IBTimes.ID – Kepedulian Orang Tua terhadap anak di masa Pandemi sangat diperlukan demi terciptanya hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua. Menyikapi hal tersebut, Pusat Layanan Psikologi dan Konseling SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (PLPK Smamio) bersama Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik menggelar Webinar Parenting pada Sabtu, 5/9/2020 via Zoom Conference.
Webinar Parenting yang diperuntukkan wali siswa Sekolah Muhammadiyah GKB (Mugeb Schools) mulai dari SD Muhammadiyah 1 GKB, SD Muhammadiyah 2 GKB, SMP Muhammadiyah 12 GKB dan SMA Muhamamdiyah 10 GKB mengusung tema ‘Orang Tua Teman Terbaik Anak’ ini menghadirkan Elly Risman, Psi sebagai pemateri.
Melalui Webinar parenting kali ini, Elly Risman memberikan pemahaman kepada audiens tentang bagaimana orang tua bersikap dan berkomunikasi dengan anaknya apalagi di era pandemi. Menurut Elly Risman ada beberapa kesalahan yang mungkin tidak tersadari oleh para orang tua saat menjalin komunikasi dengan anak.
“Terkadang sesuatu yang disampaikan oleh orang tua tidak selalu sampai ke telinga anak anak karena tergesa-gesanya orang tua itu dalam berbicara. Kadang pula anak-anak menampakkan bahasa tubuh tetapi orang tua tidak menghiraukan,” ungkap ibu Elly Risman.
“Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan orangtua adalah kekeliruan dalam berkomunikasi,” sambungnya. Sebagian besar orangtua sering berbicara kepada anak dengan dua belas gaya populer.
12 Gaya Populer
“Apa saja 12 gaya populer itu? Yaitu memerintah, menyalahkan, meremehkan, membandingkan, men-cap, mengancam, menasihati, membohongi, menghibur, mengkritik, menyindir, dan menganalisa,” ucapnya.
Dua belas gaya populer yang dilakukan oleh orang tua tersebut memberikan dampak negatif bagi anak. Seperti anak menjadi suka marah, tidak percaya diri, cenderung pendiam atau memendam perasaan.
Contoh yang diberikan oleh Elly adalah mencap atau memberi label. “Bayangkan saja jika Cap/Stempel itu ditempelkan ke wajah anak kita. Sebut saja orang tua tersebut menempelkan cap bahwa anak ini malas, suka marah, teledor, telmi, tidak percaya diri, dan lain lain sampai muka anak itu penuh dengan cap. Cap-cap tersebut bisa saja hilang kalau muka dibersihkan, tetapi cap-cap yang diberikan oleh orang tua nyatanya akan tertancap di hati anak-anak. Itu yang membuat anak-anak merasa dirinya tak dihargai lagi,” ujar Psikolog berjilbab ini.
Dari sinilah seharusnya orang tua mulai menyadari betapa pentingnya menghargai perasaan anak-anak. Elly mengaku di tengah pemaparannya, banyak juga orangtua yang telah mengikuti seminar parenting dengan dirinya. Namun, hal tersebut akan percuma jika orang tua tidak bisa menyelesaikan masalah pada dirinya sendiri.
“Pada dasarnya sebagai orang tua, kita pun masih memiliki sifat bawaan dari kecil atau bisa disebut inner child,” ungkap ibu Elly Risman.
Inner child adalah sifat seseorang yang membekas dari masa kecil. Maka dari itu jika orang tua ingin menjadi teman terbaik anak, namun emosi atau perasaan yang ada didalam diri orang tua ini masih kurang baik, tentunya hal tersebut akan berpengaruh terhadap pola asuh anak. Jika permasalahan terhadap diri orang tua sudah teratasi, barulah orang tua itu dikatakan siap untuk menjadi teman terbaik anak.
Menjadi Teman Terbaik Bagi Anak
Beberapa poin penting yang membuat orangtua bisa menjadi teman terbaik anak adalah:
- Berkomunikasi dengan anak haruslah dengan rileks. Maksudnya, jika ingin menyampaikan sesuatu kepada anak, tidak perlu dengan kata kata yang panjang dan juga tergesa-gesa. Orang tua harus mengatur pembicaraannya dengan mengungkapkan kalimat demi kalimat yang tiap kalimatnya terdiri tidak lebih dari 15 kata.
- Dengarkan perkataan anak-anak. Tak hanya itu, Elly juga menyarankan setiap orang tua selalu memperhatikan anak anak saat bicara, serta mengetahui keunikannya.
“Kembali ke 12 gaya populer tadi, setiap orang tua tidak seharusnya menyalahkan atau membanding-bandingkan anak karena setiap anak memiliki keunikan dan karakter masing-masing,” jelasnya. - Jaga perasaan anak-anak. Berlaku lemah lembut kepada anak, akan membuat perasaan mereka dihargai. Anak-anak akan merasa bahwa mereka dipedulikan oleh orang tuanya. Maka dari itu, jika orang tua sedang emosi, orang tua tidak dianjurkan untuk menasehati anak.
Di akhir pemaparan materi, Elly berpesan kepada audiens untuk selalu mensyukuri hidup meskipun di tengah pandemi seperti ini. “Hikmah Pandemi ini banyak orang tua yang bisa berkumpul dengan anak cucunya, karena anak adalah anugerah yang sangat mahal dibandingkan dengan pekerjaan kita,” tutup ibu Elly Risman yang juga merupakan direktur Yayasan Kita dan Buah Hati.
Kegiatan Webinar Parenting yang digelar oleh PLPK Smamio ini diikuti oleh 1035 peserta. Meskipun dilaksanakan secara daring, audiens yang mengikuti kegiatan ini sangatlah antusias. Hal ini terbukti dari membludaknya pendaftar pada sehari sebelum pelaksanaan webinar ini.
***
Hal ini tak luput dari peran serta dan dukungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik. “Di era pandemi saat ini, kita tetap memfasilitasi anak anak kita dengan Pembelajaran Jarak Jauh. Maka dari itu semoga webinar parenting ini akan memberikan banyak manfaat kepada bapak ibu wali siswa,” ujar bapak Nanang Sutedja, SE MM, ketua majelis Dikdasmen PCM GKB Gresik dalam sambutannya.
Ia menjelaskan bahwa Mugebs Schools akan terus berperan aktif untuk memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak. Webinar Parenting ini dihadiri pula oleh Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dra. Arbaiyah Yusuf, M.A, Ketua umum Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik, Taufiqullah Ahmady, M.Pd, Ketua Umum Pimpinan Cabang Muhamamdiyah (PCM) GKB Gresik Djufri, S.Sos, Ketua Majelis Dikdasmen PCM GKB Nanang Sutedja, SE MM, Ustadz Ustadzah Mugeb Schools, serta ustadz-ustadzah sekolah mitra hingga ratusan wali siswa Mugeb Schools.
Reporter : Novania Wulandari