunia, dan Alhamdulillah salah satu titiknya ada di Trensains Sagen” pungkas Ustad Yoko.
***
SMA Trensains Sragen merupakan sekolah unggulan Muhammadiyah di Jawa Tengah. Sekolah dengan format pesantren ini bukan pesantren biasa melainkan pesantren sains. Trensains mengingatkan dan menyadarkan bahwa di dalam Al-Qur’an, terdapat 800 ayat alam yg mengarah pada pemahaman dan penguasaan sains dan teknologi. Umat Islam harus kembali kuasai IPTEK karena secara empirik, mengatakan bahwa bangsa-bangsa yang eksis adalah bangsa-bangsa yang menguasai sains fundamental.
Trensains berikhtiar melahirkan kembali Ibnu Sina abad 21. Santri Trensains, selain harus memahami bahasa Arab dengan baik sebagai tool memahami al-Quran, mereka juga harus piawai dalam matematika dan sains. (AWY)