News

Dorong Penurunan Angka Perkawinan Anak, PP Aisyiyah Gelar Workshop

1 Mins read

IBTimes.IDPimpinan Pusat Aisyiyah menggelar Workshop Analisis Kebijakan dan Implementasi Penurunan Perkawinan Anak dalam Perspektif GEDSI, Selasa (19/7/2022). Kegiatan tersebut digelar di Aula Kantor PP Aisyiyah, Jogjakarta.

Kegiatan itu dihadiri oleh Deputi Bidang Perlindungan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Ir. Agustina Erni; Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Maros Fitri Adhecahya; dan Kepala Subdirektorat Bina Keluarga Sakinah Direktorat Bina Kantor Urusan Agama dan Keluarga Sakinah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Agus Suryo Suripto.

Menurut data dari PP Aisyiyah, Indonesia masih termasuk dalam 10 besar negara dengan angka perkawinan anak tertinggi di dunia (2018). Prevalensi perkawinan anak di Indonesia sempat mengalami kenaikan dari 11,1 pada 2016 menjadi 11,2 pada 2018.

Pemerintah telah menetapkan target penurunan perkawinan anak hingga 8,74% pada 2024. Sedangkan situasi pandemi juga telah membawa dampak pula salah satunya pada perkawinan anak. Padahal perkawinan anak merupakan wujud pelanggaran hak-hak dasar anak sebagaimana tercantum dalam Konvensi Hak Anak dan dapat berdampak pada stunting, Angka Kematian Ibu, kemiskinan, hingga kekerasan.

Terdapat berbagai faktor yang turut berkontribusi pada perkawinan anak. Seperti kemiskinan, minimnya akses pendidikan dan akses informasi maupun layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif, kemiskinan, ketidakadilan gender, norma sosial dan budaya, hingga pemahaman keagamaan yang tidak memuliakan perempuan dan anak.

Mengingat kompleksnya faktor penyebab tersebut maka upaya pencegahan perkawinan anak juga harus bersifat holistik serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang terkait, termasuk ‘Aisyiyah. ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan yang mendasarkan pada pandangan keagamaan Islam berkemajuan yang memuliakan perempuan dan anak serta bekerja pada berbagai aspek yang terkait dengan upaya strategis pencegahan perkawinan anak.

Baca Juga  Raih Sertifikasi Internasional, Ini Keunggulan Prodi Komunikasi UMM

Upaya pencegahan perkawinan anak ini telah terintegrasi dalam program pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2019-2024. Program pencegahan perkawinan anak ini juga sejalan dengan upaya pencapaian SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya pada tujuan 5. Yaitu tercapainya kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.

Reporter: Yusuf

Avatar
1420 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

Isu Kepemimpinan Perempuan dalam Politik Kini Menurun

2 Mins read
IBTimes.ID – Direktur Amnesty International dan aktivis Usman Hamid menilai, isu kepemimpinan perempuan dalam politik Islam belakangan menurun. Bahkan, kata dia, jika…
News

Teladan Sumpah Pemuda Masih Relevan Hingga Kini

2 Mins read
IBTimes.ID, Jakarta (26/10/24) – Tantangan di era digital semakin besar karena informasi sangat mudah disebarluaskan dan diterima sebagai sebuah kebenaran. Itulah sebabnya,…
News

Hari Santri Nasional 2024, Santri Pondok Pesantren Afkaaruna Yogyakarta Diharapkan Jadi Ahlul Ilmi dan Ahlul Khidmah

1 Mins read
IBTimes.ID – Pondok Pesantren Afkaaruna Yogyakarta gelar Upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2024 pada Selasa, 22 Oktober di lapangan Afkaaruna Secondary, Harjobinangun,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds