Mungkin kita senang memuji orang lain atau orang lain juga senang memuji kita, tapi pasti kita pernah merasakan di dua sisi tersebut. Tentu ada sebab tertentu kenapa orang lain memberikan pujian kepada kita. Misalnya, karena berprestasi, berakhlak mulia, dan lain-lain. Lantas, bagaimana sikap kita ketika dipuji?
Menerima pujian itu boleh-boleh saja, namun terkadang kita sering lupa diri dan merasa sombong dengan adanya pujian tersebut. Ya, merasa lebih aja dari orang orang lain. Akibatnya menimbulkan dampak yang tidak negatif bagi dirinya dan orang lain.
Maka dari itulah, perlu kiranya kita berdoa ketika mendapat pujian dari orang lain. Lalu, bagaimana bunyi doa ketika dipuji orang lain?
Doa Ketika Dipuji
Tentu kita tidak menginginkan dampak buruk bagi diri kita akibat dari pujian tersebut. Sehingga kita pelu memohon kepada Allah Swt. Doa ini merupakan doa dari salah satu sahabat nabi, yakni Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq. Bunyi doanya yaitu:
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Allaahumma Anta a’lamu minnii bi nafsii, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allaahummaj ‘alnii khoiron mimmaa yazhunnuun, waghfir lii maa laa ya’lamuun, wa laa tu-aakhidznii bimaa yaquuluun.
Artinya: “Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri, dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka.”
(Doa ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 228, No.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As-Suyuthi, 25: 145, Asy-Syamilah).
Doa versi lain, yaitu:
اللَّهُمَّ لا تُؤَاخِذْنِي بِمَا يَقُولُونَ، واغْفِر لِي مَا لَا يَعْلَمُونَ واجْعَلْنِي خَيْراً مِمَّا يَظُنُّونَ
Allahumma laa tu akhidzni bima yaquuluuna, waghfirlii maa laa ya’lamuuna Waj ‘al nii khairommimmaa yazhunnuun.
Artinya: “Ya Allah, jangan Engkau menghukumku disebabkan pujian yang dia ucapkan, ampunilah aku, atas kekurangan yang tidak mereka ketahui. Dan jadikan aku lebih baik dari pada penilaian yang mereka berikan untukku.”
(Doa ini diriwayatkan Bukhari dalam Adabul Mufrad (no. 761) dan sanadnya dishahihkan al-Albani. Pun juga al-Baihaqi dalam Syua’abul Iman (4/228)
Penutup Doa
Mendapatkan pujian tidak serta-merta membuat kita merasa sombong dan merusak akhlak kita. Tinggal bagaimana kita sendiri memahami pujian itu sebagai apa dan bagaimana kita mengendalikan hawa nafsu. Semuanya ada pada usaha dan ikhtiar kita, baru kemudian kita lengkapi dengan doa yang di atas.
Renungkan firman Allah Swt berikut ini:
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Rad: 11)
Semoga bermanfaat!
Editor: Soleh