IBTimes.ID – Gelombang protes suporter Timnas Indonesia memuncak. Kelompok Ultras Garuda menggelar aksi demonstrasi keras di depan Kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat sore (14/11). Menggunakan atribut serba hitam, puluhan anggota membakar flare merah sambil meneriakkan yel-yel “Revolusi… Revolusi PSSI!”
Spanduk-spanduk bertuliskan tuntutan radikal dipasang di kaca gedung: “Ketum & Exco Maksimal 2 Periode”, “Kick Out Politics of Football”, “Revolusi Total PSSI”, “Erick Out”, “Arya Out”, hingga “Supporters Not Customers” dan “Harga Tiket Tinggi Bukan Prestasi”.
Dilansir dari Kompas.com dan Bola.com (16/11/2025), Aksi berlangsung tertib di bawah pengawalan polisi, namun menjadi luapan kekecewaan mendalam atas kegagalan Timnas Indonesia lolos Piala Dunia 2026 serta pemecatan pelatih yang disebut-sebut sebagai Shin Tae-yong dalam beberapa sumber di tengah perjuangan kualifikasi.
Sehari setelah demo, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akhirnya buka suara. Saat melepas start Bank Jateng Borobudur Marathon 2025 di Candi Borobudur, Magelang, Minggu pagi (16/11), ia mengakui adanya kekurangan di tubuh federasi.
“Kami manusia, pasti ada kekurangan,” ujar Erick.
Ia juga menegaskan bahwa road map PSSI sudah ada, menanggapi salah satu poin tuntutan Ultras Garuda.
Sebelum demo, perwakilan Ultras Garuda telah bertemu Erick pada 26 Oktober 2025 di Jakarta. Saat itu, Erick menyatakan masukan suporter adalah “bagian penting pembangunan sepak bola nasional”. Namun, minimnya respons konkret memicu aksi Jumat lalu dan ancaman demo lanjutan jika tuntutan diabaikan.
Lima Tuntutan Keras Ultras Garuda:
- Manajemen timnas profesional dan akuntabel
- Road map PSSI yang jelas, terukur, dan dieksekusi
- Rekrutmen pelatih transparan berbasis kompetensi
- Pembinaan usia dini konsisten & terintegrasi
- Pengakuan peran suporter sebagai pemangku kepentingan, bukan konsumen
Erick menambahkan:
“Kritik suporter adalah masukan berharga. Kami mendengar dan akan menindaklanjuti.”
Namun, dengan spanduk “Erick Out” masih menempel di GBK Arena, tekanan terhadap kepemimpinan PSSI semakin memanas. Apakah ini awal dari revolusi total yang diinginkan Ultras Garuda?

