IBTimes.ID – Hilman Latief Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah mengatakan bahwa, pemerintah Arab Saudi perlu mendengar masukan dari berbagai negara pengirim jemaah haji terkait pentingnya peningkatan kualitas layanan haji. Dalam proses perbaikannya, pemerintah Arab Saudi juga diharapkan dapat melibatkan negara-negara pengirim jemaah haji.
Hal ini disampaikan oleh Hilman Latief di Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah pada Sabtu (8/7/23).
Hilman menyampaikan, bahwa ini menjadi salah satu poin yang dibahas bersama dalam pertemuan antara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dan Misi Haji Libya di Jeddah.
“Indonesia dan Libya mempunyai perspektif yang sama tentang perlu adanya upaya perbaikan layanan yang dilakukan oleh Arab Saudi, terang Dirjen PHU Hilman Latief.
“Kami juga sepakat bahwa Arab Saudi perlu menerima masukan dan melibatkan negara-negara pengirim jemaah haji dalam proses peningkatan kualitas layanan haji,” sambungnya.
Mereka delegasi Misi Haji Libya yang dipimpin oleh Badan Penyelenggara Haji dan Umrah Ali M. A Hammuda. Ikut hadir dan mendampingi, Konsul Jenderal Libya di Jeddah Abdur Razaq Ibrahim, Kepala Biro Media Hatim Al-Laafy, Kepala Biro Pembinaan Muhammad as-Sakit, dan Kepala Biro Pelayanan Abdullah al-‘Uqaily.
Kehadiran mereka disambut oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Prof Hilman Latief didampingi oleh Ketua PPIH Arab Saudi 1444H/2023 M sekaligus Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab, Direktur Bina Haji Arsyad Hidayat, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nur Arifin, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Badan Penyelenggaraan Haji dan Umrah Libya Ali M.A Hammuda mengatakan, pihaknya sengaja berkunjung ke KUH KJRI Jeddah untuk bertemu PPIH Arab Saudi dalam rangka belajar dan bertukar pikiran dengan misi haji Indonesia.
Menurut Ali M.A Hammuda, jumlah jemaah haji Libya sebanyak 7.800 orang dengan biaya $6.800 (sekitar 102 juta kurs dollar sebesar 15.000).
“Masa tinggal kami di Madinah selama empat hari, tidak ada arbain, terangnya.
Ali M.A Hammuda menyampaikan, bahwa saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), Syarikah (perusahaan) yang bertanggung jawab menyiapkan layanan untuk jemaah haji Libya adalah Duwal al-‘Arabiyah. Kami juga mengalami masalah yang sama dengan Indonesia dan jemaah haji negara lainnya dalam pelaksanaan layanan di Masyair pada tahun ini,” jelasnya.
Selama musim haji, jemaah haji Libya mendapat layanan katering sebanyak dua kali sehari. Layanan itu diberikan dalam bentuk sarapan dan makan malam. Katering yang diberikan di luar layanan Masyair yang telah disiapkan Syarikah Duwal al-‘Arabiyah.
“Untuk penentuan jemaah haji yang berangkat dalam setiap tahunnya, kami lakukan dengan cara pengundian,” tandasnya.
Sumber: MCH 2023
Editor: Soleh