IBTimes.ID – Kepemimpinan Kraton Surakarta kembali memanas setelah meninggalnya Sri Susuhunan Pakubuwono XIII pada Minggu (2/11/2025) di RS Indriati, Solo Baru, Sukoharjo. Sebagaimana diketahui, Pakubuwono mangkat pada usia 77 tahun. Sang Raja Keraton Solo akan dimakamkan di Astana Imogiri Yogyakarta pada Rabu (5/11/2025).
Sebelum jenazah sang raja dibawa ke Imogiri, Putra Mahkota, KGPAA Hamengkunegoro atau Gusti Purboyo menyatakan diri sebagai Pakubuwono XIV dan menjadi Raja Kraton Surakarta. Dilansir dari Kompas, mulanya Purboyo meminta doa dan membacakan ikrar kesanggupan dirinya menjadi PB XIV.
Setelah itu, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbaikusuma selaku kakak tertua Purboyo menyatakan bahwa keputusan mengangkat adiknya sebagai PB XIV sudah sesuai adat Kasunanan. Menurutnya, Purboyo langsung menyatakan diri sebagai raja ketika prosesi pemberangkatan jenazah agar tidak ada kekosongan kepemimpinan di Keraton Solo.
“Apa yang dilakukan Adipati Anom, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro, sesuai dengan adat Kasunanan. Dulu juga pernah terjadi pada era para leluhur. Sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah simbol kesetiaan, bukan pelanggaran adat,” ujar GKR Timoer.
“Segala prosesi adat dan tanggung jawab pemerintahan keraton tetap berjalan sebagaimana mestinya, di bawah pimpinan raja baru, Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIV,” tambahnya.
Profil Gusti Purboyo
Purboyo adalah putra bungsu PB XIII dari pernikahannya dengan permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Pakubuwono (KRAy) Pradapaningsih. GKR Pakubuwono adalah pendamping PB XIII ketika naik tahta pada 2004.
Purboyo lahir pada 27 Februari 2002. Ia lahir dengan nama Gusti Raden Mas Suryo Aryo Mustiko. Nama Purboyo sendiri ia dapatkan ketika ia diangkat sebagai Putra Mahkota di acara Tingalan Dalem Jumenengan ke-18 Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan PB XIII di Kraton Solo, 27 Februari 2022 silam. Saat penobatan tersebut, Purboyo baru berusia 20 tahun dan tengah menjadi mahasiswa S1 di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Saat ini, ia tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pendukung Gusti Purboyo menurut rencana akan menggelar upacara kenaikan tahta KGPAA Hamengkunegoro atau Gusti Purboyo sebagai PB XIV pada Sabtu (15/11/2025). Rencana prosesi tersebut sudah berjalan sekitar 70%.
Sementara itu, pihak-pihak yang tidak menyetujui naiknya Gusti Purboyo sebagai Raja Kraton Solo memilih untuk tidak hadir. Salah satunya adalah GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng. Sebagai pendukung Raden Hangabehi, ia menyebut bahwa pihaknya masih akan menunggu sampai 40 hingga 100 hari wafatnya PB XIII.
“Biar saja mau jalan. Saya akan tetap berpegang pada 40 hari atau 100 hari. Kita tidak akan menghadiri (jumenengan KGPAA Hamengkunegoro). Hasil yang hari ini pun itu langsung dibawa oleh Panembahan untuk disampaikan kepada pemerintah,” ujarnya.
Profil KGPH Hangabehi
Sementara itu, pada Kamis (13/11/2025), keluarga besar keraton yang berada di pihak lain menggelar rapat di Keraton Solo yang menghasilkan keputusan bahwa tahta kepemimpinan Raja Kraton Solo akan dilanjutkan oleh KGPH Hangabehi. Ia merupakan putra tertua dari PB XIII yang lahir dari istri kedua, Winarni Sri Haryani atau KRAy Winarni. PB XIII menikah dengan KRAy Winarni dan bercerai sejak sebelum naik tahta.
KGPH Hangabehi lahir dengan nama Gusti Raden Mas Soejo Soeharto pada 5 Febrauri 1985. Sebelumnya, ia menyandang gelar KGPH Mengkoeboemi. Gelar Hangabehi ia gunakan sejak 24 Desember 2022 sebagai bentuk penolakan LDA (Lembaga Dewan Adat) Keraton Solo atas pengangkatan KGPH Purbaya sebagai putra mahkota.
Naiknya Raden Hangabehi menjadi raja didukung oleh LDA Keraton Solo. Prosesi penobatannya dilangsungkan di Sasana Handrawina Keraton Solo pada Kamis (13/11/2025). Beberapa saat sebelumnya, ia terlebih dahulu diangkat menjadi Pangeran Pati atau calon raja.
“Lalu, kemudian pada saat itu ada pelantikan putra PB XIII, yaitu Gusti Mangkubumi, sebagai Pangeran Pati atau calon raja. Sekitar seperempat jam kemudian dilakukan penobatan PB XIV yang disaksikan oleh para sentono, kerabat, maupun para sesepuh keraton,” ujar putra PB XII KGPH Suryo Wicaksono.
(FI)

