IBTimes.ID – Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis Pimpinan Pusat (LKKS PP) Muhammadiyah dan Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) mengadakan kegiatan Muhammadiyah Youth Interfaith Leaders Program (MYILP) di BPMP Provinsi Bali.
Salah satu sesi yang cukup menarik di program MYILP ini adalah sesi bersama Dzawin Nur Ikram alias Dzawin dan Esther Natalia Dominiq Lubis, akrab dipanggil Esther. Keduanya membahas seputar konten-konten di media sosial. Dzawin sendiri adalah alumni IMM dari Cabang Ciputat, DKI Jakarta yang saat ini aktif di dunia entertaiment.
Dalam sesi ini, Dzawin menyampaikan pentingnya medsos sebagai sarana menyebarluaskan kebaikan. Dengan hadirnya medsos, isi pikiran kita tentang kebaikan bisa kita sebarkan ke siapapun dalam waktu yang sangat singkat.
“Teman-teman harus menyadari pentingnya medsos sebagai sarana menyebarluaskan pikiran atau ide. Kalau kalian bisa buat isi pikiran kalian menarik, pasti akan banyak yang melirik,” sebut Alumni UIN Ciputat itu.
Dzawin juga menceritakan pengalaman dia dalam menjadi kreator konten tidaklah mudah. Ia harus mampu memproduksi ide secara terus menerus, sehingga konten yang dihasilkan tidak hambar.
“Jangan bilang buat konten itu mudah. Apalagi urusan mempopagandakan sampai bisa fyp di TikTok, misalnya. Kita ini harus rela memproduksi ide setiap saat supaya kita gak garing kontennya. Dengan begitu, banyak yang melirik kita,” jelasnya.
Menyambung dengan apa yang disampaikan Dzawin, Esther yang merupakan selebtiktok sebagai pembicara kedua juga memberikan masukan kepada peserta MYILP bahwa sebagai anak muda harus menemukan jati diri dan berani menjadi diri sendiri.
“Kita ini anak muda, kalau bergelut di dunia medsos harus berani menjadi diri sendiri. Jangan mau disetir sama orang, apalagi kalau memang sudah fokus pada dunia yang biasa kita sebut entertainment ini. Dengan begitu, kita bisa memunculkan ciri khas dan pembeda yang membuat orang lain tertarik dengan pesan yang kita sampaikan,” tutur Esther.
Kehadiran Dzawin dan Esther menjadi penutup yang sangat baik. Sebab keduanya masing-masing merupakan mega-influencer dan influencer nasional dengan segudang pengalaman. Para peserta diproyeksikan dapat menjadi pemengaruh dengan belajar dari kedua sosok spesial ini.
Program MYILP sendiri berjalan selama tiga hari pada 13-15 Januari 2025. Acara ini diikuti 40 peserta lintas agama dari 18 Universitas Muhammadiyah-Aisyiyah di seluruh Indonesia.
(Soleh)