Pandemi sebuah keniscayaan kehadirannya. Ia tidak bisa dilawan tetapi hanya bisa disiasati. Salah satu yang terkena dampak tidak ringan adalah Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah. Perubahan drastis akhirnya dipilih karena pandemi Covid-19. Pembelajaran daring yang dipilih ternyata tidak sebagaimana yang diharapkan dan sesuai target kurikulum.
Melihat kenyataan tersebut, 3 (tiga) dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Widiya Yutanti, Nurudin, dan Muhammad Kamil, terpanggil untuk memberikan pelatihan menulis buku bagi guru sekolah Muhammadiyah di Malang Raya. Pelatihan atas kerjasama UMM dengan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabuaten Malang ini diadakan secara daring (5/12). Hasil pelatihan menulis ini adalah membuat artikel pengalaman guru mengajar era pandemi dan akan dibukukan. Sekitar 31 guru dari 9 sekolah Muhammadiyah di Malang Raya yang tergabung dalam program ini.
Untuk memotivasi peserta, didatangkan pembicara dari dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fajar Junaedi. Fajar dikenal sebagai dosen yang berpengalaman dalam mengawal dan memotivasi guru sekolah dalam menulis buku.
Dalam kesempatan pelatihan daring itu, Fajar menekankan bahwa menulis menjadi pilihan penting bagi guru era pandemi ini. Tiadanya waktu dihabiskan di kelas membuat mereka tertantang untuk kreatif. “Kita tidak usah serius-serius menulis. Menulis pengalaman saja saat pembelajaran daring. Semua guru tentu punya pengalaman. Pengalaman itu tentu berguna bagi orang lain,“ tegas dosen teladan UMY dan penyuka sepak bola tersebut.
Fajar juga memberikan kiat menulis sampai diterbitkan dengan memberikan modul bagaimana menulis yang bisa menjadi sebuah buku. Menulis sebuah tradisi yang harus diberikan teladan oleh para guru. Menurutnya, karena setiap hari guru bergelut di bidang ilmu dan tulisan. Ia akan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.
“Sekolah sebagai amal usaha Muhammadiyah layak memberikan contoh kongkrit. Kita tak lagi hanya mengandalkan omongan. Tetapi saatnya menulis. Ini tradisi yang harus dilestarikan,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu diberikan pula penjelasan teknis dari tim pengabdian masyarakat UMM. Pengabdian dengan tema “Pelatihan dan Penulisan Buku Bagi Guru Sekolah Muhammadiyah se-Malang Raya” mengambil langkah kongkrit dengan melatih guru-guru menulis karena menyadari betapa pentingnya dunia literasi. Semua guru dilatih dengan gratis, mendapat sertifikat, dan mendapat buku gratis serta semua naskah layak terbit.
“Sudah banyak kegiatan pengabdian yang cenderung memberikan bantuan dana, tetapi memberikan pelatihan keterampilan yang berguna bagi masyarakat dengan menulis jarang dilakukan. Untuk itu kami terpanggil melakukannya. Hasil buku tidak saja membanggakan para guru tetapi juga sekolah Muhammadiyah tempat para guru mengajar. Ini akan menjadi branding penting pula bagi sekolah,“ ujar Widiya, koordinator pengabdian dan Sekretaris ProdI Ilmu Komunikasi UMM ini dengan bangga. []
Editor: Zahra