Rasulullah SAW selalu menyertai doa dalam setiap aktifitasnya. Di antara doa-doa yang pernah dibaca, ada dua doa yang paling sering dibaca Nabi SAW, yaitu:
اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Wahai Rabb kami, karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka”
Doa ini sebagaimana tercantum dalam hadis riwayat Bukhari, Anas Ra berkata “Doa yang paling sering dibaca Nabi SAW adalah “Rabbana aatina fid dun-yaa hasanah wa fil aakhirati hasanah waqinaa ‘adzaban naar”
Untuk lebih mengetahui betapa penting doa di atas, Imam Muslim rahimahullah (Shahih Muslim no. 2688) telah meriwayatkan, pernah terjadi peristiwa, Rasulullah Saw mengunjungi seseorang yang sedang sakit.
Kondisi orang yang sakit ini sudah sangat mengenaskan. Rasulullah pun menanyakan asal-muasal kejadian, “Apakah engkau berdoa atau meminta sesuatu kepada Allah (sebelumnya)?” Lelaki itu menjawab, “Ya. Sebelumnya aku berkata, ‘Ya Allah, hukuman yang akan engkau timpakan kepadaku di akhirat, segerakanlah atas diriku di dunia ini.”
Maka Rasulullah Saw bersabda, “Subhanallah, engkau tidak akan sanggup memikulnya. Mengapa engkau tidak berdoa: اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ?
Begitu juga, kejadian menarik pernah dialami Anas bin Malik. Sahabat mulia ini diminta untuk mendoakan orang-orang yang mendatanginya. Lantas beliau berdoa: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَاْحَمْنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (Ya Allah, ampunilah kami, kasihilah kami rahmat. berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka).
Mereka meminta doa yang lain. Maka Anas RA memanjatkan doa yang sama, kemudian berkata, “Seandainya kalian telah dianugerahi ini, sungguh kalian telah dianugerahi kebaikan dunia dan akhirat”. [Shahîh al-Adabil-Mufrad, 494].
Kebaikan Dunia dan Akhirat
Pengertian kebaikan dunia mencakup seluruh yang dibutuhkan manusia di dunia, sehingga dengannya ia akan menjadi baik. Misalnya, sehat, rizki yang lagi halal, rumah tinggal yang nyaman, istri salihah, anak-anak penyejuk mata, ilmu yang bermanfaat, amal shalih, ketentraman, dan lain-lain.
Sedang kebaikan di akhirat, Ibnu Katsir rahimahullah mengartikan, “Kebaikan di akhirat yang tertinggi ialah berhasil masuk surga dan menikmati kondisi-kondisi yang menyertainya. Seperti perasaan aman dari ketakutan yang paling dahsyat di ‘arashat, dimudahkan proses hisab (perhitungan amalan), dan lain-lain yang merupakan kejadian-kejadian yang menyenangkan di akhirat kelak”.
Editor: Yahya FR